Friday 23 March 2018

Earth Hour 24 Maret di Bandung

Earth Hour 24 Maret di Bandung Sampah. Kesannya sepele tapi yaaa,... harus diakui masalah ini annoying banget. Beberapa waktu lalu, TPS alias tempat pembuangan sementara yang jaraknya cuma 100 meter dari rumah saya, tepatnya depan pasar Cijerah  sampahnya numpuk. Duh, baunya  itu lho ga nahan 😫😫😫. Kadang kalau  balik ke rumah atau harus ke luar pas lewat pasar dan lagi hujan saya suka merasa merinding. Bukan apa-apa. Banjir leuleuncangeun (banjir semata kaki)   udah psati terkontaminasi dari rembesan sampah di sana. Belum lagi kotoran kuda yang selalu ada di pinggir jalan. Hiiiy, gatel! Makanya, kalau sudah sampai rumah, ritual nyuci ka kudu berulang-ulang. Kan, ngeri kalau kena tetanus.

Eh tapi, persoalan sampah bukan sebatas  bungkus plastik atau kemasan lainnya yang kerap terlihat ngambang dan hanyut di sungai. Meyda Sefira, artis cantik pemeran Husna dalam film Ketika Cinta Bertasbih pernah menemukan sampah berupa kasur yang sudah tidak terpakai yang dibuang ke Sungai Cikapundung! Entahlah, kalau dibilang iseng. Ini mah kebangetan. Awareness? Udah pasti sih, menurut saya, orang yang buang sampah ini sangat ga mikir. 

Dalam acara Konferensi Pers Earth Hour pada hari Selasa, 20 Maret 2018 kemarin, Meyda Sefira memang hadir sebagai salah satu duta Earth Hour. Meyda yang memang sejak kuliah concern sama soal sampah juga mengingatkan undangan yang hadir kalau lingkungan itu adalah amanah dari Tuhan. Nantinya, kita semua akan dimintai pertanggungjawaban, apa saja yang sudah kita lakukan. Termasuk bagaimana kita menggunakan air, energi dan terkait lingkungan lainnya. 

Duh, terus saya jadi mikir. Iya, nih jangan-jangan saya juga belum sepenuhnya membuktikan rasa cinta saya sama lingkungan. Eaaa. emang cinta cuma sama mahluk Tuhan aja? Helooo, padahal kita tinggal di bumi, kan? Ada hewan dan tumbuhan yang berhak hidup dengan kualitas bumi yang mendukung kehidupannya.

Ngomongin soal Earth Hour yang akan berlangsung di tanggal 24 Maret nanti memang menarik. Sebenernya nih saat isu pemanasan global yang kian memanas ini balik lagi sama diri kita sendiri, kok. Semisal mematikan alat listrik yang tidak terpakai, mengehemat air (hayooo, siapa yang masih suka membuka keran yang deras saat cuci muka, mandi, wudu atau cuci pakaian dan cuci piring?), meminimalkan penggunaan barang plastik yang memang butuh lama untuk dicerna bumi dan hal-hal lainnya?


Untuk itulah WWF menginisiasi gerakan  ini sejak tahun 2007.  Earth Hour bertujuan untuk mengampanyekan dan mengajak semua individu, komunitas, praktisi bisnis dan pemerintah di seluruh dunia untuk ikut peduli pada persoalan perubahan iklim  yang disebabkan oleh aktivitas manusia itu sendiri. Impelementasinya sendiri ga ribet sebetulnya. Balik lagi ke diri sendiri itu tadi. Bayangkan kalau semakin banyak orang yang melakukan ini, pastinya akan  berefek luar biasa. Ga ada lagi tuh banjir  atau air sungai yang meluap. Yekan? Ini baru salah satu contoh kecilnya saja.

Earth Hour ini pertama kali dimulai di Aussie  yang ditandai dengan gerakan memadamkan listrik selama satu jam pada hari sabtu mingu ketiga di bulan Maret setiap tahunnya. Gerakan ini kemudian bergulir dan diikuti oleh negara-negara lainnya di dunia, termasuk Indonesia  pada tahun 2009.  Selain Jakarta,  gerakan ini juga diikuti oleh lebih 30 kota lainnya di Indonesia, dan Bandung termasuk salah satunya.

Untuk acara Earth Hour tahun ini, dengan mengusung tema Connect to Earth, peringatan Earth Hour dj Bandung dilaksanakan di dua tempat, yaitu Plaza Trans Studio Mall untuk tingkat Kota Bandung dan halaman Gedung Sate untuk tingkat Provinsi.  Nantinya bukan hanya simbolisasi pemadaman listrik selama satu jam (dari jam 20.30 - 21.30)  saja tapi juga bakal ada sejumlah kegiatam yang tidak kalah menariknya. Mau tau kan, apa saja? Niiiih:

Di Plaza TSM

  • Cerdas Cermat Tungkat SMP/Sederajat Se-Kota Bandung
  • Pameran Komunitas
  • Pameran Foto
  • Food Truck
  • Uji Emisi Gratis (mulai jam 10.00-14.00) bersama DLHK Kota Bandung
  • Hiburan 
  • 100 Free Tart Gratis dari Hokkaido Baked Cheese Saat Pemadaman Berlansung

Sementara untuk tingkat propinsi bakal ada kegiatan yang tidak kalah menariknya, yaitu:

  • Lomba Eksperimen Sederhana untuk Tingkat SMA/SMK?Sederajat Se-Provinsi Jawa Barat
  • Pameran Efisiensi Energi dari berbagai instansi
  • Pameran Foto
  • Food Truck
  • Aneka Hiburan
By the way, peringatan tahunan Earth Hour ini bukan cuma seremoni basa-basi saja, lho. Apa yang akan dilangsungkan nanti adalah puncak acaranya. Jauh hari sebelumnya edukasi dan aktivitas lainnya tetap berjalan. Hotel  Trans Luxury Bandung pun sudah mengimplementasikan budaya Green Living. Misalnya saja Building Auto System and Smart Chiller System, Penggunaan lampu LED yang sudah mencakup 70% area hotel, pemanfaatan sumur resapan, program daur ulang limbah cair untuk penyediaan air di cooling tower dan di tahun 2018 ini sudah memanfaatkan air hujan untuk daur ulang dengan menggunakan carbon filter dan sand filter yang digunakan untuk laundry. Pastinya sudah sesuai dengan standar baku mutu dong, ya.  

Amazingly,  dari air hujan yang didaur ulang ini bisa menghasilkan 80 meter kubik dan sudah lolos uji di labnya Dinas Kesehatan Bandung. And guess what? 70% kebutuhan laundry hotel selama satu tahun disuplai dari air hujan ini. Kereeen! Dari berbagai efisiensi energi dan air yang dilakuan, Hotel Trans Luxury Mall bisa menghemat pengeluaran senilai 4 milyar rupiah dan 6,5 juta kwh penggunaan listrik. Kalau dikonversikan dalam jumlah co2, sudah ada 4.700 ton co2! Ckckckk..... Luar biasa pake banget, kan? Hayo ah, jangan mau kalah sama hotel.

Selain itu juga ada   perkumpulan Jaringan Komunikasi Bandung Bijak Energi alias JKBBE yang terbentuk pada 2 Maret 2011, Eco Champion yang anggota-anggotanya berasal dari lintas profesi dan usia serta beberapa implementasi lainnya baik di tingkat kota maupun provinsi. Misalnya Eco Office yang mendorong penghematan energi dan air di berbagai instansi pemerintah (Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat), Eco Pontren yang melibatkan aktivis pesantren, dan ini nih, sudah ada 58 Kampung Iklim yang terbentuk di Jawa Barat. 



Salah satu duta lainnya juga bercerita pengalamannya sejak ikut aktif peduli soal lingkungan ini. Selain menemukan partner untuk kebaikan juga mendapatkan hal-hal baru soal lingkungan dengan simpel. Dengan niat melakukan untuk tujuan kebaikan dan konsistensi dimulai dari diri sendiri, mbak cantik ini bisa menginspirasi keluarga sendiri. Semisal kebiasaanya untuk membawa tumbler ke mana-mana untuk bekal minum jadi menyadarkan anggota keluarga lainnya untuk sedikit lebih peduli dan sayang pada lingkungan.

Gimana? Kalaupun tidak punya waktu untuk tergabung dalam komunitas seperti mereka, setidaknya kita mulai dari hal terkecil yang bisa kita lakukan. Misalnya saja mematikan lampu dan alat listrik lainnya pada malam hari. Mereduksi tagihan listrik bulanan sih udah pasti lah, ya. Tapi tanpa kita sadari dengan cara seperti ini kita juga bisa membantu mengurangi pemanasan global. Ya, kan? Ya, kan? 






Share:

1 comment:

  1. yup setuju dimulai dari hal kecil kita bisa turut partisipasi gerakan ini ya teh :)

    btw aku juga ga abis pikir itu yang buang kasur ke sungai cikapundung ckckck sungguh terlalu pisan :/

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.