Dulu saya itu paling ogah masak olahan dari kambing. Termakan mitos yang katanya daging hewan ini jadi pencetus kanker (nenek, ibu dan beberapa kerabat pernah terkena kanker). Tapi ternyata setelah tes alergi dan dokter yang mendiagnosa bilang ga ada masalah, barulah berani mencoba. Apalagi beberapa waktu lalu, tekanan darah yang rendah jadi mencicipi sate kambing untuk membantu menormalkan tensi.
Olahan daging kambing, sosis, gandum, adas, kurma atau rempah yang melimpah seperti kapulaga, itu yang membenak di kepala kalau disebut makanan khas arab. Buat sebagian orang, rasa gurih yang pekat belum tentu cocok di lidah. Terbiasa dengan makanan yang rada salty, tidak terlalu manis seperti itu selera lidah saya. Tapi bukan berarti saya kaku, fanatik dengan olahan masakan yang nyunda, makanan sehari-hari yang paling sering saya jumpai. Makanan olahan daerah lain pun suka kepingin nyoba.
Olahan daging kambing, sosis, gandum, adas, kurma atau rempah yang melimpah seperti kapulaga, itu yang membenak di kepala kalau disebut makanan khas arab. Buat sebagian orang, rasa gurih yang pekat belum tentu cocok di lidah. Terbiasa dengan makanan yang rada salty, tidak terlalu manis seperti itu selera lidah saya. Tapi bukan berarti saya kaku, fanatik dengan olahan masakan yang nyunda, makanan sehari-hari yang paling sering saya jumpai. Makanan olahan daerah lain pun suka kepingin nyoba.
![]() |
jangan keder dulu mencicipi makanan khas arab, ya |
Saya emang masih picky sebenarnya mencicipi olahan daging kambing. Oke, alergi skip. Tapi gimana dengan kandungan kolesterol atau cara pengolahannya yang ga bener, yang menyebabkan daging yang kita makan jadi smelly? Well, mitos itu terpatahkan juga.
Alih-alih memeluk dompet erat-erat khawatir harga menu masakah yang mahal, saya menemukan kedai yang mengolah makanan khas arab dengan rate yang bersahabat. Hari kamis kemarin saya dan teman-teman blogger Bandung diajak mencicipi Nasi Goreng Kebuli Kambing ala Kedai Grengseng. Karena semuanya belum berkumpul, kami disuguhi dulu sambosa, semacam cemilan khas arab. Isinya berupa daging cincang, bawang dan cabai hijau. Mungkin semacam kroket kalau di sini mah.
Alih-alih memeluk dompet erat-erat khawatir harga menu masakah yang mahal, saya menemukan kedai yang mengolah makanan khas arab dengan rate yang bersahabat. Hari kamis kemarin saya dan teman-teman blogger Bandung diajak mencicipi Nasi Goreng Kebuli Kambing ala Kedai Grengseng. Karena semuanya belum berkumpul, kami disuguhi dulu sambosa, semacam cemilan khas arab. Isinya berupa daging cincang, bawang dan cabai hijau. Mungkin semacam kroket kalau di sini mah.
![]() |
camilan khas arab ini wajib dicoba |
Dengan membayar Rp. 20.000,- kita sudah mendapatkan satu porsi sambosa berisi 3 pcs lengkap dengan saus cabe dan tomat. Meskipun saat mengunyah lidah kita mengenali ada cacahan cabe hijau didalamnya, rasanya tidak pedas, kok. Trust me, hampir setahun ini saya menjaga jarak (kayak di jalan raya aja) dengan makanan pedas. Lidah saya jadi lebih peka mengenali tingkat kepedasan makanan. Kalau takut mules, kita masih bisa mencocolkan sambosa ini dengan saus tomat. Ditemani rinai hujan di luar sana, menikmati samosa dengan minuman hangat adalah cara yang asik menghabiskan waktu saat dingin yang menelisik.
Enggak pake lama, menu utama pun datang. Saya memilih nasi goreng kebuli ga pake pedas. Yes, di kedai Grengseng ini kita bisa memesan menu biasa atau spicy. Porsinya standar, cukup lah buat ukuran perut saya. Hanya dengan 25K saja, nasi kebuli dengan cacahan daging kambing muda dan taburan kismis di dalamnya cukup meredakan rasa lapar di perut.
Enggak pake lama, menu utama pun datang. Saya memilih nasi goreng kebuli ga pake pedas. Yes, di kedai Grengseng ini kita bisa memesan menu biasa atau spicy. Porsinya standar, cukup lah buat ukuran perut saya. Hanya dengan 25K saja, nasi kebuli dengan cacahan daging kambing muda dan taburan kismis di dalamnya cukup meredakan rasa lapar di perut.
![]() |
porsi dan harga nasi goreng kebuli ini cincai lah |
Kalau masih keuekeuh enggak mau mencicipi nasi kebuli yang sarat dengan rasa daging kambing, tenang aja. Kedai Grengseng menyediakan nasi goreng kebuli ayam atau menu khas Indonesia seperti nasi rawon, nasi tongseng dan nasi goreng cikur. Kecuali nasi goreng cikur yang harganya cuma 15K, nasi tongseng dan nasi rawon di sini dibanderoli harga 25K juga, sama dengan nasi goreng kebuli kambing. Sementara kalau ingin mencicipi nasi kebuli dengan rasa daging kambing yang lebih pekat dan tentu saja rempah-empah khas arabnya, bisa memesan nasi kebuli kambing. Porsinya sih sama saja, cuma sedikit beda di harga, yaitu 30K.
Ngomong-ngomong soal rempah yang diolah di Kedai Grengseng ini, olahan bumbunya sudah disesuaikan dengan lidah khas Indonesia. Jadi tidak sulit kok untuk beradaptasi dengan menu ala-ala Arab yang disajikan. Dan soal kekhawatiran daging kambing yang bisa mencetus kenaikan kadar kolesterol pun sudah diantisipasi oleh Kedai Grengseng. Daging kambing yang diolah adalah daging kambing muda yang usianya sekitar 6 bulanan, sehingga kadar kolesterolnya lebih rendah. Selain itu, daging kambing muda ini lebih empuk saat dikunyah dan tentu saja enggak smelly, tuh.
O, ya saya juga suka salad mini pendamping khas nasi kebuli ini. Komposisi potongan tomat dan irisan bawang bombaynya terasa ngeblend di lidah berkat sedikit campuran cuka di dalamnya, seger.
Makannya sudah. Selain haus, juga biar ga tersedak, kami memesan minuman di Baba's yang menempati food court yang sama. Saya memilih Lemon sensation, minuman yang terbuat dari perasan lemon yang segar tapi tidak terlalu kecut saat diseruput. Cuma 16K saja untuk satu gelas besar ini. Kalau menurut saya sih, bukan penggemar minuman asam pun masih bisa kok memesan Lemon Sensation, apalagi kalau cuaca di luar sana sedang panas-panasnya. Nyess deh, sukses bikin adem.
![]() |
leom sensation, asem dan segarnya pas |
Selain lemon sensation, masih ada minuman lainnya yang bisa dipesan. Ada timun serut yang terbuat dari timun serut, dicampur dengan melon, lemon dan sedikit susu untuk mempercantik penampilan. Harganya juga murce, kok cuma 12K saja.
![]() |
timun serut ala Baba's |
Atau kangen dengan ras leci yang manis tapi segar? Cuma 14,5 K saja untuk satu porsi seperti ini.
![]() |
minuman leci |
Selain ketiga minuman ini, Baba's menyediakan aneka minuman lainnya. Ada Teh Arab alias Halib Chai dengan campuran rempah-rempah di dalamnya, atau hookah (sisha), semacam rokok yang dihisap dengan selang. Dibuat dari jus buah-buahan, dengan rasa yang bisa dipesan direquest sesuai selera. Bisa jadi pilihan buat Pak suaminya, setidaknya asap yang menguar dari sisha tidak setajam dan mengganggu dari tembakau dari rokok biasa.
![]() |
foto credit: Nchie Hanie |
New Tubiz eat n chat
Jalan Tubagus Ismail No. 45A (dekat RS Habibie)
Bukan setiap hari jam 10.00 s/d 22.00 Kecuali sabtu malam, sampi jam 24.00
InstagraM: @kedaigrengsengkambing
live music setiap malam minggu di arena food court.
24 Comments
pgn sambosanya ih
ReplyDeleteYuuk ke sana. :)
DeleteAku jadi nelen ludah berkali-kali, inget enaknya pas makan nasi kebuli ini Teh. glek
ReplyDeleteHIhi... apalagi kalau udah coba grengsengnya, ya. Bisa-bisa nelan ludahnya puluhan kali.
DeleteAduuuh jadi laper itu sambosanya menggoda buat dicomot dicocol sambel...
ReplyDeleteKalau jalan ke Bandung, jangan lupa mampir ke sini. Biar bisa nyomot sambosanya eh beli maksudnya hehe
DeleteAku gak suka kambing krn baunya aneh. Tapi klo pas aqiqoh anakku aku doyan soalnya gk bau.
ReplyDeleteNgiler sm samosanya, enak kyknya
berarti tergantung yang ngolahnya kan, mbak. Samosanya emang enak. Gurih dan kriuk. Ayo ke Bandung mbak, biar bisa mampir ke Kedai Grengseng dan nyobain.
DeleteNanti mau ajakin suami kesini ah. Dia suka banget makanan ginian
ReplyDeleteAjakin Marwah juga ya, Tian :)
DeleteWow, buat kedai bercitarasa kafe, harganya ramah banget di kantong. Kalo lagi di Bandung boleh juga nih mampir kesitu.
ReplyDeleteIya, murah pisaaan. Jangan lupa seting remindernya kalau mau ke Bandung ya, Wi. Biar ga kelewat mampir ke Kedai ini.
Deletedi Medan udah mulai ada juga tuh restoran kuliner Arab :)
ReplyDeletewaah asik. udah cerita di blognya, kah? nanti aku mampir ke blognya, ya.
DeleteSambosa mirip cireng batu bulan ga si teh #eh hahhaha
ReplyDeleteNah, apa itu cireng abtu bulan, Nit? hihihi Aku baru tau ada cireng batu bulan #pasangmukapolos
Deletegelas minumannya lucu ya teh, kayak toples kecil gitu. :))
ReplyDeleteIya, lucu. Udah gitu puas pula karena isinya banyak hehe
DeleteYa ampuuuun.. Kenapa jadi enak2 semua.. Di sini aku suka kuliner timur tengah karena pasti halal mak :)
ReplyDeleteHihihi maafkan udah bikin ngiler. DI NY sana piliahan makanan yang paling aman kayaknya resto arab, ya. Eh ada resto Indonesia kah di sana, mak?
DeleteHuaah, pagi2 lihat makanan, jadi lapar.. itu sambosanya, saya penasaran sekali rasanya.
ReplyDeleteBiar penasarannya ga keterusan, sini main ke Bandung, Mbak. Trus melipir ke Tubagus Ismail 45A, ya.
DeleteAduhh tempatnya jauh banget di Bandung. Padahal pengin nyobain sambosa-nya. Bisa pesen Online nggak yah kira-kira?
ReplyDeleteEmang posisinya di mana, Mas? kalau di Bandung sih bisa pesen pake Gojek. Rencanain deh maen ke Bandung biar bisa nyobain makan samosanya :)
ReplyDeleteSilakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.