Pagi ini kamar saya kayak kapal pecah, Banyak barang-barang berserakan di mana aja, pakaia kotor yang belum dipisahkan, kertas yang sudah tidak terpakai dan beberapa lembar plastik keresek yang tercecer yang belum saya lipat. Kalau ada waktu suka saya lipat jadi segitiga biar lebih rapi. Entah sejak kapan ini tumpukan keresek ga ada abisnya.
Belum bisa sepenuhnya sih lepas dari pemakaian kantong plastik, Tapi sebisa mungkin sya minimalin deh pemakaiannya. Kalau tas masih muat atau bisa disatuin di kantong belanjain lain ya ga usah pake.
Jadi sebenarnya bukan soal rugi ga rugi 200 perak bayar keresek waktu belanja itu. Tumpukannya dirumah yang jarang kepake dan ga mungkin juga buat dicemil (halah) itu alasan lain saya support kampanye reduce plastic use. Memanfaatkan goodie bag untuk memasukan belanjaan bisa jadi salah satu solusinya. Lagian bisa membuat kita nampak lebih keren, lho. Hehehe...
Kalau belanja di pasar tradisional bisa kita masukan langsung ke goodie bag yang sudah kita bawa dari rumah, lain ceritanya kalau belanja di supermarket. Kayak yang saya lakukan kemarin pas melipir ke sebuah supermarket deket rumah, biasalah belanja kebutuhan pribadi awal bulan.
Biasanya saya suka nanya mama saya, kali aja mau nitip beli apa gitu. Meskipun sebenarnya suka H2C, soalnya sekalinya belanja, suka banyak sekalian nyetok.
Bayangin aja, 1-2 kg telur, beberapa pouch minyak goreng, detergen untuk mencuci baju, pengharum pakaian, cairan pembersih lantai, sabun khusus utuk mencuci piring dan kebutuhan rumah tangga lainnnya. Sizenya gede-gede. Males banget kalau harus ngangkot. Kalau mau belanja gini, biasanya saya suka ngebajak kakak atau adik saya. Buat nganterin, lah hehehe. Kan enak, belanjaannya tinggal cantelin di motor sampai rumah. Ga berat harus ngejinjing setelah turun dari angkot dan jalan ke rumah.
Oke, balik lagi ke shopping tadi, ya. Belakangan ini saya rada kurang makan buah sama sayur. Kebanyakan cheating, makanya sekalian belanja, saya melipir ke lorong buah dan sayur. Satu ikat bayam, satu kemasan isi 3 pokcoy, lemon lokal, letuce, dan pepaya california yang sudah diiris saya masukan ke troli.
Dulu sih suka saya masukin begitu aja semua belanjaan. Jadi numpuk dan berantakan gitu. Waktu kemarin itu cara saya memasukan belanjaan ke kereta belanjaan ga seperti biasanya. Selain emang kemarin lagi rame pengunjung, sepertinya troil yang saya pake lain sendiri.
Ada 3 trolly bag yang sudah terkait untuk memuat belanjaan saya. Maka, untuk buah dan sayuran, saya masukin ke trolley bag berwarna biru. Keperluan lain seperti pembalut, tisue, sampo, sabun dan keperluan lainnya saya pisahkan di kantong warna kuning. Buat beberapa minuman plus cemilan saya pisahkan lagi di kantong berwarna hijau. Jadi begitu sampai ke kasir,troli saya paling rapi , dong.
Ada kejadian lucu waktu saya nyari sikat gigi. Seorang pengunjung yang kebetulan lewat dari arah berlawanan sempat berhenti dekat saya. Kirain emang mau nyari barang di lorong yang sama. Eh ternyata dia kepo, ngintipin ada apa di dalam trolley bag saya. Halo, pak. Ada ownernya nih, di sini. Biar saya kurang tinggi, masa ga keliatan, sih? :D
Karena sebenarnya list belanjaan saya ga terlalu banyak, 1 dari trolley bag yang tidak terpakai, saya lipat aja. Mungkin lain waktu kalau mama saya nyuruh belanja atau nitip banyak, ga ada kantong yang nganggur. Pertanyaan standar soal kantong plastik berbayar dari kasir yang 1-2 bulan terakhir, ga saya denger hari ini. Malahan saya duluan yang bilang, "Mbak, belanjaannya masukin ke goodie bag itu aja, ya."
Mbak kasirnya ngangguk ngerti lalu sibuk menghitung belanjaan saya. Kalau di lorong tadi ada pengunjung yang ngintip isi trolley bag atau beberapa pasang mata menatap saya (envy mungkin? :D) trolley bag ini bikin kehebohan lain di kasir. Ceritanya, kasir yang melayani saya sore itu mau tutup. Mungkin ganti shift atau apalah.
Seorang mbak karyawati lainnya datang membantu. Setelah memasang rantai sebagai tanda kasirnya tutup dulu, dia membantu merapikan uang dari laci. Selesai itu, dengan cueknya dia membawa satu goodie bag saya yang masih tergeletak. Mbak kasir yang pake jilbab lagi sibuk memasukan belanjaan saya ke goodie bag. Kontan dong, saya bilang, "Errr... maaf mbak, itu goodie bag punya saya." Hihihi dikiranya properti punya supermarket atau apalah.
Soalnya kalau beli barang elektronik, buku atau beberapa keperluan lain emang ga dikasih langsung. Misalnya kalau saya beli gulungan kabel dari konter elektronik, saya dikasih kartu dengan nomer tertentu. Nantinya petugas yang berjaga di konter tadi bakal nganterin barang yang saya beli dengan menggunakan goodie bag. Mungkin warnanya senada dengan goodie bag properti milik supermarket.
Goodie bag yang saya pake kemaren memang beda dari yang biasanya saya pake. Kerena setiap kantong dilengkapi dengan besi pengait untuk dicantelkan di troli, kita bisa mengatur penyimpanan belanjaan kita.
Barang-barang yang fragile, kayak gelas keramik, pouch minyak yang mungkin bisa bolongable (istilah macam apa ini), telur yang takut pecah, bolu atau makanan yang takut rusak karena tertimpa belanjaan lain bakal tetap aman kalau kita pisahkan di troli. Asik, kan? Keren lagi.
Kalau mau punya trolley bag ini, coba deh kepoin praktisprint.com atau bisa juga pesan di tokopedia untuk membeli satu set trolley bag seharga Rp. 150.000 yang terdiri dari 4 kantong denga warna berbeda. Waktu saya dapetin kantong ini, warnanya adalah biru,merah, kuning dan hijau. Sewaktu-waktu, persediaan warna bisa berubah. Jadi bisa aja ada warna lain yang bakal available.
Ukuran kantong yang terbuat dari bahan spunbond ini memang ga sama. tinggi dan lebarnya yang beda-beda bisa kita sesuaikan untuk menyimpan barang. Yang sedikit bisa kita simpan di kantong berukuran 39 x 38 x 18 cm atau kalau bawaannya bejibun bisa disimpan di kantong berukuran 50 x 45 x 18 cm. Cantelan dari bahan alumunium yang ujungnya karet ini juga bisa dilepas. Ga akan ngagokin kalau setelah keluar dari supermarket tadi akan kita junjing.