Wednesday 2 February 2011

Lomba Resensi Buku (Please Support Me :D)

Dear Friend, ada lomba resensi buku yang di adakan Asma nadia. Hadiahnya lumyan banget, nih :
Akan diambil 2 orang pemenang.
Juara I : hadiah buku terbitan ASMANADIA PUBLISHING HOUSE senilai Rp.500.000
Juara 2 : hadiah buku terbitan ASMANADIA PUBLISHING HOUSE senilai Rp. 300.000

@ 10 peresensi awal yang berada di Jakarta dan sekitarnya akan
mendapatkan kesempatan untuk melihat syuting film Rumah Tanpa Jendela
secara langsung.
@ 5 Peresensi terbaik yang ada di Jakarta dan sekitarnya, berhak
mendapatkan tiket gratis untuk nonton bareng film Rumah Tanpa Jendela
bersama Asma Nadia!

Bisa ngehemat budget kita buat belanja buku-buku Asma Nadia kan? dan kalo menang bisa dialihkan untuk belanja buku lainnya. Duh beneran deh, saya udah bikin list buku-buku yang pengen saya beli dan berharap bisa menang hehehe. Kalo temen-temen pengen ikutan juga bisa baca ketentuannya di sini 
Waktunya masih panjang koq, sampai tanggal 25 Februari 2010 ini.

Nah sekalian nih saya mau minta tolong juga hehehe. Tolong dong kasih komentar  di resensi yang saya buat ya, kalo ga komen kasih jempol juga ga papa koq. Soalnya pemenang yang diambil adalah mereka yang jumlah komen/like nya paling banyak.  Caranya gabung dulu ke http://www.facebook.com/AsmaNadia.Penulis  trus komentarin deh resensi saya sini.
Jangan sampe nyasar ya

O ya ini resensi saya ya, tapi tetep kasih komentar/likenya di link yang saya kasih (jangan lupa join dulu ya) hehehe bukan maksa ya tapi memohon (lho?)



Siapa tak kenal Asma Nadia? Penulis wanita yang dikenal produktif menelurkan puluhan karya dalam rentang waktu sepuluh tahun terakir, bahkan salah satu cerpennya dalam Emak Ingin Naik Haji diangkat ke layar l lebar dan sukses menguras emosi penonton air mata penonton dan pastinya apresiasi positif juga. Selain Emak Ingin Naik Haji (EINH) yang terbit tahun 2010 Asma Nadia juga menulis sebuah buku berisi kumpulan 17 cerita yang dirangkum dalam sebuah buku dengan judul Sakinah Bersamamu.
Dalam buku Sakinah Bersamamu (SB) ini cerita pertama dibuka dengan "Rahasia Mas Danu (hal. 1-15) mengkisahkan Eni yang gemas melihat sikap Mas Danu yang terlalu pendiam dan datar-datar saja menngekpresikan perhatiannya. "Mata yang Sederhana" (hal. 20-30) bercerita bagaimana pergulatan Heri yang nyaris terpengaruh dengan bisikan-bisikan teman-temanya untuk berselingkuh lantaran Nita- istrinya yang sepertinya acuh dengan penampilannya. Ada Rani yang terusik cintanya di masa lalu (hal. 57-73). Berikutnya Ada Mutia yang belajar menilai materi tidak selalu menjamin keutuhan rumah tangga, Nisa seorang anak penderita Autis yang menguras kesabaran ibundanya, Bu Saiman yang bermain kucing-kucingan dengan tukang kredit dan kehilangan rejekinya karna ulahnya. Cerita Bu Kokom yang gemar menebar gosip dan panasan mengingatkan kita akan bahaya ghibah sebuah fenomena yang kerap terjadi di sekitar kita (smoga kita tidak termasuk diantaranya, naudzubillah). Cerita "Kalung" yang ditulis Galuh Chrysanti dalam buku ini mengudang haru saya karena hidayah bisa datang kapan saja dengan cara yang tak pernah kita duga.
Sejak awal membaca ulasan Sakinah Bersamamu baik melalui blog, facebook dan media lainnya saya langsung penasaran untuk segera membacanya. Buku ini layak dibaca siapa saja, pasangan muda yang baru menikah baik suami atau istri, sudah lama menikah atau bahkan bagi yang belum menikah. Di setiap akhir cerita, Asma Nadia menyisipkan ulasannya mengajak pembaca lebih bijak berfikir jernih mememandang sebuah masalah yang terjadi.
Jika dibandingkan dengan buku Asma Nadia Lainnya yang bergenre sama (baca: tentang rumah tangga ) dengan judul "Catatan Hati Seorang Istri " (Lingka Pena : 2007) yang berisi kumpulan "curhat" para perempuan berhati baja menghadapi getirnya penghianatan, sakitnya sebuah perpisahan atau kisah -kisah lainnya yang mengharu biru dalam kondisi tertentu jika pembaca tidak punya bekal emosi yang cukup mungkin bisa mempengaruhi pola pikirnya untuk menggenapkan setengah agamanya. Ada nuansa berbeda yang saya temukan dalam SB ini. Gaya penuturan yang lugas, serta pilihan kata yang ringan membuat pembaca yang awampun tidak perlu mengerutkan kening untuk memahami hikmah yang bisa digali. Intinya buku ini benar-benar saya rekomendasikan bukan cuma untuk dibaca tapi juga untuk menambah koleksi perpustakaan di rumah atau mungkin kado bagi yang baru menikah. Hehehe
Usai membaca buku ini pembaca diajak untuk lebih dewasa menghadapi masalah yang timbul dalam rumah tangga, entah itu antara suami dengan istri, orang tua dengan anak, kita dengan lingkungan sekitar, masa lalu yang kerap datang mengusik tanpa disangka, materi yang tidak sebanyak orang lain, dan sederet masalah lainnya. Mungkin pepatah “Rumput Tetangga Lebih Hijau” sesuai untuk menggambarkan isi buku ini. Bagaimanapun Cinta bukanlah mencari pasangan yang sempurna tetapi menerima pasangan dengan sempurna.
Share:

0 Comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.