Friday, 23 March 2018

Earth Hour 24 Maret di Bandung

Earth Hour 24 Maret di Bandung Sampah. Kesannya sepele tapi yaaa,... harus diakui masalah ini annoying banget. Beberapa waktu lalu, TPS alias tempat pembuangan sementara yang jaraknya cuma 100 meter dari rumah saya, tepatnya depan pasar Cijerah  sampahnya numpuk. Duh, baunya  itu lho ga nahan 😫😫😫. Kadang kalau  balik ke rumah atau harus ke luar pas lewat pasar dan lagi hujan saya suka merasa merinding. Bukan apa-apa. Banjir leuleuncangeun (banjir semata kaki)   udah psati terkontaminasi dari rembesan sampah di sana. Belum lagi kotoran kuda yang selalu ada di pinggir jalan. Hiiiy, gatel! Makanya, kalau sudah sampai rumah, ritual nyuci ka kudu berulang-ulang. Kan, ngeri kalau kena tetanus.

Eh tapi, persoalan sampah bukan sebatas  bungkus plastik atau kemasan lainnya yang kerap terlihat ngambang dan hanyut di sungai. Meyda Sefira, artis cantik pemeran Husna dalam film Ketika Cinta Bertasbih pernah menemukan sampah berupa kasur yang sudah tidak terpakai yang dibuang ke Sungai Cikapundung! Entahlah, kalau dibilang iseng. Ini mah kebangetan. Awareness? Udah pasti sih, menurut saya, orang yang buang sampah ini sangat ga mikir. 

Dalam acara Konferensi Pers Earth Hour pada hari Selasa, 20 Maret 2018 kemarin, Meyda Sefira memang hadir sebagai salah satu duta Earth Hour. Meyda yang memang sejak kuliah concern sama soal sampah juga mengingatkan undangan yang hadir kalau lingkungan itu adalah amanah dari Tuhan. Nantinya, kita semua akan dimintai pertanggungjawaban, apa saja yang sudah kita lakukan. Termasuk bagaimana kita menggunakan air, energi dan terkait lingkungan lainnya. 

Duh, terus saya jadi mikir. Iya, nih jangan-jangan saya juga belum sepenuhnya membuktikan rasa cinta saya sama lingkungan. Eaaa. emang cinta cuma sama mahluk Tuhan aja? Helooo, padahal kita tinggal di bumi, kan? Ada hewan dan tumbuhan yang berhak hidup dengan kualitas bumi yang mendukung kehidupannya.

Ngomongin soal Earth Hour yang akan berlangsung di tanggal 24 Maret nanti memang menarik. Sebenernya nih saat isu pemanasan global yang kian memanas ini balik lagi sama diri kita sendiri, kok. Semisal mematikan alat listrik yang tidak terpakai, mengehemat air (hayooo, siapa yang masih suka membuka keran yang deras saat cuci muka, mandi, wudu atau cuci pakaian dan cuci piring?), meminimalkan penggunaan barang plastik yang memang butuh lama untuk dicerna bumi dan hal-hal lainnya?


Untuk itulah WWF menginisiasi gerakan  ini sejak tahun 2007.  Earth Hour bertujuan untuk mengampanyekan dan mengajak semua individu, komunitas, praktisi bisnis dan pemerintah di seluruh dunia untuk ikut peduli pada persoalan perubahan iklim  yang disebabkan oleh aktivitas manusia itu sendiri. Impelementasinya sendiri ga ribet sebetulnya. Balik lagi ke diri sendiri itu tadi. Bayangkan kalau semakin banyak orang yang melakukan ini, pastinya akan  berefek luar biasa. Ga ada lagi tuh banjir  atau air sungai yang meluap. Yekan? Ini baru salah satu contoh kecilnya saja.

Earth Hour ini pertama kali dimulai di Aussie  yang ditandai dengan gerakan memadamkan listrik selama satu jam pada hari sabtu mingu ketiga di bulan Maret setiap tahunnya. Gerakan ini kemudian bergulir dan diikuti oleh negara-negara lainnya di dunia, termasuk Indonesia  pada tahun 2009.  Selain Jakarta,  gerakan ini juga diikuti oleh lebih 30 kota lainnya di Indonesia, dan Bandung termasuk salah satunya.

Untuk acara Earth Hour tahun ini, dengan mengusung tema Connect to Earth, peringatan Earth Hour dj Bandung dilaksanakan di dua tempat, yaitu Plaza Trans Studio Mall untuk tingkat Kota Bandung dan halaman Gedung Sate untuk tingkat Provinsi.  Nantinya bukan hanya simbolisasi pemadaman listrik selama satu jam (dari jam 20.30 - 21.30)  saja tapi juga bakal ada sejumlah kegiatam yang tidak kalah menariknya. Mau tau kan, apa saja? Niiiih:

Di Plaza TSM

  • Cerdas Cermat Tungkat SMP/Sederajat Se-Kota Bandung
  • Pameran Komunitas
  • Pameran Foto
  • Food Truck
  • Uji Emisi Gratis (mulai jam 10.00-14.00) bersama DLHK Kota Bandung
  • Hiburan 
  • 100 Free Tart Gratis dari Hokkaido Baked Cheese Saat Pemadaman Berlansung

Sementara untuk tingkat propinsi bakal ada kegiatan yang tidak kalah menariknya, yaitu:

  • Lomba Eksperimen Sederhana untuk Tingkat SMA/SMK?Sederajat Se-Provinsi Jawa Barat
  • Pameran Efisiensi Energi dari berbagai instansi
  • Pameran Foto
  • Food Truck
  • Aneka Hiburan
By the way, peringatan tahunan Earth Hour ini bukan cuma seremoni basa-basi saja, lho. Apa yang akan dilangsungkan nanti adalah puncak acaranya. Jauh hari sebelumnya edukasi dan aktivitas lainnya tetap berjalan. Hotel  Trans Luxury Bandung pun sudah mengimplementasikan budaya Green Living. Misalnya saja Building Auto System and Smart Chiller System, Penggunaan lampu LED yang sudah mencakup 70% area hotel, pemanfaatan sumur resapan, program daur ulang limbah cair untuk penyediaan air di cooling tower dan di tahun 2018 ini sudah memanfaatkan air hujan untuk daur ulang dengan menggunakan carbon filter dan sand filter yang digunakan untuk laundry. Pastinya sudah sesuai dengan standar baku mutu dong, ya.  

Amazingly,  dari air hujan yang didaur ulang ini bisa menghasilkan 80 meter kubik dan sudah lolos uji di labnya Dinas Kesehatan Bandung. And guess what? 70% kebutuhan laundry hotel selama satu tahun disuplai dari air hujan ini. Kereeen! Dari berbagai efisiensi energi dan air yang dilakuan, Hotel Trans Luxury Mall bisa menghemat pengeluaran senilai 4 milyar rupiah dan 6,5 juta kwh penggunaan listrik. Kalau dikonversikan dalam jumlah co2, sudah ada 4.700 ton co2! Ckckckk..... Luar biasa pake banget, kan? Hayo ah, jangan mau kalah sama hotel.

Selain itu juga ada   perkumpulan Jaringan Komunikasi Bandung Bijak Energi alias JKBBE yang terbentuk pada 2 Maret 2011, Eco Champion yang anggota-anggotanya berasal dari lintas profesi dan usia serta beberapa implementasi lainnya baik di tingkat kota maupun provinsi. Misalnya Eco Office yang mendorong penghematan energi dan air di berbagai instansi pemerintah (Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat), Eco Pontren yang melibatkan aktivis pesantren, dan ini nih, sudah ada 58 Kampung Iklim yang terbentuk di Jawa Barat. 



Salah satu duta lainnya juga bercerita pengalamannya sejak ikut aktif peduli soal lingkungan ini. Selain menemukan partner untuk kebaikan juga mendapatkan hal-hal baru soal lingkungan dengan simpel. Dengan niat melakukan untuk tujuan kebaikan dan konsistensi dimulai dari diri sendiri, mbak cantik ini bisa menginspirasi keluarga sendiri. Semisal kebiasaanya untuk membawa tumbler ke mana-mana untuk bekal minum jadi menyadarkan anggota keluarga lainnya untuk sedikit lebih peduli dan sayang pada lingkungan.

Gimana? Kalaupun tidak punya waktu untuk tergabung dalam komunitas seperti mereka, setidaknya kita mulai dari hal terkecil yang bisa kita lakukan. Misalnya saja mematikan lampu dan alat listrik lainnya pada malam hari. Mereduksi tagihan listrik bulanan sih udah pasti lah, ya. Tapi tanpa kita sadari dengan cara seperti ini kita juga bisa membantu mengurangi pemanasan global. Ya, kan? Ya, kan? 






Share:

Saturday, 17 March 2018

Hoka Suka: Menu Baru Hokben dengan Sambal Khas Indonesia

Buat kebanyakan orang Indonesia, makan nasi panas dicocolin ke sambel adalah surga. Ga usah mahal-mahal, karena bahannya sederhana, apapun lauknya. Tapi lain ceritanya kalau orang-orang seperti saya ketika disodori sambel yang mayoritas ada bahan terasinya. Enak sih, tapi berujung perasaan guilty karena efek sesudahnya memancing kehadiran jerawat atau bruntus di wajah. Ah, nyebelin, deh.

Makanya kalau ditawarin makan dengan sambel biasa yang ada terasinya itu, saya mikir dua kali. Kecuali kalau mau cheating hahaha.... Tapi kan,... sambel  ga selalu identik dengan terasi, ya. Dan buat saya tetap enak, kok. Sambal ijo ala Minang, atau Sambal Matah khas Bali misalnya.  Ini adalah pilihan aman buat saya ketika pengen makan pake sambel.


Nah, ngomong-ngomong soal sambel, ternyata dua sambel yang saya sebut di atas tadi itu jadi 3 sambel populer di Indonesia selain Sambel Bawang dari Jawa. Atas pertimbangan ini juga, Hokben yang familiar dengan nama Hokben menghadirkan menu anyar, Hoka Suka, di mana kita bisa menikmati kuliner khas Jepang dengan cocolan sambel khas Indonesia. Seperti itu yang disampaikan oleh Kartika Mangisi selaku Communication Division Head  PT Eka Bogainti, produsennya Hoka Hokben.


Selasa pekan kemarin, tepatnya 13 Maret 2018 lalu saya barengan teman-teman Blogger Bandung memenuhi undangan acara  dari Hokben di gerai Pasir Kaliki  untuk mencicipi menu baru Hoka Sukanya itu. Ada 25 Blogger Bandung yang antusias mengikuti acara. Selain itu gathering bersama Hokben juga menghadirkan Ali Muakhir, yang memaparkan materi seputar vlogging dan pengalamannya membuat video bareng Nia Dinata. Menarik, kan? Karena saat ini dunia blogging juga ga lepas dari vlog. Ya walaupun saya belum bisa serius menekuni vlogging karena effortnya luar biasa.

Daripada saya keterusan curcol, mending bahas lagi soal makanannya, ya. Hoka Suka ini terdiri dari 3 pilihan menu yang range harganya ada di rate 49K - 58 K, sudah termasuk pajak. Murah dong, ya.

Hoka Suka 1

Hoka Suka 1 terdiri dari  3 tusuk Yakitori Grilled (semacam sate gitu lah kalau di kita mah), nasi, acar kuning, kentang kering alias mustafa dan sambal Indonesia. By the way soal acar kuning dan kentang kering ini juga bakal kita dapatkan di menu Hoka Suka lainnya. Seperti itu lho, tampilannya. Taraaa....


Hoka Suka 2

Buat yang doyan seafood,  menu ini patut kalian cicipin. Seperti saya bilang tadi, berhubung saya punya alergi dah sekarang lagi sensitif banget , niat cheating makan menu ini saya sisihkan. Padahal  sajiannya udah lebih dari cukup buat menggoda. hiks hiks..... O, ya Hoka Suka 2 terdiri dari Ebi Furai, nasi, acar kuning dan kentang kering dan tentunya sambal Indonesia.

Hoka Suka 3

Waktu ditanya mau pesan menu yang mana, akhirnya saya menjatuhkan pilihan sama yang satu ini. Hoka Suka 3 selain tadi ada nasi, acar kuning, mustafa dan sambal pilihan, ada Chicken Katsu, yang rasanya enak,  porsinya pas. Bikin kenyang.


Ngomong-ngomong soal cara makan, sama seperti menu ala-ala Jepang, di awal makan, saya sok-sok an makan pake sumpit. Alasannya sih sederhana aja, biar bau sambelnya ga lengket di tangan. Sukses? hihihi.. iya, tapi pas akhir-akhirnya di mana saat butiran nasi yang  tersisa bisa dihitung, kok repot mau ngabisinnya. Cuma acar saja yang sukses saya capit sampai habis pake sumpit.  Mustafa dan nasi yang nyisa akhirnya saya habiskan  pake tangan muahaha....   

Seperti yang dibilang Mbak Kartina, namanya juga menu Hoka Suka. Ya suka-suka kita aja mau kayak gimana cara makannya.  Duduk di kursi, lesehan,atau cara  makan makanan Indonesia yang emang umumnya pake tangan, kan? Kebiasaan yang kalau suka jilatin tangan sesudahnya juga gapapa sih menurut saya, kan sudahnya dicuci. Suka-suka kita juga kalau pas ngabisin Ebi Furai atau Chicken Katsu dengan cara dicolok, bukan dicapit. Ada yang pernah makannya cara gini? You got a friend, then :D



Oh ya, kalau cuma mau sambelnya aja tapi pengen makan atau mesan menu lainya bisa banget. Soalnya, ketiga sambel ini bisa kita beli secara terpisah dengan harga masing-masing Rp. 5.000 aja tanpa harus memesan menu Hoka Suka.



Wait wait... ada yang kelewat, biar ga keselek, jangan lupa minumnya, ya. Ga usah beli lagi, karena masing-masing dari ketiga paket ini sudah include minuman teh botol yang sudah dilabeli maskotnya Hokben yaitu Taro dan Hanako. Maskotnya lucu dan menggemaskan. Sedikit dimodifikasi dari desain lawasnya dulu.

Gimana kalau ga sempat mampir ke gerainya Hokben ini? Kalem, selain dine in atau drive thru,Paket Hoka Suka ini bisa dipesan via delivery order di nomor 1500 505,  Go Food, online di www.hokben.co.id dan bisa via pesan via aplikasi yang bisa diunduh di Playstore atau Apple Store. Terus kalau kita punya event meeting yang perlu pesan banyak atau syukuran ulang tahun juga bisa dipesan. Praktis dan ekonomis. Cocok buat orang yang ga suka ribet nyiapin ini itu masak  hahahha.... 

So, mau pesan yang mana? dine in, take away atau order via aplikasi dan layanan lainnya sama asiknya.  Jangan khawatir soal status kehalalannya. Berdiri sejak 1985, dengan 145-an gerai yang tersebar di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Bali, Hokben sudah mengantongi sertifikat halal dari MUI.





Share:

Thursday, 15 March 2018

Qareer Carnival 2018, Bursa Kerja Keren di Bandung

Beberapa  tahun yang lalu, errr...., koreksi. Belasan tahun yang lalu tepatnya. Setelah lulus kuliah, saya punya keasikan yang baru.  Setiap pagi, terutama di hari sabtu dan minggu,  saya akan membuka lebar-lebar koran di lantai, lalu asik duduk menekuri satu-stu persatu kolom lowongan kerja. Saking asiknya malah bisa sampao tengkurap nongkrongin iklan lowongan kerjanya nya hahaha... Satu Alat tulis di tangan kanan, plus kertas jadi teman setia  buat mencatat lowongan yang pas atau cocok. Kalau mood lagi bagus, buru-buru ngetik surat lamaran, ngeprint dan kirim ke kantor pos.  

Ada deh, setiap ngirim surat lamaran kerja di akhir pekan itu 3-4 yang saya titipkan di kantor pos. Itu belum dihitung hari biasa.  Jadi bisa dibilang, pos pengeluaran saya setiap minggu itu selalu ada buat pos buat beli amplop coklat, perangko, lem, dan hvs.  Belum lagi budget ongkos wawancara atau nyerahin surat lamaran  on the spot saat ada event job fair.  

Tapi itu dulu, ya. Hari gini, rasanya boros banget kalau masih kirim lamaran kerja dengan menggunakan amplop atau map, plus pake perangko pula. Lama nunggu jawabannya, dan belum tentu juga surat kita dibaca. Kadang, bisa jadi surat lamaran kita segera berakhir di mesin penghancur kertas setelah lewat skrining dari front office. Hanya karena kebanyakan pelamar yang masuk. atau emang kepedan ngirim lamaran. Padahal perusahaan yang kita tuju lagi ga butuh karyawan atau staf baru. Nyesek, ya. Seperti menanti jawaban dari gebetan, tapi gebetannya cuek bebek. 

Lho kok malah jadi bahas gebetan? Mari kembali ke jalan yang benar. SOoal lamar melamar kerjaan, pastinya.

Jangan patah arang dulu, ah. Pasar tenaga kerja masih tetap ramai, kok. Asal kita tahu celahnya,. Misalnya dalam waktu dekat ini akan ada gelaran Qareer Carnival di Bandung. Sebelumnya acara serupa sudah sukses dilaksanakan di Surabaya dan Jakarta pada tahun 2017 kemarin. Nah, kali ini di tahun 2018, dengan mengusung Semangat memberikan pengalaman yang berbeda dalam pencarian kerja, penyelenggara Qareer Carnival 2018 bekerjasama menggelar kegiatan ini di Bandung. Bersama para partner terbaik, tema yang diusung adalah Meet Up, Match and Show Off your Skill.

Penasaran, kan?
Penyelenggara acara Qareer Carnival, yaitu Qareer Harapan Asia menggandeng  Universitas Padjajaran (UNPAD) sebagai partner  venue  acara  Qareer Carnival 2018. Bertempat di  Graha Sanusi Hardjadinata, UNPAD Dipatiukur Bandung, acara yang akan berlangsung pada tanggal 22-23 Maret 2018 bukan saja menyediakan banyak booth perusahaan yang membuka lowongan kerja, tapi juga ada beberapa rangkaian acara menarik, diantaranya:
  • Management Trainee test
  • Talkshow 
  • Workshop bersama pembicara-pembicara expert dan 
  • Diskusi langsung dengan perusahaan-perusahaan peserta Qareer Carnival 2018
By the way, tadi saya bilang kan, kalau di masa saya  masih ngelamar sana sini cari kerjaan, ribet banget? Ga efisien, karena borosin kertas, ongkos dan waktu. Di jaman serba digital seperti sekarang, Career Carnival mempunyai sistem yang praktis, low cost karena paperless dan tepat sasaran pastinya. Kenapa? Karena di sini pelamar  hanya  perlu mendaftarkan diri, kemudian mengunggah CV via website. Setelah itu  pelamar akan mendapatkan kode OTP  yang akan digunakan untuk apply CVnya masing-masing  di booth perusahaan yang ditujunya. 

Alur melamar pada acara  Qareer Carnival yang praktis  ini berhasil menyedot  14.000 orang  yang menghadiri gelarannya di Jakarta dan Surabaya di tahun kemarin. Gimana dengan Bandung? Ga jauh beda, diharapkan Qareer Carnival 2018 bisa menyedot animo pelamar terutama  fresh graduates dan entry-level employees sebanyak 5.000 pengunjung. Hmmm.... lumayan prospektif, dong.

Kenapa Qareer Harapan Asia menggelar acara ini? Ternyata ya, ini adalah salah satu upaya  Qareer Harapan Asia merealisasikan komitmennya untuk terus memajukan sumber daya manusia di Indonesia. You know, lah. MEA alias Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah bergulir. Suasana  yang kompetitif  bukan saja terasa dalam dunia bisnis. Di lini pasar tenaga kerjanya juga ikut merasakan hawanya. Nah, dengan adanya acara ini, harapkan entah itu para job hunter alias  para pencari kerja dan perusahaan-perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja bisa menemukan jodohnya yang tepat dalam bursa ini. 

Jodoh? Iya, kalau ga cocok satus ama lain ga akan deal-deal-an buat jalan lebih lanjut dan serius, dong. Anggap saja semacam ajang pedekate alias pendekatan. Kan, ga mungkin begitu datang ke booth ujug-ujug apply. Pastnya kita bakal nanya-nanya dulu. A to Z. Sampai semua rasa penasaran menguap dan berganti keputusan, masukin lamaran atau skip. Ya, ga?


Nah selain bereksplorasi  dike berbagai booth perusahaan peserta acara, seperti yang saya bilang di atas tadi, selama berada di lokasi,  Career Carnival 2018  ini juga jadi wahana persiapan buat para pelamar yang inigin merintis  karirnya  sebagai Management Trainee.

Biar makin yakin, nih saya kasih tau  lagi lebih jelas. Ada 15 media partner yang terlibat dan meramaikan  Qareer Carnival Bandung 2018. Mereka berasal dari  koran, TV, radio dan media-media online. Career Carnival juga didukung  penuh oleh Lawble selaku sponsor plus nama-nama berikut yang udah ga asing lagi. Hayo, siapa yang ga mudeng sama MAP Active, Sosro, Erajaya, eFishery, Indofood Divisi Bogasari, atau Marcks Venus by Kimia Farma?

Mumpung masih ada waktu, siapkan semua data yang diperlukan dan pastikan kalian  juga sudah registrasi di website bit.ly/qareercarnival2018. Tenang aja, registrasi ini gratis, kok. Ga ada biaya yang dikenakan.

Yuk ah, cusss. Semoga berhasil dan ketemu jodoh jobnya yang klik, ya.














Share:

Friday, 9 March 2018

Siti Khadijah, Mukena yang Nyaman dan Pas di Muka

Bukan hanya jilbab/kerudung saja yang komposisinya pas di muka. Saat mengenakan mukena untuk salat, yang pas di muka dan bikin 'shape' kelihatan cantik, bikin saya seneng banget.  

Eh wait, Fi. Mukena kan paling sering dipake di rumah. Sepenting salat harus kelihatan atau merasa cantik?

Bukan centil, lho. Tapi gini. Keumuman masalah pake mukena emang masalahnya di presisi muka. Dih, bahasanya. Presisi, hihihi... Ya, tapi kalian ngaku kan, kalau pake mukena, kebanyakan masalahnya emang di sini? Kalau ga kegedean, ya kekecilan. Kegedean bisa sih pake penitik, tapi kadang pas dipake bikin kagok. Sementara kalau lubang mukanya kekecilan, rasanya bikin pelipis ketarik. Ga enak lah dipakenya. Lagi pula, meski cuma salat, ya masa sih kita ga berusaha tampil sebaik mungkin di depan Allah? Ketemuan temen, someone you crush on alias kecengan (hus!) atau sekadar ke warung beli kerupuk, bumbu masak, atu nih bukain pintu buat tamu, yakin deh, kita ga mau pake kerudung instan yang mencong ga jelas, gitu. Yekan? 

Nah, kemudian pas di bagian ini saya ngereview ke belakang.  Betapa dalam beberapa kali waktu salat, saya pernah ngalamin ga fokus narik-narik ujung mukena atau membetulkannya. Di lain waktu kadang ada juga rambut yang nyembul. Walau beberapa lembar, tetep annoying. Padahal ini kan bagian aurat yang harus tertutup sempurna pas salat.  Pernah ngalamin juga, kan? 

Terus gimana?
Jadi gini,  adalah Puan Padzilah Enda Sulaiman, seorang ibu enam anak (yang semuanya laki-laki) terbersit untuk menemukan solusi masalah ini. Penemuannya sejak tahun 2009 silam diwujudkan dengan mendesain mukena premium dengan brand Siti Khadijah.  Mukena atau di Malaysia - negeri asalnya - lebih familiar dengan telekung ini memang lebih fokus pada desain wajah. Menggunakan bahan-bahan yang berkualitas tinggi  dan  bahan yang elastis, didesain sesuai dengan bentuk wajah dan ukuran apapun.

Untuk itu lah  mukena Siti Khadijah atau SK meluncurkan 4 desain wajah yang unik.  Menggunakan komposisi bahan berupa poliester, rayon dan sutra serta detil berupa renda yang dijahit indah dan teliti akan membuat kita semakin nyaman saat menjalankan salat. Ah senengnyaaa... Terimakasih Puan, sudah memberikan kami solusi yang cantik ini. 


Selain sudah memiliki sepuluh 10 cabang di Malaysia, SK juga merambah pasarnya di Indonesia. Setelah sukses dengan cabang pertamanya di Indonesia yang bertempat di  Mall FX Sudirman, pada hari jumat lalu, tepatnya 2 Maret 2018, SK membuka satu lagi cabangnya di Mall Paris van Java, Bandung. Dipandu oleh MC cantik Teh Rere Az-Zahra,  pembukaan butik SK di Bandung ini juga dihadiri oleh Atalia Kamil juga Puan Padzilah yang juga didampingi oleh suami dan direktur pemasaran yang tidak lain juga merupakan putranya, yaitu  Mohammad Munzir Aminuddin.

Bandung dipilih sebagai kota kedua untuk cabang butik Siti Khadijah dikarenakan dua alasan. Yang pertama, Bandung adalah kota yang identik dengan wisata belanja. Banyak turis lokal dan asing yang ramai mengunjungi Bandung, yang tidak segan merogoh koceknya dalam-dalam untuk berbelanja. 

credit: SK
Selain itu, antusiasme warga Bandung yang berbelanja mukena Siti Khadijah secara daring alias online juga menjadi alasan lainnya mengapa manajemen Siti Khadijah (atau marilah kita sebut SK) merasakan 'chemistry' tersendiri sehingga membuka cabangnya di sini. 


Sebagai wujud rasa cintanya  untuk Bandung, brand Mukena ini juga meluncurkan salah satu produknya yang hanya dilaunching di Bandung dengan label Hadiyya. Jangan salfok sama mbak model, nya. Ini desainnya keren banget. Saya jatuh cinta liatnya. 

Dalam acara yang juga dihadiri oleh Ustadzah Fatimah atau lebih dikenal dengan sapaan Ceu Empet,  Puan Padzilah menceritakan proses quality control yang ketat untuk produknya.  Diperlukan waktu  selama 6 bulan untuk mempelajari  setiap detil  rancangan yang sempurna  untuk semua mukenanya.

credit: SK
SK juga dirancang  dalam desain yang klasik, everlasting  alias ga ketinggalan jaman.  Keunggulan SK selain  fokus pada desain wajah juga mengandalkan tekonologi kain yang tergolong brand premium.  Dipikir-pikir, emang ya,  kalau mau ngasih yang terbaik buat Allah juga bisa diwujudkan selain dengan mengenakan mukena yang bersih dengan bahan terbaik. 
credit: SK
Dalam setahun kita bisa belanja baju beberapa kali, lah masa mukena ga kepikiran, minimal setahun sekal ganti dengan bahan yang terbaik?   By the way, kurang dari 3 bulan lagi akan memasuki bulan puasa dan lebaran.  Yang punya rencana memperbaharui koleksi mukenanya,  boleh lho melirik SK ini sebagai rekomendasi utama. Mau kasih hadiah, kado ulang tahun sampai seserahan  buat nikah, boleh pake banget.
credit: SK




Selain mukena, SK juga menghadirkan koleksi lain  yang menunjang keperluan ibadah haji. Ada  kerudung, kaos kaki dan tangan, jubah dan baju muslim yang bisa kita dapatkan di sini. Bahannya yang lembut dan adem akan membuat kita semakin nyaman mengenakannya saat beribadah.
credit: SK
So, nunggu apalagi? Kalau memang sekarang lagi butuh mukena baru, Siti Khadijah ini adalah pilihannya. Yuk langsung aja meluncur ke Paris Van Java alias PVJ, ya. Butik SK ini ada di Paris Van Java. GL-C-30A. Kalau masuk dari atrium kayu, lurus aja mentok sampai nemu eskalator depan H&M. Dari situ belok ke kiri sampai mentok, terus belok ke kanan. Di persimpangan ini nemu dua persimpangan yang cukup luas, di tengah-tengahnya ada arena ebrmain gitu. Nah, ambil deh ruas ke kiri. Nanti ketemu deh butiknya. Butik SK buka dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam WIB. Info lengkap tentang Mukena Khadijah ini juga bisa kita dapatkan dengan stalking ke akun instagram  @mukenasitikhadijah atau Facebook di : mukena siti khadijah dan webnya www.sitikhadijah.co.id
Share:

Wednesday, 7 March 2018

Friendly Logistic dari JNE Untuk Kemajuan UKM

Beberapa waktu yang lalu,  saya janjian ketemuan dengan seorang teman di Istana Plaza.  Karena datangnya kecepatan, dan males nunggu sendirian di food court, saya memutuskan untuk mampir ke Gramedia. Sebuah godaan yang besar baut saya, karena jajan buku termasuk hal yang berat untuk saya abaikan.  Daaan.... bener aja saya ga bisa nahan diri untuk beli novel  #TemanTapiMenikah .  Ada dua  seri buku nyayang terpajang di rak. Dibilang mahal enggak juga, tapi saya punya pertimbangan lain yang membuat saya harus milih salah satu buku. Duh, galau jadinya. Lalu kegalauan itu saya curahkan di status WA.  And you know what? Curhatan saya itu disambut dengan baik oleh seorang teman blogger yang menawarkan untuk meminjamkan buku seri pertamanya. Untungnya saya masih muterin Gramedia. Wiiih senengnyaaaa.... Maka segeralah saya bayar buku seri kedua TTM dan buku lainnya yang ingin saya beli juga  hihihi....

Ga pake lama, kiriman buku pinjaman yang dikirim dengan paket JNE sampai di rumah. Cepet banget! Cuma berjarak dua hari dari status WA saya tempo hari.  Walaupun bukan pelaku online shop, saya sudah beberapa kali menggunakan jasa JNE ini untuk mengirimkan barang, kebanyakan sih amanah alias titipin yang harus dititipkan. Alhamdulillah sampai detik ini paket barang atau dokumen yang saya titipkan via JNE sampai dengan selamat dan sentosa ke alamat tujuan.

Ngomongin soal alur pengiriman barang saya awam banget deh soal ini. Taunya simpel aja. Dateng ke counter JNE terdekat, ksaih data barang apa yang dikirm, bayar dan dapat resi pengiriman. Nah, resi ini yang saya foto dan kirim ke teman/alamat yang saya tuju.  Ga taunya alur pengiriman barang ini  punya sistem  tersendiri yang mana kalau alurnya ribet, bisa bikin barang yang akan dikirim nyangkut entah di mana. Gawat kan kalau semisal barang tersebut fragile alias mudah rusak, atau urgent banget mau dipake dalam waktu dekat. Gimana coba?

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya 27 Februari 2018, JNE sebagai jasa ekspedisi yang terpercaya menandatangani kesepakatan dengan PTS  dengan PTS yang diwujudkan dengn peluncuran Friendly Logistic yang bertempat di Spasial Jalan Gudang Selatan No 22, Bandung.

Kesepakatan kerjasama ini adalah wujud komitmen JNE  untuk melakukan pengembangan dan inovasi  bukan saja untuk memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya tapi juga mendukung kemajuan UKM di Indonesia. Dengan meningkatkan kualitas informasi dan teknologi, sumber daya manusia dan infrastruktur, JNE bersama PTS berusaha mendukung para pelaku UKM agar mempunyai keunggulan kompetitif, baik di tingkat lokal maupun global di era digital.  Paling sebel kan, ya kalau kiriman yang kita tunggu ternyata lama, terus bikin kita males belanja lagi di olshop anu. Karena ya itu tadi,  proses pengiriman barangnya lambreta barbeta. Capeee deh. *jadul banget ya, quotenya hahaha*

Dalam acara ini hadir M Feriadi selaku Presiden Direktur JNE, Eri palgunadi selaku Vice President of Marketing JNE, CEO PTS Dipta Imanto dan Yuka Herlanda, pemilik brand lokal Brodo yang juga sudah menjalin kerjasama dengan PTS.

Seperti yang saya bilang tadi,  sistem pengiriman barang alias logistik yang cepat dan akurat jadi salah satu faktor yang mendukung kesuksesan marketing secara online bagi para pelaku UKM. Hadirnya PTS sebagai pengelola supply chain (pengelolaan pasokan barang kepada konsumen secara berkelanjutan)    ini membantu para pelaku UKM tersebut lebih fokus pada proses marketingnya, sedangkan untuk logistik serahkan saja sama PTS. Lebih efektif dari segi waktu juga pastinya biaya karena tidak harus pusing memikirkan warehousing dan packaging.   

Dengan memiliki warehouse seluas 552 meter dan persegi dan pengelolaan gudang mencapai 9.000 unit, saat ini PTS sudah mengelola 10 ribu transaksi setiap bulan dari semua kliennya.  Wow banyak banget, ya?

Eh tapi tunggu dulu. Bukan hanya para pelaku olshop saja lho yang akan dibantu daya saingnya oleh JNE melalui sistem Friendly Logistic ini. Ada juga para nelayan dan pelaku ekonomi lainnya  yang juga jadi concernnya JNE.

Dalam sesi tanya jawab. Yuka Herlanda selaku pemilik Brodo (bersama Uta) bercerita tentang usaha brand yang sudah dirintisnya ejak 7 tahun lalu , ketika mereka masih ngekos. Tuh, kan. Sekali lagi contoh kalau yang namanya usaha yang sukses itu ga ada yang instan alias ujug-ujug sukses. Ada proses yang dilalui. susah senang, jungkir balik dan semua kesalahan dalam proses pengelolaan bisnis, semuanya pernah dialami oleh para pemilik Brodo ini. Termasuk diantaranya dalam hal maajemen rantai pasok alias supply chains itu tadi.

Insight yang saya dapatkan hari itu adalah Bisnis adalah sebuah rencana. Dengan adanya kolaborasi, para pelaku UMKM, jadi aware dengan kelemahan dan keunggulannya. Tenang saja, Friendly Logistic ini benar-benar friendly, temasuk dalam hal biaya. Hal ini dikarenakan PTS menerapkan sistem single cost mulai dari pengepakan sampai pengiriman. Selain itu PTS mendesain layanan sesuai kondisi klien karena permasalahan setiap pelaku ekonomi itu ga ada yang sama alias unik. Mau bisnisnya kecil atau besar, tidak ada limit atau syarat yang strike yang diterapkan oleh PTS. Yang penting, klien mempunyai komitmen untuk mengoptimalkan layanan.

Gimana, lagi mentok dengan ide atau strategi untuk meningkatkan daya saing bisnis yang dimiliki agar bisa lebih kompetitif? Berkolaborasi dengan PTS ini sepertinya adalah resolusi dari persoalan yang teman-teman miliki.




Dalam acara hari itu, JNE yang mengusung tagline Connecting Happiness juga turut mengundang para adik-adik dari Panti Asuh Muhammadiyyah untuk turut merasakan kebahagiaan. Sedangkan untuk undangan media dan blogger, kami juga turut merasakan kebahagiaan hari itu dengan hiburan musik yang menampilkan Monita Tahalea, finalis Indonesian Idol 2005, Gaby 2007 dan Bayu Risa pelantun lagu Percaya yang sempat booming beberapa waktu yang lalu.

Share: