Tidak ada yang menyenangkan menjalani sesuatu dalam situasi terpaksa. Apalagi kalau dipaksa menikah, seperti itu yang dialami oleh Arya, karakter yang dimainkan oleh Marcell Darwin di film Nikah Yuk! yang hadir di bioskop-bioskop seluruh Indonesia mulai hari ini, 6 Februari 2020.
Sebelum tayang secara resmi, saya berkesempatan untuk ikut screening sekaligus preskon dengan para pemain dan tim filmnya di CGV 23 Paskal pada hari selasa, 4 Februari 2020.
Film produksi Lens Cinema yang digarap oleh Ade Dharmastriya bekerjasama dengan Dwi Akraniza Aprilia dan Andri Cahyadi selaku produser ini mengambul lokasi syuting di dua negara, Indonesia dan Jepang.
Kenapa di Jepang? Saat mengajak Lia (Yuki Kato) menikah, Arya berjanji untuk mewujudkan mimpi-mimpi Lia yang bekerja sebagai komikus ini. Salah satunya ya pergi berlibur ke Jepang.
Review filmnya bisa baca di:https://www.resensiefi.my.id/2020/02/review-film-nikah-yuk-perjodohan-yang-diatur.html
Review filmnya bisa baca di:https://www.resensiefi.my.id/2020/02/review-film-nikah-yuk-perjodohan-yang-diatur.html
Selama di Jepang keduanya menjalani honeymoon yang mengesankan sampai kemudian Arya menemukan sesuatu yang membuatnya berbalik membenci Lia dan menuduhnya perempuan murahan.
Baik sebelum menikah atau sesudahnya, chemistry antara Marcell dan Yuki sudah terjalin dengan baik. Yuki yang memerankan perempuan yang cuek, ceplas-cepos, spontan tapi susah dirayu ini bukan saja bikin Arya gemas, tapi sebagai penonton saya jamin kalian juga bakal merasakan hal yang sama.
Bagi Marcell, ia tidak mengalamai kesulitan untuk membangun chemistry bersama Yuki dalam film ini. "Yuki sangat terbuka untuk membangun chemistry, dan ke mana karakter ini di bawa. Selama syuting ini juga kami punya waktu 2 minggu untuk proses readingnya." Selain itu saat disodori naskah film, Marcell langsung antusias dan 'ngetag' peran. "Pokoknya aku mau main sebagai Arya."
Sementara bagi Yuki, ia merasa tertantang untuk memainkan karakter seorang gadis yang sedang jatuh cinta, membuatnya tertantang untuk lebih dalam menggalinya. Di sisni lain, meski menyukai komik Conan, dalam kesehariannya Yuki bukanlah seorang yang jago melukis komis seperti tokoh yang diceritakan dalam film.
Rasa penasaran waktu menonton filmnya terjawab sudah saat Yuki bercerita soal ini pada saat sesi press kon kemarin. Meski kesan Lia adalah seorang gadis yang santuy, Yuki terlihat begitu mendalami perannya sabagai seorang komikus, ditambah lagi seting kamarnya berlatar tokoh komik detektif Conan.
Dalam sesi wawancara kemarin, Adhe bercerita idenya membuat film ini yang sekaligus jadi debut pertamanya menyutradarai film berdurasi panjang (94 menit) berangkat dari keresahan yang banyak dialami setiap orang saat kumpul keluarga. Pertanyaan klasik kapan menikah yang susah dihindari tapi juga tidak mudah dijawab membuatnya tertarik untuk membuat film yang bisa menyentil baik dari sisi anak maupun orangtua.
Adhe optimis filmnya bisa bersaing dengan jajaran film romance lainnya di bulan Februari ini. Nikah Yuk juga punya plot twist yang tidak biasa sebagai salah satu daya tarik yang bisa menghibur penonton.
Selain segmen penonton berusia muda dan para fans Yuki Kato, film Nikah Yuk juga membawa pesan yang dekat dengan keidupan kita sehari-hari. Membina hubungan baik yang baik dengan calon suami atau istri tidak serta merta melepaskan hubungan kita dengan orangtua. Pun begitu dengan orangtua yang menginginkan yang terbaik bagi anak termasuk mendesak untuk buruan menikah.
Yuk, Nikah! Eh, yuk, nonton filmnya.
0 Comments:
Post a Comment
Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.