Sekitar tahun 90an adalah masa-masa emasnya film dan serial tv Mandarin di Indonesia. Siapa sih yang tidak kenal dengan Andy Law dengan film-film Kungfunya, atau serial Legend Condor Heroesnya itu? Atau nih, kalau tahun 90an masih terlalu piyik, kita geser sedikit ke tahun 2000an. Tau dong, Meteor Garden dengan boyband F4nya? Hayooo, abis ini jangan-jangan malah jadi nyanyi-nyanyi Qing Fe De Yi huehehe....
Suasana dan kultur Chinese lumayan akrab buat saya. Tepatnya sejak SMP. Tahun 1991 saya masuk SMP Negeri 25 yang berlokasi di Jalan Kelenteng, sampai tamat pada tahun 1994. Kalau sekarang sih lokasi sekolahnya sudah pindah ke Jalan Pajagalan. Ga terlalu jauh juga sebenarnya dari Jalan Kelenteng.
Balik lagi ke suasana dan kultur Chinese, jalan Kelenteng waktu itu seperti kawasan Cina yang oldies yang muram dan suram. Selain banyak toko-toko yang pemiliknya beretnis Cina, sekolah saya bersebelahan dengan Vihara Satya Budhi, yang selalu ramai saat pergantian tahun China. Teman-teman sekolah yang kebanyakan tinggal di sekitaran Paagrsih dan Cibadak waktu SMP pun, banyak yang beretnis China. Kami berbaur dan berkawan akrab selama 3 tahun sekolah di sana. Bahkan sampai sekarang pun setelah 20 tahun lebih, banyak yang terhubung di media sosial dan grup chat di WA.
Lain dulu, lain sekarang. Jalan Kelenteng sudah berubah banyak. Masih kuat dengan suasana pecinannya tapi lebih resik dan cantik. Selain Vihara Budi Satya yang semakin luas dan ngehits sebagai destinasi wisata, belakang hadir juga spot wisata di kawasan yang sama. Namanya Chinatown. yang diresmikan pada bulan Agustus 2017 atas inisiatif Perhimpunan Sosial Masyarakat Bandung (Permaba).
Setelah setahun lebih berjalan, akhirnya saya kesampaian juga buat menjejakkan kaki di sana. Sepintas kalau lihat dari luar, Chinatown ini sepertinya kecil. Ga begitu luas. Eh, beneran? Yakiiin?
Setelah setahun lebih berjalan, akhirnya saya kesampaian juga buat menjejakkan kaki di sana. Sepintas kalau lihat dari luar, Chinatown ini sepertinya kecil. Ga begitu luas. Eh, beneran? Yakiiin?
Tapi ternyata saya salah.
Begitu masuk ke dalam, saya terpesona dibuatnya. Ternyata Chinatownnya Bandung ini luas. Ada banyak spot-spot tematik yang bisa bikin kita betah berlama-lama mengeksplorasinya. Nuansa warna merah, kuning dan sentuhan alami dari kayu-kayu berwarna coklat di sana ga kalah kerennya dengan suasana Chinatown seperti yang ada di film-film Hollywood, lho. Ini beneran, saya ga lebay. Saya sendiri menghabiskan waktu hampir 4 jam lho buat maen-maen di sini. Worth it lah dengan charge tiket 30 ribuan.
Begitu masuk ke dalam, saya terpesona dibuatnya. Ternyata Chinatownnya Bandung ini luas. Ada banyak spot-spot tematik yang bisa bikin kita betah berlama-lama mengeksplorasinya. Nuansa warna merah, kuning dan sentuhan alami dari kayu-kayu berwarna coklat di sana ga kalah kerennya dengan suasana Chinatown seperti yang ada di film-film Hollywood, lho. Ini beneran, saya ga lebay. Saya sendiri menghabiskan waktu hampir 4 jam lho buat maen-maen di sini. Worth it lah dengan charge tiket 30 ribuan.
Sebelum lanjut cerita, saya mau kasih tau nih, kalau masuk ke dalam Chinatown ga diperkenankan bawa makanan dan minuman dari luar. Aturannya seperti kita nonton di bioskop gitu, lah. Kalau udah kepalang bawa dari luar, nanti disediain loker khusus untuk penyimpanan barang yang bisa diambil lagi setelah selesai berkeliling Chinatown. Jangan khawatir bakal kelaparan atau haus karena di dalam sudah tersedia berbagai tenan makanan dan minuman.
Terus nih, bagi temen-temen yang bawa pakaian ganti buat sengaja OOTD atau endorse, mending udah dipake juga sejak datang. Kebetulan pas saya ke sana bawa baju ganti dan ketauan sama penjaganya heuheu... Niatnya ke sana emang mau OOTD-an, bajunya dibawain sama Nchie. jadi emang ga pake dari rumah. Mbak penjaganya ga bisa ditawar, tetep ga boleh bawa baju dari luar, dan harus dititipkan juga. Ya udah, saya minta izin ganti baju dulu terus balik lagi nitipin baju yang sebelumnya di loker.
Museum Sejarah dan Properti Klasik
Spot yang pertama saya kunjungi waktu itu adalah pojokan yang memajang berbagai properti jadul sejak jaman Belanda sampai akhir tahun 90an. Ada piring seng, radio transistor, tv kalau nyari gelombangnya diputer (bukan dipencet lho) dan barang-barang klasik lainnya yang mungkin belum pernah kita alami eksistensinya.
Belajar Sejarah dengan tampilan infografis gini jadi lebih asik |
Koleksi properti antiknya Chinatown |
liat spot ini jadi inget film-film laga klasik jamannya Drunken Monsternya Bruce Lee atau serial Judge Bao |
Sambil belajar sejarah, sekalian mengenang masa kecil dulu. Coba barang-barang mana aja yang pernah dialami waktu masih eksis. Sepatu roda, mesin jahit atau tv jadul yang mengingatkan saya serial Friday The 13th?
Kayak sepatu roda ini, nih. Saya jadi bayangin para Cici atau noni-nni Belanda jalan sore menyusuri Bandung sambil bersepatu roda. Jangan bayangin dengan keriweuhan jalanan Bandung sekarang yang udah crowded banget, ya.
Kayak sepatu roda ini, nih. Saya jadi bayangin para Cici atau noni-nni Belanda jalan sore menyusuri Bandung sambil bersepatu roda. Jangan bayangin dengan keriweuhan jalanan Bandung sekarang yang udah crowded banget, ya.
Jadi inget novel Olganya Hilman Hariwijaya, ga? |
radio transistor yang unyu |
Spot-spot Selfie
Siapkan memori HP atau kamera yang luas, powerbank yang cukup atau batre cadangan. Ada banyak sudut-sudut menarik yang sayang sekali untuk dilewatkan. Misalnya di sungai kecil ini. Bersabar aja yes kalau maau foto-foto di sini karena pas pengalaman saya, pojokan ini paling rame dan banyak peminatnya. Nah, jangan egois juga kelamaan ngegaya depan kamera. Kasian orang lain yang juga pengen foto-foto di sini,
anjingnya boongan, ya :D |
O,ya kalau mau dapet feel suana pecinan yang lebih kental, di sini juga disewakan kostum ala-ala chinese ala Cici dan Koko dengan tarif yang relatif murah dengan tarif mulai 75 ribuan sampai 150 ribuan, tergantung model yang dipilih.
turunnya pelan-pelan, neng, Awas jatuh |
Kapan terakhir kali naik becak? Walau masih eksis, angkutan jadul yang udah ada sekian lama ini juga ada di sini. Ukurannya sama persis seperti yang kita temukan di jalanan. Boleh banget kok mau fofotoan di sini. Tapi ya kira-kira jangan naek rame-rame kalau ga mau kejunkel. Saya sama Nchie ngikik nahan-nahan ketawa. Ngetawain kekonyolan sendiri plus harap-harap cemas takut jatuh hahaha...
Kulineran dan Playgorund
Cape muter-muter lapar tapi belum mau keluar? Kalem! Banyak tenan makanan yang ada di sini. Mulai dari cemilan kelas ringan sampai menu makan berat. Dari yang lokal, oriental sampai ala-ala barat bisa dipilih. Mau update sosmed dulu sambil leyeh-leyeh pun hayu lah. Eh ya ampun, istirahatnya ga jadi dong, karena lanjut foto-foto ini mah.
Kedai es krim ini wajib kalian coba. Varian rasanya banyak. Kalau ga salah, harganya sekitar 30 ribuan untuk satu cup dengan dua pilihan rasa.
Gimana? Tertarik buat mengeksplor Chinatown juga? Hayu atuh maen ke Bandung. Mumpung lagi musim liburan, nih. Apalagi posisi Chinatown ini strategis banget. Adanya di tengah kota. Sangat dekat dari bandara atau kalau jalan pake kereta api, udah deket banget tuh dari Stasiun Bandung. Cuma 10-15 menitan kalian sudah bisa sampai di sini. Estimasi perjalanannya pun udah jelas terukur. Ga ada delay, macet atau drama lainnya.
Booking travel atau hotel di pegi-pegi ada banyak keuntungannya, lho. Selain lebih praktis, juga tersedia rute yang lengkap mulai dari kelas ekonomi sampai eksekutif.
Selain itu ga usah juga cape-cape ngantri. Sambil leyeh-leyeh, pesanan tiket kita segera diproses oleh sistem. Bayar via m-banking atau internet banking, atau kehabisan saldo di bank bisa pilih opsi pembayaran di mini market. Dan ini nih, yang terpenting, sistemnya Pegi-pegi sudah terverifikasi oleh SSL. Ga usah worry, karena privasi dan keamanan akun kita di Pegipegi aman, terjaga.
Saran saya sih kalau sudah sampai Bandung (bandara atau stasiun) mending maen ke sini pake moda transportasi online aja. Biar ga usah susah-susah nyari parkiran. Memang sih, di sini ada lahan parkir, tapi kalau lagi peak season gini, bakal ribet nyari parkiran yang available.
Chinatown beralamat di jalan Kelenteng nomor 41 Bandung. Buka setiap hari. Untuk hari senin sampai jumat buka mulai jam 09.00-21.00, sedangkan untuk hari sabtu buka dari jam 10.0-22.00 dan minggu jam bukanya geser dikit , yaitu dari jam 09.00-21.00
Untuk penginapan pun ga susah juga menemukan hotel-hotel di Bandung di sekitar Chinatown. Mulai dari kelas budget sampai yang eksklusif. Gampil! Semuanya bisa didapatkan dengan satu sentuhan jari. Hidup di jaman serba digital, tinggal colek saja aplikasi Pegi-pegi yang ada di gadget teman-teman.
Ni hao maa...?
ReplyDeleteAlhamdulillahnya di sini bahasanya masih bisa pake bahasa sunda yaa, teh?
Kebayang kerena berasa di China beneran...eh, ternyata masih di Bandung too...
Wkkwkw~
Hahaha.... aku geret Dao MIng Zhe aja buat jadi guide :D
Deletehuwaaahhh kok orin blom pernah ke sini yaaaaa. next ngebolang ah mampir ke chinatown bandung, teh Efi jd guide-nya ya hihihihi
ReplyDeleteHayuuu, sini Yin. Nanti aku temenin
DeleteInstagramable banget tempatnya. Ini saya yakin foto yang ga diupload ke blog lebih banyak jumlahnya kan? Salah satu yang bisa dimasukkan ke bucketlist nih kalau ke Bandung. 😆
ReplyDeleteMasih banyak, dan ada yang kehapus ga sempet kesave, Mbak. Sedih akutuh. Keknya harus ke sana lagi hahaha
DeleteAku belum pernah ke sini, wkwkwk. Foto selfienya kurang banyak, kak xD
ReplyDeleteHmmmm, ini muji apa ngeledek, Dek?
DeletePengen ke sana kalau suatu saat kelak mengunjungi Bandung. Aturan yamng dibikin saya kira berkaitan dengan bisnis agar tempat makannya laku, he he. Dan tentunya agar tak semrawut karena pengunjung sudah disediakan tempat khusus.
ReplyDeleteIni keren amat yak, ada Chinatown di Bandung
ReplyDeleteJadi enggak perlujauh-jauh kalau mau selfie..
Duh musti disimpen nih biar dikunjungi pas ke Bandung nanti
udah berkali-kali ke chinatown siang-siang terus. pas malem ke sana penuh banget jadi ga masuk. Pengen nyobain suasana malem-malemnya :D
ReplyDeletetuh kan bikin kangen mo balik ke Bandung. Selalu adaaaa aja tempat baru di Bandung yang bikin penasaran.
ReplyDeleteTeeh aku jadi mupeng lagi pengen ke sini karena belum pernah memang. UDah berapa kali rencana ke sini gagal bae nih. Semoga bisa ke sini dalam waktu dekat, biar bisa sambil ngajak duo el jalan
ReplyDelete