Friday 20 October 2017

Produktif Dengan Limbah Anorganik Bersama Alfamart dan Rumah Kreatif Indonesia

Waktu lihat tas selempang kecil berwarna ungu ini, saya lansgung tertarik dibuatnya. Lucu, elegan. Keren lah. Lalu saya dibuat amaze ketika tahu bahan utamanya dibuat dari kantong plastik.   Suer deh,  hasilnya begitu smooth. Ga keliatan buatan hand made. Makin amaze lagi pas dikasih tau kalau tas ini pernah ditawar sebuah rumah mode asal Italia sana. Kebayang dong, yang harga jualnya dipatok 150 ribu rupiah, mungkin bisa jadi belasan atau puluhan juta jadinya. Lucky us, Pak Ari, sang pembuat tas ini tidak menjualnya sama brand asal Italia itu. Kabar bagus  buat kita yang mau pesan tas itu. Ga usah dalem-dalem merogoh kocek buat memiliki tas itu atau wanita model lainnya yang range harganya ga lebih dari 250 ribuan. 


Sebenarnya bukan cuma  itu saja yang jadi kreasi dari tangan terampil pria asal Jawa Tengah ini.  Eco Park yang ada di Tasikmalaya sana, di mana ban-ban bekas disulap jadi salah satu pemanis taman iitu ga lepas dari sentuhan kreatifitasnya. Masih ada juga beberapa botol bekas yang didesain jadi chandelier (lampu gantung hias) tutup botol yang jadi robot,  sampai kertas koran yang dibuat jadi rak payung, sendal, beberapa model gantung kunci dalam hitungan menit. Kalau mau ngintip kreasi lain beliau, silahkan stalking keakun instagram  @ari_rumah_kreatif_indonesia, ya.


Hari selasa lalu, saya barengan beberapa teman blogger Bandung berkesempatan menyaksikan lebih dekat saat Pak Ari (diprakarsai oleh Alfamart) memberikan pelatihan untuk ibu-ibu di Rumah Albi, yang lokasinya tepat di belakang Alfamart Cijambe, Bandung. Pelatihan yang diberikan oleh Pak Ari ini bukan saja untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih produktif dan kreatif serta menciptakan kreasi yang mempunyai nilai jual tapi juga sebagai upaya untuk menjaga lingkungan dari pencemaran sampah anorganik. Suka tidak suka,  keberadaan sampah plastik dan sampah anorganik ini seperti dua sisi mata uang, masih dibutuhkan dalam penggunaannya tapi sesudahnya membingungkan. Mau diapakan? Dibuang? Jadi limbah, dong. Belum lagi perlu waktu yang lamaaa sekali bagi bumi untuk memamahnya. Akhirnya menggunung deh tuh tumpukan sampah yang tidak bisa ditampung.  Paling sedih atau sebel itu kalau udah mampet di sungai -_-. 

Dalam kesempatan kemarin, Pak Ari megajarkan kepada ibu-ibu  untuk membut kreasi dari koran menjadi beberapa model gantungan kunci. Sambil menunggu ibu-ibu yang belum datang, Pak Ari sempat membuat lebah kertas yang terinspirasi dari karakter Albi, maskotnya Alfamart. Seperti ini, nih. Lucu, kan?

Untuk membuatnya diperlukan beberapa potongan kertas koran yang sudah dilinting. Untuk membuat lintingannya sendiri diperlukan bantuan batang lidi sepanjang kira-kira 20 cm. Kertas koran yang dipotong menjadi beberapa bagian dilinting dengan bantuan batang lidi tadi dan begitu sampai di ujungnya direkatkan dengan lem kayu. Kalau sudah terbiasa, lintingan kertas koran ini akan mempunyai ketebalan yang rapi, sama,  antara satu  ujung dengan ujung lainnya. 



Yang masih baru bikin? Rada rempong kayak saya hahaha... Satu ujung terlihat kecil, makin ke sana makin gede. Tapi jangan khawatir, kalau udah terbiasa nantinya bakal rapi juga, kok. Setelah beberapa lintingan koran ini sudah jadi, ambil salah satu dan menekuknya membentuk huruf V. Lintingan koran lainnya dijalin saling silang dengan tetap mempertahankan lebar rangka huruf V agar tidak mengecil atau melebar. Seperti ini jadinya.
Jalinan kertas koran di atas tadi bisa kita rangkai jadi bunga atau dibuat jadi sandal jepit mini. Sepeti ini jadinya, lucuuu, kan?  
 Bisa juga jadi lebah kayak tadi atau ikan. Ya tergantung imajinasi kita sendiri mau dibuat apa.

Untuk memberi sentuhan warna pada gantungan kunci ini atau kreasi lainnya dari kertas koran yang sudah dibuat,  kita bisa mengecatnya dengan lem kayu  yang sudah dicairkan dengan air (perbandingannya 2:1), kemudian dicampur dengan pasta. Untuk mengeringkannya cukup dijemur saja selama beberapa menit di bawah sinar matahari. Tidak usah dipanggang. Kalau dijemur biasa akan menguarkan aroma cokelat yang enak baunya. Sementara kalau dipanggang malah seakan-akan souvenir yang sudah kita buat tadi baunya kayak gosong gitu.  

A post shared by Ari Gami (@ari_rumah_kreatif_indonesia) on

Jika mau menghasilkan warna lain, tinggal disesuaikan dengan warna pasta. Misalnya mau warna merah ya pake pasta stroberi, mau warna cokelat yang pasta cokelat. Lebih aman gunakan saja warna cokelat dan hitam saja. Itu sudah cukup  hasilnya akan terlihat natural dan elegan. Untuk menghindari risiko rusak karena jamur tinggal disemprot dengan semprotan anti jamur. Satu souvenir gantungan kunci yang sudah jadi estimasi nilai jualnya sekitar 15 ribu rupiah. Lumayan, kan? Gimana? Mau coba buat juga dengan memanfaatkan koran yang ada di rumah?


Share:

7 comments:

  1. Wah asyik asyik ya hasilnya, pengen ikut tapi tptnya jauh teuing dari Cimahi xixixi...

    ReplyDelete
  2. Ya Allah itu miniatur sandal jepitnya unyu banget. Keren, ih. Kalau aku yg bikin ekknya gak bisa seimut itu, wkwkwk

    ReplyDelete
  3. wih, keren-keren teh,, kreatif banget

    ReplyDelete
  4. widih kreatif bangettt.... kalo aku, udah dilepas deh ke si brand ituh, hehehehe

    ReplyDelete
  5. Bagus tasnya, ga nyangka bener dari olahan limbah :D

    ReplyDelete
  6. Aku beruntung banget bisa ikutan juga. Seru ya Teh Efi. Sekarang ada kegiatan bareng anak di rumah sambil iseng bikin gantungan kunci dari kertas koran. Hehe

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.