"Teh, tahan nafas!" kata Pipit, adik saya yang motoin saya.
Eh? Hah? Ya ampun, ternyata perut saya lagi rada bangir hihihi.
Walau banyak yang bilang saya kecil, tapi ada kalanya saya merasa ada saatnya perut saya rada gede. Enggak pernh olahraga sih udah jelas. Belum lagi soal pola makan. Walau beberapa waktu seorang dokter pernah bilang kalau alergi saya yang rada banyak bakal bikin saya susah gendut. Tapi kenyataannya sekarang ini perut saya emang lagi rada ndut hahaha.
Ngomongin soal pola makan, biasanya ga lepas juga tuh sama ngomongin diet. Sebagian besar orang mengartikannya dengan program menurutkan berat badan. Sampai langsing kayak peragawati yang hmmm... you know lah tipiiis gitu badannya. Sampai-sampai kalau makan pun sepertinya ga berani banyak kalau ga mau menimbulkan efek two pack. Kan ga enak dilihat.
Tapi sebenarnya kalau yang namanya diet itu ga melulu tentang menurunkan berat badan dan berkala. Diet yang bener itu adalah untuk kesehatan dan durasinya panjang, ga bisa instan. Apalagi bagi yang mereka memang niat banget diet untuk menurunkan berat badan let's say sampai 20 kg. Well, kalau mau maksa diet kilat untuk jangka waktu sebulan misalnya. Bisa saja, tapi efek sampingnya mengerikan. Bukan hanya kehilangan massa otot tapi juga bikin kaget organ tubuh karena perubahan drastis.
Seperti yang disampaikan oleh Dr dr Samuel Otoro MS, SpGK yang jadi narsum di acara gatheringnya Herbilogy yang saya hadiri beberapa waktu lalu di Jakarta. Masih membahas soal kaitan pola hidup sehat dan pola makan, kayaknya nih tanpa disadaari, kita itu menganut cita-cita makan enak tapi perut tetap langsing dan tetap menarik. Hayo, siapa yang enggak pengen begini? :D
Ada Chef Eddrian Tjhia juga yang memandu peserta praktik langsung membuat smoothies |
Memang perlu komitmen alias niat kuat buat itu. Menjalani pola makan yang sehat di mana produk makanan superfood serba organik jadi jadi sesuatu hal yang identik dengan kata mahal dan ribet. Kebanyakan begitu yang kepikiran. Ya, kan? Mungkin karena kesannya mahal itu pula, tingkat konsumsi superfood atau makanan organik di Indonesia angkanya masih kecil. Pelaku konsumsi superfood pun masih kalah banyak dibanding mereka yang rajin minum jamu tiap hari. Padahal yang namanya makanan organik ga harus selalu produk-produk yang dilabeli makanan impor. Atau repotnya menyiapkan ini itu.
tampilan superfood asli Indonesia juga ga kalah cantiknya |
Contohnya produsen Herbilogy yang tempo hari acaranya saya sambangi. Semua produknya dipasok dari petani lokal, diolah di Indonesia dan dipasarkan dengan kemasan yang menarik, instagramable. Semacam syarat utama kalau sebuah produk harus eye catching dulu baru konsumen tertarik. Ya kenapa enggak sih produk lokal dikemas sekeren ini? Bangga dong.
Yang enggak kalah menarik dari story behind produk ini ternyata tidak terlepas dari pengalaman sang founder Herbilogy, yaitu Debora Gondokusumo. Bukan hanya bisa memenuhi kebutuhan konsumsi hariannya, ternyata buah hatinya pun menjadikan superfood sebagai konsumsi hariannya. Keren, ya.
Debora Gondokusumo bercerita tentang pengalamannya membuat sendiri home made superfood |
Dari sekian produknya Herbilogy saya cukup tertarik sama varian green teanya. Sama-sama tau lah kalau brand kuliner sekarang pun lagi kena demam "Teh Hijau". Mulai kue cubit sampai nasi goreng bahkan es krim pun. Tapi sebenarnya, selain cara konvensional alias tinggal glek diminum gitu, teh hijau pun bisa kita tambahkan sebagai salah satu komposisi salad (sebagai dressing) tanpa mengubah penampilan. Seperti ini nih wujudnya. Sekilas kayak serbuk jamu.
Enggak berwarna hijau?
Enggak! Karena memang dari hasil ekstraksinya menghasilkan warna seperti ini, terus ngapain juga harus maksa dikasih pewarna biar tampak hijau? Biarlah Hulk dan She-Hulk aja yang keliatan ijo, mah. :D
Walau cuma serbuk, takaran yang dibutukan pun ga boros. Dosisnya cuma satu sendok teh untuk diminum atau dicampurkan ke makanan atau minuman termasuk smoothies misalnya.
Saya pun tergoda membuat eksperimen membuat kwetiaw sehat dengan menambahkan serbuk green tea sebagai salah satu bumbunya. Bisa dibilang kalau kwetiaw ala-ala saya ini 99% sehat. Mulai dari minyak goreng (saya pake vco nih, iya tau mahal :D) sampai penyedap rasa jamur yang biasa dipakai oleh vegerarian. At least saya berusaha mengurangi tambahan penyedap di sini. Bumbu-bumbunya gampang kok.
Walau cuma serbuk, takaran yang dibutukan pun ga boros. Dosisnya cuma satu sendok teh untuk diminum atau dicampurkan ke makanan atau minuman termasuk smoothies misalnya.
smoothies ala-ala kreasi tim saya bareng Makpon Mira Sahid dan Makte Sary di acara gathering Herbilogy |
Bahan-bahan
- Setengah bawang bombay, cincang halus.
- 4 biji bawang putih, sama dicincang halus juga.
- Kwetiaw putih, 100 gr
- 2 sendok makan Minyak VCO press cold (merek apa saja deh bebas). Kalau ga ada bisa diganti dengan minyak zaitun atau minyak goreng biasa. Baiknya sih kalau pake minyak goreng biasa pake yang single use, ya.
- Pokcoy 1-2 biji, potong.
- Cabe Genot (jumlah sesuai selera)
- 2 butir telur rebus
- 1 butir tomat untuk dresing
- 1 butir jeruk purut
Bumbu
- 1 sedok teh serbuk Green Tea Herbilogy, larutkan dengan air 50 ml.
- Kecap (takaran opsional sessuai selera)
- 1 sendok teh merica
- Garam (secukupnya)
- Penyedap (opsional)
Cara Memasak:
- Tumis bawang bombay dan bawang putih sampai harum (kalau pake vco wanginya lebih eksotis lho). Kalau ingin rasa pedas lebih kuat bisa menambahkan cabe gendot langsung saat ditumis.
- Campurkan larutan air green tea
- Masukan kwetiaw, aduk lalu tambahkan kecap dan bumbu-bumbu. Masukan pokcoy terakhir agar batang atau daunnya masih segar (tidak layu).
- Beri perasan jeruk purut secara merata.
- Angkat, sajikan hangat.
Tadaaa... Kwetiaw sehat ala-ala saya sudah jadi.
Warnanya ga jadi ijo?
Iyes, stay the same. Tetep gitu aja, kok sebagaimana tampilan kwetiaw yang biasa kita makan. Cuma secara kompoisi saya jamin ini kwetiaw sehat, tinggi kandungan antioksidannya. Walaupun dari kwetiawnya ada unsur karbonya, tapi ga banyak amat lah, ya. Lagian tubuh kita tetap membutuhkan asupan karbo juga lho. Jangan sampai enggak sama sekali. Tinggal dipilih aja sumber karbonya seperti apa. Jangan yang banyak mengandung glukosa dan ganknya itu. Selain itu aman. Telurya juga sehat. Selain menggunakan telur ayam kampung (yang lebih aman dari hormon dibanding telur ayam boiler) karena direbus jadi rendah kandungan minyak, lalu ada cabe gendot dan tomat sebagai dresing yang punya kandungan vitamin c dan sayuran yang kaya akan serat.
O, ya ngomongin soal VCO saya seperti mendapat repetisi informasi juga waktu itu. Udah tau sebenernya kalau VCO ini super food yang keren banget untuk kesehatan dan kecantikan. Mumpung pas lagi sharing juga di sini, dan biar ga lupa, saya ceritain juga apa yang disampaikan oleh dokter Samuel di acara itu tadi. VCO (terutama yang press cold) bagus banget buat meluruhkan lemak dan membantu diet dengan cara diminum setiap hari. Harganya emang lumayan tapi benefitnya itu lho, keren. Saya aja beli yang 100 ml buat diminum dan masker muka tiap hari udah seminggu ini masih sisa setengahnya lebih dikit.
sumber foto: https://www.newfoodmagazine.com/news/23497/virgin-coconut-oil-inflammation/ |
Buat kecantikan pun bisa membantu bikin muka kinclong dengan cara mengaplikasikannya pada muka secara teratur. Lalu dari hasil googling juga banyak referensi yang kasih kabar bagus buat yang kesel sama jejak mata panda. Kan biasanya males kalau harus ngiris terus nempelin irisan mentimun saban malam dan ditempelin sepanjang malam. Belum kalau tidurnya 'motah' alias ga bisa diem. Pas balik badan ke kanan atau ke kiri, tercerai berai deh itu mentimum dari mata. Mentimun ke mana, muka kita udah menghadap ke mana. Bahkan mungkin tiba-tiba menyelusup di balik bantal hahaha..
Nah bisa deh aplikasiin minyk VCO ini ke muka juga ke mata. Saya pun lagi coba menjalaninya, ya mudah-mudahan cocok (errr... cocok sama metode ini maksudnya). Dulu pun sempet nyoba juga tips ngompres mata dengan es, atau ampas teh yang udah basi. Duuh keburu males saya. Dipikir-pikir, saya prefer pake VCO ini aja. Lebih praktis. Tinggal nyelipin di antara ritual malam atau ritual pagi. Karena bahannya alami ya perlu kesabaran buat membuktikannya. Soal ini wait and see, semoga berjodoh (((berjodoh))).
Tentang Herbilogy
Siapa yang ga ngiler kalau liat makanan enak begini?
Semua bahan-bahannya mudah didapat dan di dalamnya sudah terkandung muatan superfood dari Herbilogy, lho.
Jadi kalau rasanya ribet mengolah atau takut stok di kulkas jadi mubazir kalau disimpan di kulkas, bisa deh masukin varian-varian dari Herbilogy ini dalam daftar belanjaan bulanannya sebagai pelengkap nutrisi gizi dan vitaminnya. Bukan cuma menghindari bahan-bahan yang tidak terpakai akibat membusuk tapi juga menghemat ruang untuk menyimpan.
Herbilogy mempersembahkan superfood dari petani lokal yang diolah dengan pengawasan kualitas yang ketat. Selain membantu masyarakat Indonesia dari Aceh sampai Papua untuk mendapatkan bahan superfood yang sehat juga bersinergi dengan petani lokal untuk mempromosikan kekayaan flora Indonesia yang tidak kalah mutunya dengan superfood asal luar negeri.
Untuk informasi lainnya silahkan kunjungi web resminya di http://herbilogy.com/ dan media sosial, untuk akun instagramnya silahkan cek akun https://www.instagram.com/herbilogy/. Sedangkan untuk akun Facebook bisa dilihat di https://www.facebook.com/herbilogy