Mari kita jujur sama diri sendiri, kalau dikasih lihat gambar ini. Apa reaksi kita?
Nyengir asem sambil malu-malu harimau? Sok jaim atau merasa biasa saja? Kalau saya sih bakal merapat ke kelompok pertama. (kan jujur). Istilah keren (apa ngeles) yang suka ngalamin gini adalah kelompok bergaji 15 koma. Maksudnya tanggal 15 sudah koma. Lalu keukeupin balon eh dompet erat-erat biar enggak tergoda rayuan diskon
Kaya ≠ Gaji Besar
Misalnya buat yang masih lajang (uhuk) pilihan pertama berinvestasinya adalah menyiapkan anggaran untuk menikah. Iya, sih yang namanya menikah itu kan momen paling sakral dalam hidup. Once in a life time, lah wishesnya setiap orang. Termasuk harapan saya (Udah, biasa aja ga usah pura-pura batuk atau keselek). Tapi ga berarti harus jor-joran juga, ala-ala drama queen gitu, kan? Sayang aja usah payah nabung terus habis dalam sehari.
Katering buat resepsi harus yang enak tapi jangan terlalu royal. Dress pengantin ga usah beli, deh. Sewa aja. Mahal-mahal gitu ujungnya malah disimpen, ga bisa dipake tiap hari. Mubazir. Dan perintilan lain buat acara pernikahan yang sebenarnya kita sendiri yang mempersulit diri. Mending yang mormal aja, dan budgetnya dialokasiin aja buat investasi masa depan. Buat DP rumah misalnya. Ya, ga? (dadah-dadah sama hubby in future :D)
Dan kebutuhan investasi setiap orang ga akan stagnan terus di situ. Nantinya akan butuh investasi untuk tabungan pendidikan anak, investasi untuk hari tua atau menyiapkan investasi di bidang asuransi kesehatan.
![]() |
sumber foto: Sun Life |
Eh tapi kalau yang merasa biasa saja ga berarti saya suuzhan, lho. Mungkin manajemen keuangannya udah oke. Tapi kan, peribahasa masih ada kesempatan untuk memperbaiki kali ini berlaku, deh. Makanya pas diajakin untuk gathering bareng Sun Life soal bincang keuangan, saya bilang iyes tanpa harus nunggu persetujuan Mas Anang :D
Jadi ngomongin soal orang kaya dan tidak kaya, apa bener selalu identik dengan mereka yang gajinya gede? Atau profesional yang kebanjiran order yang deras? Atau pengusaha yang banyak cabangnya? Enggak juga. Tergantung, bagaimana attitudenya mengelola keuangan yang didapatkannya. Mari kita bahas beberapa high light yang dibahas Safir Senduk sebagai nara sumber acara bincang keuangan tanggal 3 Oktober 2015 di Mozaik and Co Restaurant, Trans Studio, Bandung.
Seperti yang sudah dibilang sebelumnya, yang namanya horang kayah alias tajir ga berarti yang gajinya gede. Tapi ternyata yang termasuk orang kaya itu yang punya visi dan misi yang jelas. Punya visi masa depannya seperti apa. Uang bukan segalanya memang tapi kita ga bisa menampik kalau kita perlu uang, kan? Jadi keingetan pelajaran ekonomi waktu sekolah dulu, motif menyimpan uang salah satunya adalah untuk berjaga-jaga. Di sini bisa diartikan punya uang yang diinvestasikan. Bukan disimpan di bawah bantal karena bisa diambil kapan saja. Bukan celengan yang bisa dibobok setiap saat atau atm yang faktanya sebagian besar hanya numpang lewat dan bunga yang kenyataannya lebih kecil nilainya dari potongan pajak dan biaya administrasi. Kalau sudah enggak kerja alias pensiun, kira-kira kebayang ga, bekal hidup kita nanti kayak gimana?
Jadi?
Investasi, dong. Iya, yang bijak mengelola keuangan adalah yang bisa menginvestasikan dengan baik. Semakin banyak investasi yang dimiliki, semakin banyak check list yang bisa dikasih centang, sebagai salah satu dari cirinya orang kaya. Duh, saya nyengir. Selain tabungan yang mostly numpang lewat, saya baru punya satu jenis investasi saja. Oke, saya harus introspeksi diri, ada apa dengan manajemen keuangan saya.
Soal pilihan berinvestasi setiap orang punya pertimbangan yang berbeda satu sama lain. Satu hal yang saya kasih tanda cetak tebal, garis miring dan underline sekalian capslock adalah KARAKTER INDIVIDU jadi salah satu penentu saat kita mengambil keputusan.
Belum jelas?
Oke, misalnya yang punya pembawaan centil dan fashionable, suka mix and match dengan kostumnya yang selalu OOTD, bisa punya kecenderungan investasi di bidang fashion. Besar kemungkinan orang-orang seperti ini akan menyukai bisnis butik atau jadi perancang fesyen. Kalau punya bakat menciptakan trend setter dan followers yang banyak, kenapa enggak? Mari merenung, punya kecenderungan di bidang apa?
Kiri atau kanan?
Umumnya setiap orang punya kecenderungan menggunakan otak kanan lebih dominan atau sisi kiri yang dominan. Ga ada yang salah atau lebih baik. Tapi sekali lagi kecenderungan ini bakal memengaruhi kita ketika menentukan keputusan. Bisanya yang dominan dengan otak kirinya akan lebih banyak ngitung sebelum memutuskan. Yang kanan? Lebih banyak pake naluri saat memutuskan. Namun dalam beberapa hal kita bisa mempertimbangkan secara kondisional, mana yang lebih dominan. Biasanya yang pake otak kiri bawaannya serius. Yang suka menggunakan otak kanannya biasanya pembawaannya santai.
Jangan sampai besar pasak daripada tiang
Sekali lagi soal definisi orang kaya. Sebenarnya yang orang kaya tulen (cieeee ) ga ngaruh mau tanggal tua atau tanggal muda. Kalau yang gajiannya sekali aja, istilah tanggal tua atau tanggal muda bakal berlaku. Tapi kalau punya sumber penghasilan lebih dari satu yang tanggal pencairannya berbeda bakal punya anceran penghasilan yang berbeda. Tapi.... attitude ngaruh lagi. Kalau pola hidupnya konsumtif, tetep aja tekor. Kan bisa aja tuh, misalnya yang harusnya tanggal 10 dapat gaji lagi eh cuma megang sebentar karena dipakai buat nyicil utang sebelumnya.
Makanya, meski bukan sarjana ekonomi, mesti deh punya skill manajemen cashflow yang baik. Masih mending kalo pus plos (kata urang Sunda) alias impas. Gimana kalau tekor? Gaji 10 juta pengeluaran 13 juta? Nombok, dong. Untuk mengelola keuangan yang baik kita harus punya 3 kunci. Selain berinvestasi, juga menyiapkan dana masa depan dan bijak mengatur pengeluaran.
Contoh manajemen cashflow orang miskin. Masuk 10 jt keluar 10 juta. @sunlife_id #LebihBaik pic.twitter.com/J2haL0OwWL
— efi (@Efi_Thea) October 3, 2015
Makanya, meski bukan sarjana ekonomi, mesti deh punya skill manajemen cashflow yang baik. Masih mending kalo pus plos (kata urang Sunda) alias impas. Gimana kalau tekor? Gaji 10 juta pengeluaran 13 juta? Nombok, dong. Untuk mengelola keuangan yang baik kita harus punya 3 kunci. Selain berinvestasi, juga menyiapkan dana masa depan dan bijak mengatur pengeluaran.
Memilih Jenis Investasi
Kebutuhan investasi setiap orang tidak sama. Juga bisa bertumbuh dan berkembang, kata Safir Senduk, ada 5 kelompok Investasi masa depan untuk memudahkan kita memetakan keputusan berinvestasi.
- Menikah
- Rumah
- Sekolah anak
- Kendaraan
- Liburan
![]() |
sumber foto: Sun Life |
Katering buat resepsi harus yang enak tapi jangan terlalu royal. Dress pengantin ga usah beli, deh. Sewa aja. Mahal-mahal gitu ujungnya malah disimpen, ga bisa dipake tiap hari. Mubazir. Dan perintilan lain buat acara pernikahan yang sebenarnya kita sendiri yang mempersulit diri. Mending yang mormal aja, dan budgetnya dialokasiin aja buat investasi masa depan. Buat DP rumah misalnya. Ya, ga? (dadah-dadah sama hubby in future :D)
Dan kebutuhan investasi setiap orang ga akan stagnan terus di situ. Nantinya akan butuh investasi untuk tabungan pendidikan anak, investasi untuk hari tua atau menyiapkan investasi di bidang asuransi kesehatan.
Eh tau ga, sih? Ternyata di antara berbagai 5 penyakit berat yang bisa menguras biaya perawatan secara berturut-turut adalah kanker, penyakit jantung, stroke, ginjal dan diabetes. Jadi nih, menurut saya, investasi lainnya yang harus diperhatikan adalah menjaga kesehatan. Kurangi deh kebiasaan makan junk food atau serba cepat. Lebih irit budget buat kulineran juga, kan?
Banyak kok. Beberapa opsi yang bisa kitaa pilih untuk berinveatasi diantaranya adalah investasi di bidang gold, fund, bond, stock, currency, deposits, dan real estate (property). Sekali lagi, ga ada yang salah atau benar. Tinggal kejelian kita untuk mencari investasi mana yang bisa mempunyai banyak kelebihan. Misalnya kalau akan berinvestasi di bidang saham, kita bisa memercayakan pengelolaannya misalnya via manajer investasi atau unit link.
Agar tidak terjeblos atau sampai mengalami kerugian, coba deh perhatikan reputasi perusahaannya. Lihat investasi di mana dan lihat track recordnya. Hati-hati, investasi yang enggak jelas. Jangan mau deh diajakin ikutan invest yang membuai dan memberikan harapan kosong semacam arisan dan investasi bodong dengan iming-iming bunga yang tinggi, atau modus php (pemberi harapan palsu) seperti janji cash, dijamin tidak akan rugi, bonus member baru dan skema tidak jelas. Get real, ah. Jangan mau ditipu!
Makanya salah satu pilihan berinvestasi yang tepat adalah Investasi di Sun Life. Kenapa Sun Life? Karena:
- Sun Life punya track record yang baik. Usianya sudah 150 tahun, lebih tua dari negeri asalnya (Kanada) yang usianya 120 tahun. Sementara di Indonesia sudah berkiprah selama 20 tahun.
- Selain itu Sun Life di dukung oleh 100 ribu agen dan sahamnya dijual di bursa saham dunia seperti bursa saham Toronto dan New York (FYI, pada masa krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada tahun 1998 Sun Life malah tetap bertahan sampai sekarang. Bisa dong dijadikan indikator sebagai perusahaan yang selalu bertumbuh dan berkembang).
- Agen Sun Life yang segitu banyaknya juga ga asal-asalan merekrut nasabah dan mengejar closing dengan nasabahnya. Mereka dibekali assesment untuk paham, apa sih kebutuhan nasabahnya agar bisa melayani dengan baik. Ga asal hit and run alias closing.
- Agen Sun Life yang banyak itu tidak terkonsentrasi di kota besar saja. Untuk kota kecil seperti Dompu atau Baubau pun ada agen yang siapa melayani.
- Ssst..... bagi yang nyaman dengan sistem investasi syariah, Sun Life juga punya lini syariahnya, lho.
Sebagai bukti pengelolaannya yang profesional, Sun Life merupakan perusahaan investasi yang pertama dengan agen yang mengkhususkan diri di lini syariah. Jadinya enggak campur-campur antar yang konvensional dan syariah. Fokus! No wonder deh kalau Sun Life meraih penghargaan Marketing Award 2015 dan perusahaan Investasi untuk kategori The Best Marketing Campaign Social Media Achievement 2015. Bukti nih kalau SunLife aware banget kuatnya pengaruh sosial media dalam dunia marketing.
![]() |
sumber foto: Sun Life |
Oke,sudah jelas dan punya bayangan mau investasi di bidang apa? Sudah punya proyeksi juga investasi masa depan apa yang jadi prioritas? Good. Jangan lupa nih, ada 5 tips oke dari Safir Senduk agar manajemen keuangan kita tidak mengalami tekor.
- Cari tahu di mana kita borosnya. Kurangi borosnya. Sssst.... Laki-laki atau perempuan, ternyata sama borosnya. Bedanya cara masing –masing menghabiskan uang.
- Kendalikan keinginan. Bedakan butuh, wajib dan ingin. Wajib dan butuh ada batasnya. Tapi ingin tidak ada batasnya. Kendalikan keinginan untuk mengontrol pengeluaran.
- Lakukan pengeluaran sesuai prioritas.
- Klasifikasi pengeluaran: Cicilan utang maksimal 30%, tabungan minimal 10%, asuransi minimal 10%, biaya hidup maksimal 50%
- Awas jebakan sale. Tidak semua sale beneran sale. Sebenernya tiap bulan selalu ada sale. Dari januari sampai Desember selalu ada tema yg menggoda iman eh dompet. Coba aja, inget-inget, Januari ada promo new year sale, februari ada promo yang berhubungan all about love, terus ada promo lebaran, liburan, back to school, sampai Desember ada promo akhir tahun. Belum lagi jebakan diskon seperti 50%+20% yang mengecoh. Terlihat seperti diskon 70%, padahal ga gitu lho itungannya.
Eh tapi ada sale yang murah dan ga kan bikin dompet langsing, lho. Mau tau? Sale pisang! Hehehhe.... Udah sgitu aja. Jadi sepakat dong, kalau kita harus menyiapkan masa depan dari sekarang. Jangan gimana entar, tapi entar gimana. Ya berinvestasi, lah. Orang bijak dan cerdas itu yang punya visi hidup yang jelas. Mau apa dan gimana masa depan (tua) nanti. Yuk, investasi dari sekarang!
25 Comments
asek asek..baiklah sunlife emang oke..
ReplyDeleteaku lanjut nulis dulu, tapi Mas Anang ga ngijinin eh Mas bos :v
asek..asek..sunlife emang salah satu solusi tepat untuk masa depan yaa.
ReplyDeleteAku mau lanjut nulis jg ahh, mumpung mas anang eeh..mas argun nya gi jelong2 xixixixi
Yooih, harus punya periapan buat masa depan, ya. Hidup mas Anang #eeh
Deletequote-nya bener tuh... mengena hehe
ReplyDeleteHahahah... Jleb, ya. Hayo, Mak. Kita ngelak, jangan mau kena terus.
DeleteAku penasaran, malu malu harimau itu cemana yak, kikikik
ReplyDeleteHmmm inpograpisnya sedep bgt teh, palagi yg gambar otak..jadi merangsang tuk mikirin investasi long term ni
Hahaha malu-malu kucing kan malu-malu kelas teri. Malu-malu harimau kelasnya kelas hiu :D
DeleteYuk siapin masa depan, Gusty
Waaakkkzzz ini mah calon pemenang. Tulisannya bagus dan lengkap ;) <3
ReplyDeleteAamiin :) Duh masih banyak yang postingannya lebih keren dari aku, Dy.
Deletekeren. Intinya jangan kejebak diskon aja, wanita sudah tergiur diskon artinya wassalam :D wkwk
ReplyDeleteKarena diskon itu godaan yang sukar kita tolak hahahaha.. #keukeuepindompet
DeleteKalau saya sampai saat ini masih bingung sebenarnya harus investasi di bidang apa yah, kemarin saya coba kerjasama sama teman dalam bidang pengolahan plastik untuk bahan baku produk tapi sekarang koma,,, hehe kira-kira apa ya solusinya? Kalau Asuransi Sunlife sy belon begitu mengenal sih,,, Barangkali kalau ada seminarnya di kota saya, saya akan ikut.
ReplyDeleteSemoga di kotanya segera ada seminar ini, ya. Yuk siapin masa depan yang lebih cerah
DeleteTambahan sedikit ya hendaknya jangan berasuransi dengan tujuan investasi. Jangan terbalik. Asuransi adalah untuk proteksi. Investasi dalam asuransi tidak dijamin bisa turun bisa naik. Kalau invest skalian aja beli emas, tanah dll. Miliki proteksi dulu baru pikirkan investasi.
ReplyDeleteLebih keren kalau punya dua-duanya, ya. :)
DeleteHm... malu malu harimau, hehe. Baru dengar istilah ini. Aq sepakat banget quote di atas, tuh, Fi. Nyarinya sulit banget, kudu kerha sebulan, eh ngabisinnya bisa dlm sekejab.
ReplyDeleteHarus bener2 niat sih utk tertib financial management.... sukses yaaa.
Itu dia, mbak Al. Bikin sakit hati kalo inget uangnya abis buat keperluan ga jelas. Inget umur yang udah ga unyu lagi jadi pengen beresin manajemen keuangan, ya.
Deletemau ikutan ini tapi lupaaaaa. gudlak tetehhhhh :*
ReplyDeleteKyaaa, sayang. Kirain sengaja skip lomba ini. Tengkyu, Icha :)
Deletetertohok banget sama quote nya, ahhahaha,, mencari pake jarumnya luar biasa, eh pasirnya main sedot aja, heheheh
ReplyDeleteSakit hati dan nyesek kalau duit cepet abis, ya hahaha
DeleteIni lomba ya? Kok gak nemu infonya...tadi malu-malu harimau aku jadi gugling nyari info lomba sunlife yang baru. Hahahaha.
ReplyDeleteBtw...tulisannya bagusssss..lengkap, informatif dan keren.
Hahaha.. Iya mbak Ade. Lomba buat peserta talskhow. Yang ga ikutan juga boleh sih urunan. Cuma infonya emang diblass di email.
DeleteTerima kasih ilmunya Mbak. Sangat bermanfaat.
ReplyDeleteSama-sama mbak, Susi. Senang jug kalau bermanfaat.
DeleteSilakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.