Hidayah itu datang dengan cara yang unik. Kita tidak pernah tahu kapan seseorang yang tampaknya tidak mungkin menjadi pribadi yang berubah drastis. Dari bad guy menjadi good guy alias saleh. Seperti yang dikisahkan di film berikut yang diangka dari novel dengan judul yang sama.
Judul Film : Bait Surau
Genre : Religi
Sutradara: H Kuswara Sastra Permana
Produser : Aulia Anita
Pemain : Rio Dewanto, Ihsan Tarore, Cok Simbara, Astri Nurdin, Nadia Vella, Tahta Perlawanan, Taufan Purbo Rachel
Judul Film : Bait Surau
Genre : Religi
Sutradara: H Kuswara Sastra Permana
Produser : Aulia Anita
Pemain : Rio Dewanto, Ihsan Tarore, Cok Simbara, Astri Nurdin, Nadia Vella, Tahta Perlawanan, Taufan Purbo Rachel
Sebuah kehilangan pun bisa menjadi jalan hidayah bagi seseorang untuk berubah. Apalagi kehilangan yang berujung penyesalan. Itu juga yang terjadi dengan karakter Rommy yang diperankan oleh Rio Dewanto yang beradu peran dengan Ihsan Tarore yang memerankan Ramdhan - seorang pemuda yang alim dan rendah hati - bekerja sebagai pembantu di rumah Rommy
Musibah kecelakaan yang baru saja dialami Rommy bukan hanya merenggut istri dan calon bayinya tapi juga membuat Rommy merasakan kehampaan, dan memutuskan mencari Ramdhan yang untuk meminta maaf.
Rommy akhirnya berhasil menemukan Ramdhan di kampung halamannya, Malinping, sebuah desa nelayan di Pandeglang.
Adegan demi adegan memperlihatkan Rommy datang ke menemui Ramdhan bukan hanya untuk mendapatkan maaf dari pemuda lugu itu. Di sana juga Rommy menemukan hidayah. Karena Ramdhan dan keluarganya, mengenal kebahagiaan sederhana dan arti hidup dari Ayah Ramdhan (Cok Simbara) yang berprofesi sebagai pengrajin batu nisan.
"Setidaknya masih ada yang memikirkan untuk jasad mereka setelah mati." Itu yang dibilang Abah saat ditanya Rommy, kenapa tidak mencoba mencari pekerjaan lain.
Perlahan, hidayah itu datang menghampiri. Rommy mulai mendirikan kembali shalat, mengingat kembali wudhu yang urutannya terbalik, membaca kembali Al Quran meski harus menahan malu ketika belajar iqra bersama anak-anak di surau yang kondisinya memprihatinkan.
Alur film yang maju mundur cukup menjelaskan perjalanan spiritual Rommy. Namun ada beberapa adegan yang terasa kurang nyambung dan membuat agak sedikit bingung. Karakter yang terbangun dalam film ini jadi terasa kurang kuat, kecuali Ihsan Tarore yang cukup baik memerankan karakter yang identik dengan tokoh protagonis.
Padahal, dalam sesi meet and great yang akrab bersama Ihsan Tarore dan produse film Anita Aulia, Ihsan sempat 'curhat'. Sebenarnya ia tertantang bermain dengan sosok yang disebelin penonton. Tapi dari audisi 6-7 film yang diikutinya, Ihsan selalu kebagian peran baik-baik terus. Susah sih, ya, Ihsan :) Padahal saya penasaran pengen lho melihat Ihsan bermain dengan karakter 'bad guy' itu tadi.
Sebelum nonton bersama Ihsan Tarore dan produser film Anita Aulia, kami sempat ngobrol santai. Kami pun ngeh, kalau ternyata film Bait Surau yang memakan waktu tiga tahun itu pun 'diuji' dengan musibah kebakaran yang memusnahkan sebagian komputer yang menyimpan file ini.
Musibah kecelakaan yang baru saja dialami Rommy bukan hanya merenggut istri dan calon bayinya tapi juga membuat Rommy merasakan kehampaan, dan memutuskan mencari Ramdhan yang untuk meminta maaf.
Rommy akhirnya berhasil menemukan Ramdhan di kampung halamannya, Malinping, sebuah desa nelayan di Pandeglang.
Adegan demi adegan memperlihatkan Rommy datang ke menemui Ramdhan bukan hanya untuk mendapatkan maaf dari pemuda lugu itu. Di sana juga Rommy menemukan hidayah. Karena Ramdhan dan keluarganya, mengenal kebahagiaan sederhana dan arti hidup dari Ayah Ramdhan (Cok Simbara) yang berprofesi sebagai pengrajin batu nisan.
"Setidaknya masih ada yang memikirkan untuk jasad mereka setelah mati." Itu yang dibilang Abah saat ditanya Rommy, kenapa tidak mencoba mencari pekerjaan lain.
Perlahan, hidayah itu datang menghampiri. Rommy mulai mendirikan kembali shalat, mengingat kembali wudhu yang urutannya terbalik, membaca kembali Al Quran meski harus menahan malu ketika belajar iqra bersama anak-anak di surau yang kondisinya memprihatinkan.
Alur film yang maju mundur cukup menjelaskan perjalanan spiritual Rommy. Namun ada beberapa adegan yang terasa kurang nyambung dan membuat agak sedikit bingung. Karakter yang terbangun dalam film ini jadi terasa kurang kuat, kecuali Ihsan Tarore yang cukup baik memerankan karakter yang identik dengan tokoh protagonis.
Padahal, dalam sesi meet and great yang akrab bersama Ihsan Tarore dan produse film Anita Aulia, Ihsan sempat 'curhat'. Sebenarnya ia tertantang bermain dengan sosok yang disebelin penonton. Tapi dari audisi 6-7 film yang diikutinya, Ihsan selalu kebagian peran baik-baik terus. Susah sih, ya, Ihsan :) Padahal saya penasaran pengen lho melihat Ihsan bermain dengan karakter 'bad guy' itu tadi.
Sebelum nonton bersama Ihsan Tarore dan produser film Anita Aulia, kami sempat ngobrol santai. Kami pun ngeh, kalau ternyata film Bait Surau yang memakan waktu tiga tahun itu pun 'diuji' dengan musibah kebakaran yang memusnahkan sebagian komputer yang menyimpan file ini.
Jangka waktu 3 tahun ini juga yang diusahakan oleh kru film untuk mengompilasi file demi file rekaman film menjadi kesatuan yang utuh. Kalau saja tidak ada musibah kebakaran itu mungkin film ini bakal lebih greget dan frekuensi kemunculan aktor/aktris pendukung film jadi lebih sering, yang akan memperkuat jalinan cerita, seperti penokohan Nadia (Nadia Vella) atau Siti (Astri Nurdin) kakak Ramdhan yang tidak bisa berbicara dan diam-diam naksir Rommy.
Terlepas dari ujian yang menimpa kru film Bait Surau, film ini layak untuk ditonton bersama keluarga tanpa harus merasa risih atau bingung karena aman ditonton bersama anak-anak. Selain sarat dengan pesan moral, penonton juga dihibur dengan beberapa kelucuan dialog dan akting H. Sodik, pemilik perahu yang dipakai penduduk sebagian desa (diperankan oleh Tahta Perlawanan) dan anak-anak buahnya dalam porsi yang normal.
Jangan lewatkan juga suara merdu Ihsan yang mengisi soundtrack film ini. Dijamin deh, bikin melting dan pengen memasukkannya di playlist musik komputer/gadget :)
Selain menghibur dan menginspirasi, film Bait Surau ini juga jadi jalan beramal bagi para penontonya. Soalnya 2,5% dari keuntungan pemutaran film ini akan disumbangkan untuk menyumbang pembangunan/renovasi surau di seluruh Ondonesia agar layak dan nyaman jadi rumah ibadah untuk kaum muslim di seluruh Indonesia. Yuk, kita nonton.
16 Comments
Film yang ada Rio Dewantonya seringkali memuaskan, aku belum sempat nonton film ini tapi sepertinya menarik :)
ReplyDeleteAyo tonton sebelum turun dari bioskop mas.
DeleteCiee poto sama ikhsan euy :D. Bagus ya teh filmnya? Jd penasaran
ReplyDelete3,5 dari 5 bintang, Mi. Kapan lagi atuh bisa foto-foto sama Ihsan ;).
DeleteBagus kayaknya filmnya.. Makasi review nya teh ^^
ReplyDeleteSama-sama, mba. Yuk atuh nonton.
DeleteBanyak foto artinya ^_^
ReplyDeleteArtinya apa coba? :)
DeleteNah, itu yang saya garis bawahi: film ini aman ditonton sama anak-anak.
ReplyDeleteMakasih banyak ya, Mbak, atas reviewnya yang asyik ini :)
Sama-sama mas. Semoga menginspirasi.
Deleteganteng yah #eeh
ReplyDeleteEmang kok, ganteng hehehe.
DeleteSepertinya sayang buat dilewatkan nih film ><
ReplyDeleteHayi mbak. Sebelum hilang dari peredaran.
Deletewah asiknya bisa foto bareng mamang ihsan, keren ya dia, abis Idol malah banyak main film keren...
ReplyDeleteIhsan sekarang jarang nyanyi, milem terus yak
ReplyDeleteSilakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.