Pagi
ini saya lagi selonjoran ngetik dengan kondisi badan yang ga terlalu fit. Rasanya sedikit
pening dan hidung yang ga nyaman. Tapi menghabiskan
waktu tiduran juga malas. Jadi saya perlu booster, biar tetap bisa kerja. Flunya belum sampai meler, sih. Duh, jangan sampai, deh.
Saya
pernah cerita di beberapa posting sebelumnya kalau ternyata punya banyak alergi. Intinya,
dokter mendiagnosa kalau dulu nih... belasan
tahun silam saya sering minum obat yang mengandung
antibiotik. Dalam jangka pendek, dampaknya enggak kelihatan. Everything
looks fine.
Setelah
belasan tahun lewat, efeknya baru kelihatan sekarang. Alergi
makanan yang saya alami, pencernaan yang kacau dan beberapa
hal lainnya salah satunya karena kuman yang resisten
di dalam saluran cerna. Kalau pencernaan kacau,
bukan cuma keluhan fisik yang tidak nyaman saja, seperti
kembung atau sembelit sebagai
indikator. Kondisi kulit, terutama kulit wajah juga bisa
termasuk salah satu gejala ada yang
salah dengan pencernaan. Coba lihat deh mereka
yang makanya terjaga,
biasanya kulitnya juga terlihat
sehat.
Lagi-lagi
ini soal antiaging. Korban iklan banget deh, kalau
merasa masalah kulit bisa diatasi dengan kosmetik
saja. Kalau kondisi di dalam perutnya ada yang salah, ya
masalah kulitnya ga akan beres-beres.
Nah
balik lagi soal flu dan antibiotik, ya.
Flu
itu disebabkan oleh virus dan menyerang sel tubuh.
kalau kita punya imunitas yang baik, dan banyak
beristirahat flu bisa sembuh dengan sendirinya. Sementara penggunaan
antiobiotik ditujukan untuk melawan kuman atau bakteri
yang jahat. Catet ya, ga semua bakteri jahat, lho. Ada bakteri baik yang emang diperlukan
tubuh kita.
Hasil kepo
saya ke beberapa situs menemukan
kalau kebanyakan resep yang diberikan
menganjurkan penggunaan antibiotik. Mungkin memang perlu
atau memang masih banyak dokter yang meresepkan atibiotik.
Sementara itu, kebanyakan dari
kita nih, merasa sudah sembuh dan tidak menghabiskan obat
sampai tuntas.
Masalahnya
kalau konsumsi antibiotik untuk tujuan yang tidak jelas
atau salah sasaran bisa bikin kuman jadi kebal. Padahal
penggunaan antibiotik itu ga boleh
asal-asalan, tidak tuntas dan harus dalam pengawasan dokter.
Konsumsi antibotik
tanpa rebiotik ulang selama 3 bulan bisa
menyebabkan ketidakseimbangan flora dalam usus. Kalau pencernaannya enggak sehat bisa menyebabkan autoimun, di mana sistem pertahanan tubuhnya jadi
eror alias menyerang tubuhnya
sendiri.
Jadi..
jangan sembarangan minum obat. Beberapa obat flu
ditujukan untuk mengatasi gejalanya yang biasanya
bakalan reda dalam 3 hari ke depan. Nah kalau
sampai seminggu belum sembuh juga,
jangan sembarangan berpaling ke
lain hati eh lain obat. Bisa jadi keluhan
yang dirasakan bukan dikarenakan
flu tapi karena penyakit lain atau obat yang kita
konsumsi ga cocok. Pengalaman saya nih, kalau ngobrol sama beberapa teman
saat mengonsumsi obat, hasilnya cocok-cocokan. Saya cocok dengan obat flu merk A misalnya.
Sementara teman saya yang lain lebih
cocok dengan merk Z.
Ada resep bikin minuman sehat nih yang saya dapatkan dari dokter David, ownernya DF Clinic tempat saya menjalani terapi antiaging sekaligus adminnya grup FB Sembuh Lupus/Auto Imun, Selain terbiasa dengan minum lemon peras di pagi hari, boleh deh coba resep ini.
- 1 sendok teh of cinnamon/ kayu manis
- 2 sendok makan of Apple Cider Vinegar
- 1 sendok makan of Raw Honey/ madu asli
- 1 buah of air perasan lemon / jeruk nipis
- 1 100cc air hangat.
Minum secara perlahan (jangan sekaligus). Bisa diminum ketika perut
kosong atau saat sesudah makan. Untuk
mengatasi gangguan pencernaan, minum
ramuan ini sedikit-sedikit dalam keadaan hangat pada saat makan sampai perut terasa nyaman
hangat. Jangan minum minuman lain ketika sedang
makan. Sementara kalau minum air
putih, beri jarak 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.
Betul teteh.kalau jaman dl mah dikit dikit antibiotik. Setelah tahu jadi berhati-hati. Kalau flu, istirahat cukup dan makan makanan bergizi. Insyaalloh sembuh
ReplyDeleteIya, Mbak Ety. Jaman dulu banyak yang masih awam, ya. Ah sudahlah. sekarang mah hati-hati aja kalau minum obat.
DeleteIya teteh. Jangan sembarangan minum antibiotik karena gak semua penyakit perlu itu.
ReplyDeleteIya, mbak. Jadi pasien juga harus cerdas, ya.
Deletekebetulan banget, saya termasuk susah minum obat...jadi kalau masih bisa ditahan, menghindari bener yg namanya obat...btw kalau resep di atas hanya diminus sebagian, masih ampuh kah? cuma madu yang selalu siap sedia =D
ReplyDeleteLebih optimal lagi kalo bahannya komplit sih,mbak :) Sama,saya juga suka susah makan obat hehehe
Deletesaya minumnya tolak angin mba, obat juga bukan ya mba hehehe...
ReplyDeleteTolak angin itu herbal kan,ya? Coba cek komposisinya. Kayaknya sih aman, tapi tetep aja jangan over dosisya, mbak.
Deletewah.. kebetulan nih aku gampang banget kna flu :( thanks min infonya ^^
ReplyDeleteIya, hati-hati dengan obatnya, ya.
DeleteSaya jg alergi obat... Klo sakit minum obatnya yg alami2 aja... Tp klo parah, org rumah pasti nyuruh ke dktr... sayangnya blum nemu dokter yg rum :(
ReplyDeleteWah, ternyata banyak juga yang alergi obat. Mudah-mudahan dapat dokter yang cocok, ya.
DeleteSaya setuju mbak... Influenza atau common Flu kan paling banyak disebabkan oleh virus, bukan bakteri. Pemberian antibiotik bersifat sekunder. Banyak orang awam masih menganggap antibiotik adalah "bom" penghancur Flu, padahal kurang perlu, sehingga bila menderita flu, banyak yang masih lebih dulu mengonsumsi antibiotik daripada obat pereda gejala flu-nya.
ReplyDeleteMungkin kesel flunya ga sembuh-sembuh jadi membabi buta gitu dengan antibiotik ya, dok. :) Ngeri efeknya bisa parah gitu.
Delete