Friday, 28 February 2014

10 Mitos Seputar Diabetes


Yang namanya mitos tidak musti harus berhubungan dengan yang namanya klenik. Untuk soal medis  ada juga mitos yang beredar di masyarakat dan mungkin kita sendiri enggak ngeh soal ini. Tahu dong tagline sebuah iklan gula rendah kalori, 'manisnya hidup kita yang tentukan'. Yup, manisnya tubuh sehat itu emang anugerah dari Allah.  

 Soal yang manis-manis siapa yang enggak kenal Diabetes? Penyakit yang jadi penyebab kematian tertinggi setelah jantung dan stroke ini ternyata punya banyak mitos yang mungkin enggak kita sadari. Apalagi penyakit yang satu ini bukan mengancam target dengan usia sepuh saja. Yang masih muda juga bisa kena, lho.  So, posting kali ini saya mau sharing hasil dari paparan materi kesehatan yang saya simak minggu kemarin dari  Rizky Perdana, seorang dosen FK Unisba yang juga anggota salah Tim Penjemput Kematian Khusnul Khotimah di yayasan Percikan Iman.

10 Mitos Seputar Diabetes
courtesy : www.zelenaplus.com
Nih dia 10 mitos yang perlu kita kenali.

1.    Diturunkan menyilang dari ibu ke anak laki-laki dan sebaliknya.
Ternyata tidak. Jadi misalnya seorang ibu menyandang diabetes, maka yang beresiko bukan anaknya yang laki laki saja. Kalau seorang ibu menyandang penyakit ini, maka anaknya yang prempuan juga punya peluang sama untuk terkena. Begitu juga sebaliknya kalau seorang ayah mengalami hal yang sama. Jadi,  beware dan abaikan saja mitos ini, ya!

Share:

Tuesday, 25 February 2014

Meet Chef Arnold (again): Fiesta Seafood Sealicious

As mentioned on the title, ketemu chef unyu ini lagi. Errr,  seneng atau seneng? Ya seneng aja lah, secara saya dapat undangan, jadi ga kudu belanja produk dulu buat dapet tiket gratisan lihat demo masaknya Chef Arnold hehehe, otak gratisan banget, ya. Kalau boleh nawar maunya sih sama Chef Juna kek, Edwin Law atau Chef lainnya. Tapi secara sponsornya ini Fiesta Sea Food yang nota bene bintang iklannya Chef Arnold, ya sud fine-fine aja lah. Lagian udah gratis masih aja nawar, heran ya? *keplak pake flyer*
Courtesy : Ummi Bindya
Share:

Saturday, 22 February 2014

Mengenang My Old Fashion Cell Phone

Kalau ditanya apa sih HP pertama yang dipunya? maka saya akan menjawab dengan malu-malu, Motorola seri yang saya sendiri lupa apa namanya. Setelah ngubek-ngubek koleksi gambarnya Om Google, nah, saya masih inget penampakannya. Seperti ini nih.
Mengenang My Old Fashion Cell Phone
courtesy : livingtheexpectations.blogspot.com


Entah apa nama serinya, saya ga nemu. Yang jelas model ini really freak oldies! Emang ga setebel saudaranya yang dimensinya  hampir menyaingi batu batu dan bisa dipake buat nimpuk (hehehe, tapi saya ga pernah nimpuk orang pake hp. sayang euy, kemahalan). Masih inget ga, sama penampakan saudaranya yang ini?

Share:

Wednesday, 19 February 2014

Ngamen, Antara Menjajal Bakat dan Terdesak Kebutuhan

Seminggu kemarin (sumpah bukan lagu Kahitna), saya pergi ke pasar. Sudah lama saya enggak bikin martabak telur. Makanya saya bela-belain segera ngibrit (halah, biasa aja sih, ga pake acara lari-lari) ke pasar depan rumah yang akhir Januari kemarin ini dikunjungi pak wali yang fenomenal itu (boleh dong bangga?) hehehe.

Selain kulit lumpia dan telur, komposisi wajib yang ga boleh lewat tentunya seledri dan bawang daun. Rempah-rempah hijau ini selain taburan asyik sebagai pemanis sayuran juga bikin gurih masakan. Makanya, saya suka heran kalau ada yang bilang ga suka. (ah, topik absurd, sama anehnya mungkin buat orang lain yang heran saya ga suka pete dan jengki).
Share:

Monday, 17 February 2014

Prompt #39: Kedai Bakso Pojok


Credit : Rinrin Indrianie

Anakonda yang ngekos dibalik perutku sudah riuh berdemo, menggelitik lambungku seperti balon yang ditiup. Lapar itu perih, jendral!
“Jeng, mau coba bakso itu, ga?” Bagus menunjuk sebuah kedai bakso di sudut jalan yang ramai. Aroma khasnya yang menguar sampai radius 100 meter begini, siapa tahan?  Anggukan kepalaku yang memantul di spion motor direspon Bagus dengan sigap.
Aku dan Bagus segera mengisi sudut meja yang baru saja ditinggalkan sepasang mahasiswa. Wajah-wajah antusias segera menghentikan kicauan, menyingkirkan aneka gadget di tangan mereka saat pesanan datang.

Share:

Thursday, 13 February 2014

My First Solo : Asbabun Nuzul for Kids

Kalau beberapa postingan yang sudah-sudah saya suka bercerita atau meresensi novel/buku orang lain, kali ini saya mau cerita buku solo saya yang fresh, baru aja keluar dari percetakan. Ehm, boleh, dong. Biar teman-teman punya gambaran apa sih isi buku saya ini? Nantinya ga akan ragu-ragu lagi memborong di toko buku. Bisa jadi hadiah buat anak, adik, keponakan atau calon keponakan. ^-^

Nah ini dia buku solo perdana saya


Seperti yang tercantum di cover, buku ini berjudul Asbabun Nuzul for Kids : 50 Kisah seru asal-usul ayat Quran. Keluar bulan Februari 2014, masih baru sekali. 

Ada banyak kisah-kisah para sahabat di jaman Rasulullah saw yang sudah kita dengar. Tapi, mungkin masih banyak yang belum tahu kalau beberapa kisah yang terjadi menjadi asal muasal beberapa ayat diturunkan. 

Asbabun Nuzul for Kids mengompilasi 50 kisah terpilih yang menarik sekali untuk diketahui anak-anak. Ada banyak hikmah yang mudah-mudahan bisa menginspirasi anak-anak untuk lebih mencintai Al Quran. Ke-50 kisah ini dikelompokkan dalam sub cerita: tentang Ayat Quran dan Alam semesta, Berbuat Ihsan kepada orangrua, Sedekah dan kesederhanaan, Pertolongan Allah, Kepahlawanan, Hidayah, Tauhid dan Ibadah, Akhlak yang Baik serta Al-Qur'an bercerita tentang Akhlak Buruk.

Beberapa kisah yang diceritakan dalam buku ini seperti bulan yang terbelah dan tuduhan orang-orang Mekkah bahwa Rasulullah telah melakukan sihir,  kegelisahan Asma yang dikunjungi ibunya yang masih kafir dan memberinya hadiah, Pasukan kafir Quraisy yang kalah secara memalukan setelah tenda-tendanya dibuat kocar-kacir oleh angin dalam perang Khandaq. Lalu ada ekspedisi pasukan berkuda yang diceritakan dalam surat Al Balad dan hubungannya dengan qunut Nazilah, Abu Jahal yang diam-diam mengagumi keindahan Al-Qur'an atau bagaimana adilnya Rasulullah menyerahkan kunci kakbah kepada Utsman bin Thalhah, yang sampai sekarang keturunannya masih mempunyai hak untuk itu.


Berikut ini, petikan dari surat Al Fajr ayat 27-30 yang menghibur Rasulullah karena gugurnya paman tercinta, Hamzah.
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku
 Nah, surat-surat apa lagi yang kemudian turun menyusul kisah-kiah dia atas tadi? Masih ada kisah lainnya yang bisa disimak atau diceritakan kepada anak-anak. Silahkan tuntaskan kepenasarannya dengan membaca buku ini.

Semoga setelah mengetahui kisah-kisah ini anak-anak akan semakin bersemangat untuk mencintai dan menadaburi Al-Qur'an. Selain itu adalah contoh-contoh akhlak yang baik yang bisa jadi teladan baik terhadap orang tua saudara atau orang lain.

Buku setebal 172 halaman dengan dimensi 17 x 24 cm plus ilustrasi berwarnanya ini bisa didapatkan di seluruh toko buku Gramedia di Indonesia atau di toko buku online seperti bukabuku.com. Untuk info beberapa toko buku lainnya segera menyusul, ya. :) 


Share:

Tuesday, 11 February 2014

Prompt #38: From Canada to Indonesia



Prompt #38: From Canada to Indonesia
source : Yahoo

Ikon dengan nickname Bonanza berkedip, sebentar kemudian avatar YMnya berwarna kuning terang. BUZZ.... Ah, Kaka is on the air. Gegas aku menyingkirkan aneka remeh temeh yang bakal membuat perhatianku terpecah.

“Fay,..” Ika memanggilku dengan mulutnya yang penuh, mengeja namaku dengan lafal yang ngaco. Ratu ngemil yang badannya tetap langsing ini selalu bikin aku ngiri. Bandingkan dengan aku yang ngemil sedikit lebih banyak saja, jarum timbangan yang aku jejaki seolah ingin kabur ke kuadran kedua.

“Hmmm,...” aku menyahut asal. Ganggu orang saja.

“Menurut lo, si Neo bakal serius sama ucapannya, ga?”

Aku menoleh sebal. Layar di netbookku menunjukkan isyarat Kaka is writing a message. Baiklah, aku ladeni sebentar mahluk cerewet ini.

“Kayaknya enggak deh Ka,”

“Kenapa?” kejar Ika.

       “Karena si Neo udah cape dan mutusin menyerah,” sahutku asal.
Share:

Suatu Hari Di Kubikel

 

“Rasanya aku lagi jenuh, mbak,” Amel, yang kubikelnya bersebelahan denganku berbisik pelan. Aku mendongakkan kepala, mengajaknya mendekat agar suaranya tidak mengganggu teman-teman yang lain.
“Kopi?” Aku mengacungkan kemasan kopi favorit Amel, vanilla late.
Amel mengangguk. Kebetulan, Ujang, office boy kantor kami sedang lewat. Aku mengangsurkan dua sachet kopi yang dibilang sebagai kopi banci oleh Dion, staf marketing kami yang paling flamboyan. Ah, biarlah, lagi pula apa enaknya sih menyesap kopi pahit?

Suatu Hari di Kubikel
sumber gambar dari sini
Share:

Saturday, 8 February 2014

Mengenal Kampung Fiksi



Apa itu Kampung Fiksi? Kampung Imajiner, atau kampung yang nama penghuninya fiktif?
Oh bukan. Meskipun namanya fiksi, tetapi dia benar-benar eksis. Kalau anda penggiat kata, penggemar kisah manis, cerita sedih, dongeng khayalan atau kegetiran yang suram, maka anda akan jatuh cinta dibuatnya. Komunitas ini memfasilitasi siapa saja yang kepengin mengelaborasi minatnya untuk tulisan fiksi dengan sentuhan manis agar jadi tulisan yang menarik. 

Makanya, Kampung Fiksi yang hadir sejak 1 Februari 2011  dan punya situs di kampungfiksi.com ini memberikan layanan penulisan atau untuk penulis.  Beberapa  jasa yang ditawarkan misalnya nih, Copy editing untuk mengoreksi typos, kalimat, dan diksi biar asyik dibaca. Kalau anda pengin menggali ide-ide anda,  belajar menulis secara online buat yang lokasinya kejauhan sampai mengurus ISBN, serahkan saja pada mereka. 

Itu saja? Apa lagi?

Share:

Friday, 7 February 2014

Prompt #37: Peri Lampu Merah


 

“Air mata buaya kali, Don,” Agus asyik mengunyah mie ayam yang masih mengepul.  Entah sudah berapa hari anak ini tidak makan.

“Gue enggak tega,” aku menyeruput teh dingin. Aku dan Agus makan berbarengan namun masih kalah finish dengan mahluk yang memang doyan memamah biak ini.

“Elu kali yang buaya,” aku tertawa geli mendengar  suara sendawa Agus.

Beberapa mahasiswi yang duduk tidak jauh dari kami bergidik jijik. Agus cuek, sambil menepuk-nepuk perutnya yang buncit.

“Kamu masih lapar?” tannyaku lagi.

Agus menggeleng. “Aku lagi diet.”

Aku menaikan alis lalu nyaris tersedak.  “Lagi diet begini saja makannya seperti dikejar buaya. Apalagi kalau enggak diet?”

“Lu tuh yang disosor buaya Don.”

Aku tertawa. “Kalau dia buaya, gue Paaya dong?”

“Basi lu” 
Share:

Thursday, 6 February 2014

Main ke Taman Pasupati a.k.a Taman Jomblo

Bandung heurin ku tangtung. Maksud dari kalimat ini adalah, Bandung sudah kebanyakan gedung. Yup, enggak sebanyak di Jabodetabek sana sih (kesannya ribuan km gitu, ya), tapi enggak semua mall di Bandung saya sempet jajalin, meski cuma buat window shoping. Ah, paling ujung-ujungnya jajan ke Pujasera lagi. Maen ke Bandung Super Mall aja, sejak berdiri sampai sekarng ga sampai 5 kali sampai sekarang. Beneran, deh. Kalau belanja, biasanya berburu yang diskonan atau yang murah tuh hehehe.... Lah, kok malah buka kartu, sih? :)

Makanya pas temen saya (di tempat kerja dulu) lagi di Bandung dan pengen jalan-jalan, saya ajak aja maen ke taman Pasupati atau yang lebih populer dengan sebutan Taman Jomblo. Sebagai  spot ketemuan, kami sepakat ketemu di depan Baltos (Balubur Town Square) yang baru hari ini saya sambangi. Tuh, kan, saya emang bukan anak mall. Saya mah anak manusia hehehe...

Share:

Tuesday, 4 February 2014

Toxics Detox Campaign : Ada Monster Di Balik Baju Si Kecil

Apa itu toxic? No, bukan lirik lagunya Britney yang sensual itu ya, tapi ini adalah racun. Bahan kimia yang entah sejak kapan digambarkan dengan tengkorak dan dua tulang menyilang dibelakangnya ini bukan cuma membahayakan kesehatan, tapi juga bisa mematikan.

Toxic atau racun ini bisa masuk ke tubuh lewat oral, pernapasan atau melaui jaringan kulit, tanpa kita sadari. Apalagi jaman sekarang yang namanya bahan kimia nyaris nimbrung di semua lini kehidupan. Mulai dari makan sampai pakaian yang dipakai.
 
Errr, kalau makanan yang pake zat kimia semua sudah ngeh dan paham sama ancamannya ya, tapi kalau pakaian? Bukan cuma residu dari pemrosesan pabrik yang warna warni  itu yang memang jelas-jelas bebahaya. Proses pengolahan pakaian yang tidak semestinya juga masih memungkin racun-racun itu menempel di pakaian baru lalu berpindah ke kulit kita, serem, ya? Bisa jadi baju branded yang dipajang di counter atau butik-butik mewah itu juga masih 'ditumpangi'  racun yang berbahaya.
Share: