Wednesday 18 September 2013

Hari Paling Mendebarkan

Aku melihat ke sekeliling. Pukul 7.50, sepuluh menit lagi prosesi segera dimulai. Hari ini adalah hari yang paling mendebarkan seumur hidupku. Aku menyeka bulir-bulir keringat yang perlahan mengintip di pelipis. Gerah sekali rasanya.

"Kamu enggak apa-apa?" sebuah tepukan halus di bahuku.


Aku menoleh. Tya, sahabatku tersenyum menyorongkan sekotak tisu ke hadapanku.

Aku mengangguk. "Tenang saja, Ty. Aku sudah mempersiapkan diri."

Tya memelukku, ada rasa hangat menjalar di sekujur tubuhku. 

"Terima kasih sudah menjadi sahabat terbaikku. Bahkan di saat seperti ini, kamu memang sahabat yang bisa kuandalkan." Aku balas memeluk Tya.

"It's ok. No need to mention." Tya tersenyum hangat. Jemari halusnya menyeka pelupuk mataku.  "Mempelai prianya sudah datang." Tya menunjuk ke arah pintu.

Aku mencengkram jemari Tya lebih kuat. Ijab kabul akan segera diucapkan.

Pukul 8.10. Penghulu menatap ke sekeliling, pandangannya meyapu seluruh undangan yang hadir. "Bagaimana, sah?"
"Sah!"

sumber gambar dari sini
Rasanya lututku lemas, perasan tidak karuan berkelindan dalam hatiku. Hari ini Agas resmi sudah menggenapkan setengah agamanya dengan seorang gadis yang dia cintai. 

Tya mengajakku menuju pelaminan, menngantri di belakang undangan lainnya.  "Aku tidak akan pernah mengharapkannya lagi," bisikku pelan.

Share:

3 comments:

  1. Ijab qobul memang saat saat yang paling menegangkan sekaligus mendebarkan dalam hidup ya :)

    ReplyDelete
  2. Hihi... kasihan amat, Mak. Belum jodoh :D

    ReplyDelete
  3. Hmmm... Tenang ajah nanti juga dapet jodoh yg lebih Oke and lebih Guanteng dech hehehe :)

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.