Monday 17 March 2014

#Prompt43: Saat Tuhan Menjawab Kerinduan

Anto menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Senut-senut yang berdenyar di pelipisnya pun ia yakin betul bukan karena  sinyal dari tubuhnya yang menuntut untuk beristirahat.  Sekadar menjeda dari kesibukannya mengelola bisnis sablon yang dikelolanya selama lima  tahun terakhir. 

Anto mendesah, hembusan napas yang mengalir dari rongga hidungnya terasa semakin berat, seolah beban yang membenak di kepalanya menggelembung seperti balon yang ditiup. Dan balon itu nyaris pecah, seiring keluh kesah Fara yang tidak sabar lagi menghadapi ujian yang menghadang. Ujian yang seharusnya dilalui bersama setelah 6 tahun usia mahligai yang mengikat sumpah setia mereka.
Gambar dari sini

“Sampai kapan lagi, To? Aku sudah  tidak sanggup,” ucap Fara, sesaat sebelum ia pergi membawa satu tas penuh berisi pakaiannya.

“Kamu mau ke mana, Fara?” 


“Aku mau pulang.”

Tapi, rumah kita di sini,” Anto meraih lengan Fara, memeluk kedua lengan wanita berwajah manis itu, meletakkannya didepan dada..

“Aku menyesal melepas mimpiku, aku menyesal memilihmu,” desis Fara sambul menyentakan tangannya.

“Fara,..” Anto tidak sanggup memilah kata untuk menahan kepergian Fara.

Fara meraba sesuatu dari lehernya, melepaskan kalung berbandul hati. Matanya terpejam sesaat sebelum menyimpannya dalam genggaman Anto.

“Aku kembalikan ini. Aku pergi.”

Anto terpaku. Fara meminta cerai.

***


Anto menatap selembar foto bergambar dirinya dengan Fara dan Noni, puteri semata wayangnya saat mereka berjalan-jalan merayakan ulang tahun Noni yang ke-4, setahun sebelum Fara memilih untuk menyerah. Harusnya Noni sudah SMA, setidak-tidaknya sudah kelas 2 atau 3. 

Anto tersenyum getir, kala kenangan yang berpilin dan berputar seperti slide film berdenyar dalam benaknya Fara pergi sepenuhnya dari hidupnya, juga membawa pergi Noni. Seperti apakah Noni Sekarang?

Rrrrrr.....
Ponsel yang distel dengan volume pelan itu membuyarkan lamunannya.  Ada panggilan masuk dari Lita, sahabatnya yang pernah jadi mak comblangnya dengan Fara. Dua belas tahun lalu Lita jugalah yang menyelamatkan bisnis Anto dari kehancuran, meski tidak berhasil mengembalikan  Fara ke dalam pelukannya.

“Ada klien nih, dia mau order gede sama kamu buat kaos buat kampanye?” Lita tertawa riang, seperti biasa.

Lita menyebut angka yang membuat bola matanya membulat lebih besar, proyek yang sayang sekali untuk dilewatkan.

“Mau, Lit. Kapan harus selesai?” sambar Anto bersemangat, seolah lupa dengan kerinduan yang mengusiknya.

“Baiklah. Aku antar calon klienmu sekarang. Kamu ada di rumah, kan?”

***
Anto menjabat hangat calon klien yang datang bersama Lita. Seorang pria yang ternyata usianya tidak jauh berbeda dengan dirinya.

“Jadi ini bukan buat kampanye bapak?”

“Bukan. Saya cuma tim suksesnya,” Bayu,  pria bertubuh subur itu tersenyum. “Yang nyalon istri, saya.  Katanya sablonan buatan bapak paling rapi.”

Anto mengangguk.

“Istri saya bilang, bapak jago banget bikin desain kaos. Dia ingin bapak yang buat,” Bayu menyerahkan selembar foto.

Anto terkesiap melihat foto di tangannya. Fara, wanita yang meninggalkannya 12 tahun lalu, tersenyum manis dalam fotonya.

“Namanya Fara Anita.”

Baru saja beberapa jam yang lalu ia merindukan Fara dan Noni. Doanya terjawab, meski mustahil kembali bersatu. “Apa kabarnya Noni?”

“Noni  di sini,” seorang gadis muncul dari balik pintu, tersenyum kikuk. “Pa, Noni kangen.”

Anto tergugu menatap Noni dan Fara yang muncul beriringan. Noni mirip betul dengan Fara.

"Kalian,.." Anto kehilangan kata-kata.

Share:

22 comments:

  1. jadi anto milih partai istrinya dong :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... bisa jadi, eh tapi ga bikin Fara balik lagi sama dia :D

      Delete
  2. Replies
    1. hehehe, itu yang diangkat jempol tangan kan? :D

      Delete
  3. Waaa hebat, mantan istrinya anto move-onnya nyalon jadi anggota dewan kah?? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenernya fokus saya dua-duanya move on. Anto bangkit dari keterpurukan bisnisnya, dan Fara sukses dengan karir politiknya, dua-duanya masih mengingat, cuma kalau Fara memilih orang lain :D

      Delete
  4. Eyaampuuun...
    Ini si Fara semacam minta dibanjur kuah indomie gitu yah!
    *brutal*
    Kenapa harus ama Anto sih bikin kaos nya?
    Di daerah Supratman kan banyak tukang sablon yang lain...

    Etapi alasan si Fara perginya gak dijelasin yah?
    Siapa yang selingkuh nih Fi?
    *sok bikin plot sendiri*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, dibanjur kuah Indomie bulgogi ya, Ry? Soalnya Fara ga bisa ke lain sablon hahaha... bia kerjanya memuaskan, sumber dana ga cukup buat nyalon.
      Fara pergi? karena pengen jadi politisi (semacam mimpi yang ajaib bin langka). Yang selingkuh mah kagak ada, termasuk eike yang nulis cerita ini (apaan sih)

      Delete
    2. Eh, jangan brutal gitu dong. Yang nyablon kan suaminya, bukan Fara. Mungkin Fara nggak tau suaminya nyalon disana, eh nyablon. Si Fara kan lagi sibuk kampanye hehehe :p

      Delete
    3. Hehehe, kalem jangan sewot :D

      Delete
  5. Ternyata gara belum bisa move on ke penyablon lain, hihihi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa juga jadi modus,pura-pura pesan padahal pengen ketemu :D

      Delete
  6. Istrinya pasti juga masih ingat sama mantan suaminya itu yaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yoi :) makanya milih order nyablon sama Anto :D

      Delete
  7. Fara itu kalau gak tega banget atau lagi modus hihi

    ReplyDelete
  8. bolong besar: ujian apa yang mereka hadapi setelah 6 tahun bersama, dan membuat Fara tidak tahan lalu meminta cerai?
    kalau di jawaban komen di atas karena ingin berpolitik. eh ndak ada tersurat ataupun tersirat seperti itu di cerita...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah ini salah satu yang bikin saya penasaran pas posting, benang merahnya di sebelah mana? :D
      Makasih masukannya, mbak hehe... Belum mulus nih nyusun logika sama alur

      Delete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.