Sunday, 18 September 2016

Tentang Usia yang Bertambah

Tentang Usia yang Bertambah - Pernah ga, ketika belanja ke supermarket disapa kasir atau pramuniaganya dengan sebutan Bu? Teteh, atau  Kakak? Pernah dong, ya. (iyain aja biar cepet :D). Dalam rentang waktu yang hampir berdekatan gitu, saya pernah disapa dengan panggilan yang berbeda. Datang ke tempat ini disapa Kakak. datang ke mini market A dipanggil Ibu, eh besok lusanya pas beli properti di sebuah toko buku, mbaknya yang jaga stand dengan sopan ngobrol dan memanggil saya Teteh.
Jangan bete atau seneng dulu. Mungkin SOPnya begitu, harus menyapa pengunjung dengan sapaan tertentu, atau memang pelayan, pramusaji atau pramuniaganya dibebaskan menyapa pengunjung sesuai dengan panggilan yang kira-kira pantas.

Kadang saya suka mikir nih, jangan-jangan penampilan atau baju yang dipakai bisa ngaruh juga. Kalau dekat rumah, cuma  ke pasar atau minimarket mah saya lebih suka pake kerudung instan alias berego. Dan biasanya kalau pake kerudung instan gitu lebih sering disapa ibu huehehe.. Pernah sih pake setelan yang ga secuek ke pasar gitu pun tetep aja ada yang nyapa saya ibu. Ya, sudahlah emang secara usia saya udah waktunya dipanggil ibu, meski di KTP masih menyandang status single :)  

Dulu saya suka bete kalau disapa ibu, tapi kemudian  bisa berdamai disapa begitu. Kalau masih ada yang menyapa teteh, mbak, kaka dan semacamnya ya ga usah geer juga. Yang lebih tua seumuran mama atau beberapa teman yang usianya dibawah saya sih biasanya manggil gitu. Ya asal jangan nyapa kita, Eyang misalnya. Kan, masih kejauhan kalau buat seumuran saya disapa gitu.

By the way, postingan saya kali ini terinspirasi dari blogpostnya Tian, untuk program #PINKEBANDUNG. Dibaca, ya: Jangan Takut Menjadi Tua

Lanjut. Saya setuju kalau yang namanya usia ga selalu berbanding lurus dengan kedewasaan. Yang muda ga selalu kolokan dan yang yang tua ga selalu berpikir matang. Kadang ada kalanya juga ketika berkumpul dengan teman lama, kita masih seusiaan dulu, tidak merasa bertambah umur. Candaan garing jaman dulu kerap terlontar, lalu tiba-tiba ada yang mengingatkan,  hoooi, inget umur. Di sisi lain, ada kalanya kita merasa perlu sesuatu yang membuat lebih rileks, merasa lebih muda untuk melepas penat di benak.

Usia saya sekarang memang sudah memasuki pertengahan kepala 3, segmen usia yang sangat potensial untuk dibidik obat atau krim muka dengan embel-embel anti aging. Lho kok ada keriput di sini? Lho kok fleknya jelas? bla bla bla..say

Lalu saya takut ga menjadi tua? Sejujurnya ketakutan itu ada. Saat bercermin dan melihat lembaran putih mulai muncul, saya khawatir. Seumuran gini kok udah ubanan? Dokter yang saya curhati pun menaikan alisnya. "Hah? Kamu sudah ubanan?"   

Saya mengangguk sambil nyengir. Lalu mengalirlah petuah-petuahnya, kadang disela omelan yang anehnya saya tanggapi dengan santai, cuek.  Uban yang muncul di kepala memang belum saatnya. Di satu sisi senang mendengarnya. Berarti masih muda? #eeh, tapi di sisi lain, ini sinyal kalau stamina saya ga sekuat dulu. Ternyata saya punya alergi yang cukup serius. Masih suka cheating soal makan, tapi berusaha untuk ngerem. Sinyal paling gampang adalah munculnya jerawat. Artinya, tingkat penolakan (((penolakan))) tubuh saya cukup tinggi. Satu waktu, 3 minggu jerawat di muka tidak sembuh-sembuh, dan beberapa suntikan yang bikin saya meringis mendarat dengan sukses. Cantik itu sakit memang :) 

Sebentar, saya koreksi soal ketakutan  menjadi tua. Saya takut saat bertumbuh usia tidak dibarengi dengan fisik yang tidak sekuat dulu. Beberapa tahun yang lalu, saya sanggup begadang sampai menjelang dini hari. Menonton bola atau film di tv/youtube, membaca buku atau kejar setoran kerjaan. Jaman kuliah dulu malah lebih ekstrim, sering tidak tidur sampai subuh demi SKS alias Sistem Kebut Semalam. Sekarang, kalau sudah waktuya Cinderella kembali ke rumah saya masih melek, malah pengen nangis. Saya Pengen tiduuur. Ya memang ga bisa dibantah, seusiaan ini rentan melemah dri fisik atau kesehatan.

Mindset saya berubah. Bertambah usia adalah sesuatu yang tidak bisa ditolak. Percayalah, saat kita meratapi tanda-tanda penuaan, di luar sana masih ada yang resah apakah besok lusa ia bisa menghirup udara. Ada yang punya harta berlimpah tapi tidak bisa menikmati lezatnya makanan, leluasanya meluncur ke sana ke mari dan kenikmatan lain yang kadang kita sepelekan, karena merasa semuanya kita anggap sebagai hal yang biasa.

Mengunjungi teman atau family yang sakit kadang bisa menjadi vitamin hati, lho.Meski aroma khas rumah sakit lebih terasa seperti mengintimidasi, semacam perasaan ga enak.  Tapi berpapasan pasien di selasar  rumah sakit, atau sedang menunggu antrian itu bisa membuat kita ngomong sama diri sendiri, "You were lucky, be grateful of what you are."

Biasanya sesuatu itu terasa berarti ketika kita menyadari tidak mendapati atau merasakannya lagi. Contoh paling gampang, misalnya saat direcoki flu. Hidung yang lega akan kita rindukan ketika terasa mampet. Nikmat sehat itu mahal.

Jadi, biarkanlah usia kita semakin bertambah, tapi tetap bisa menikmati dan mensyukurinya. Salah satu caranya adalah dengan menjaga kesehatan. Karena dengan menjaga kesehatan juga adalah cara kita menjaga amanah Tuhan, memelihara aset penting agar kita tetap produktif. Setuju?

Tua itu pasti, dewasa itu pilihan. Pun begitu juga dengan kesehatan kita.




Share:

Saturday, 17 September 2016

Ngulik Sejarah Minang di Museum Adityawarman

 Waktu SMP dan SMA dulu, saya bukan termasuk siswa yang menyukai pelajaran sejarah. Angka-angka kronologis  yang ngejelimet, silsilah yang suka tertukar dan poin-poin lainnya adalah alasan kenapa saya paling malas mempelajari sejarah, ralat, menghafalkan.

Padahalnya lagi waktu SMA dulu saya memilih IPS saat penjurusan saat naik kelas 3.  Sebenarnya sejarah itu asik kalau kita ga stres duluan dengan hafalannya. Ya, ga? Dulu ga mikir ke sana, sih. 

Banyak hal yang menarik dari sejarah kalau kita tau celahnya. Nonton film atau membaca novel bisa jadi cara yang asik untuk tahu lebih banyak sejarah tanpa harus pusing memikirkan detil kronologis atau silsilah yang rumit itu tadi. Sebelnyab soal beginian kan sering ditanyakan pas ulangan atau ujian, ya? Mungkin itu yang bikin orang males belajar sejarah.  Just my opinion, anyway. 

Ngulik Sejarah Minang di Museum Adityawarman
sumber: www.museumadityawarman.or
Karena Festival Siti Nurbaya pula saya jadi penasaran dengan Museum Adityawarman, salah satu objek wisata di kota Padang. Stalking ke sana ke mari, baca ini dan itu, saya kok baru ngeh (eh atau inget lagi, ya?). Salah saya juga dulu waktu SMP/SMA banyak melupakan pelajaran sejarah. Padahal seperti dibilang oleh founding father kita, Soekarno: Jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Mengingat sejarah kota Padang, yang masih saya inget adalah terjadinya Perang Paderi yang pecah di awal abad ke-19. Selama ini saya mengidentikan Padang sebagai kota yang punya sejarah Islam yang kental. Ga diragukan lagi emang.  Tapi mengulik (lagi sejarah) kok saya baru (lagi-lagi kemana aja selama ini) kalau Hindu dan Budha cukup kuat  meninggalkan jejaknya di sini. 

Saya tiba-tiba jadi inget Sumpah Palapanya Gajah Mada. Intinya dari isi sumpah ini adalah baru akan menghentikan puasa kalau sudah berhasil menaklukan beberapa wilayah di nusantara. Nah, wilayah Sumatera Barat ini adalah salah satu wilayah taklukan Majapahit, malah pada abad ke-14, Adityawarman pernah berkuasa di sini. Sebagai bukti sejarahnya, bisa kita lihat pada Prasasti Batusangkar  yang berada di kabupaten Tanah Datar.

Tuh, kan. Ternyata sejarah itu seru dan menarik kalau tau hot buttonnya.  Sekarang jelas ya, kenapa Sumatera Barat yang identik dengan masyarakat muslimnya yang religius ternyata bisa dijumpai peninggalan artefak berbau Hindu-Budha seperti prasasti Batusangkar, atau candi-candi semacam Candi Tanjungmedan atau Candi Bukik Awang Maombiak.
Ngulik Sejarah Minang di Museum Adityawarman
Arca Adityawarman di Monas, salah satu raja yang pernah berkuasa di Pagaruyung. gambar: wikipedia
Islam sendiri baru masuk ke ranah Minang melalui Aceh pada abad ke-16, secara perlahan juga mengubah corak kerajaan Pagaruyung yang kental dengan Hindu-Budanya menjadi  kerajaan Islam. Sampai kemudian pecah perang Padri yang melibatkan kaum ulama (Padri) dan kaum adat yang di-backing oleh Belanda. Nah, kalau cerita Perang Padri ini sih saya masih samar, maksudnya ga lupa-lupa amat :) Menariknya pas Perang Padri ini para ulama sempat minta bantuan Inggris untuk melawan kaum Adat. Dalam waktu yang sama,  di Eropa sana Belanda lebih condong ke Perancis bersama Napoleon yang legend itu.  Pelajaran menarik dari sisi ini adalah soal kepentingan bisa jadi alasan untuk bersekutu.  Makanya demi alasan persatuan juga,  kaum Adat di kemudian hari memilih melawan Belanda.  

Kembali lagi ke kota Padang, yuk. Di antara beberapa objek wisata yang ada di Padang, kalau ngaku tertarik dengan sejarah (sambil nunjuk bayangan di cermin), wisata sejarah ke Museum Adityawarman adalah salah satu itenerary yang tidak boleh dilewatkan. Meskipun  baru dibangun pada tahun 1977, banyak hal menarik yang bisa kita tahu saat mengunjungi gedung yang memiliki arsitek Rumah Bagonjong atau Rumah Gadang dengan 7 pucuk  lancip serupa tanduk kerbau.

Sebanyak 6.000an koleksi di dalam Museum ini terbagi dalam 10 kategori, yaitu Geologika atau geografika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika atau heraldika, filologika, keramologika, seni rupa dan teknologika.

Ngulik Sejarah Minang di Museum Adityawarman
sumber foto: indonesiakaya.com
Ngulik Sejarah Minang di Museum Adityawarman
Sisamping, salah satu koleksi museum Adtywarman. Sumber: http://www.museumadityawarman.org/koleksi
Bagi sebagian orang, wisata sejarah ke museum identik dengan sesuatu yang membosankan atau menguarkan aroma mistis, alias spooky. Mungkin ya, mungkin tidak. Tapi bisa mengunjungi museum Aditywarman bisa terasa menarik lho saat kita melihat dari diorama di museum ini yang menampilkan ringkasan sistem adat,  dan kekerabatan garis ibu (matrilinear) yang berlaku di masyarakat Minang, misalnya juga keseharian khas lainnya.

Kalau punya imajinasi yang lincah, bisa jadi lho mendatangkan ide untuk menulis cerita yang bisa dituangkan dalam bentuk novel, atau film. Ya, who knows, kan? Siapa tau bisa menulis roman seru seperti kisah Siti Nurbaya yang legend itu, lho.

Ngulik Sejarah Minang di Museum Adityawarman
Salah satu novel klasik berlatar budaya Minang yang ngehits sumber: annida-online.com
Atau nih kalau suka dengan fashion, melirik koleksi etnografika bisa jadi sesuatu yang menarik. Kita jadi tau apa sih bedanya sisamping dengan selendang, untuk apa  atau siapa peruntukannya, dipakai pada acara apa dan bagaiman proses pembuatannya. Wah, kalau dipikir-pikir ngulik beginian ternyata seru, lho. Indonesia itu kaya, kaya banget sampai-sampai waktu kita rasanya tidak cukup untuk menikmati semua pesonanya. Ya ga, sih?

Referensi:
http://www.museumadityawarman.org/koleksi
http://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/museum-adityawarman-napak-tilas-khazanah-budaya-sumatera-barat
http://www.sejarahnusantara.com/kerajaan-di-sumatera/sejarah-kerajaan-pagaruyung-1347%E2%80%931825-serta-pembagian-wilayah-darek-dan-rantau-10019.htm
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Adityawarman

Share:

Wisata Kuliner di Seputaran Depok [Infomercial]

Meskipun jarak Depok - Jakarta tidak terlalu jauh, tapi frekuensi saya mengunjungi Depok itu bisa dihitung dengan jari. Seingat saya, cuma dua kali aja ke Depok, itu pun bukan dalam rangka jalan-jalan, cuma menengok saudara yang sakit, sisanya hanya lewat aja. Dan kalau ngomongin Depok yang teringat oleh saya sih kotanya para mahasiswa, kalau di Bandung mah mungkin kayak Jatinangor gitu, deh.  Kalau memerhatikan perkembangannya,  boleh dong warga Depok merasa bangga. Soalnya,  semakin ke sini semakin banyak kemajuan yang dialami kota di Jawa Barat yang berbatasan dengan ibukota ini.  Misalnya saja jalan Margonda, saat ini jadi pusat utama kegiatan bisnis juga perdagangan yang semakin ramai, prospektif lah. Selain itu setiap menyusuri sisi kanan dan kiri jalan ini juga mudah sekali ditemui pusat perkantoran, mal, hotel sampai apartemen.
Wisata Kuliner di Seputaran Depok
sumber: hariandepok.com
Satu hal yang  tidak bisa dilepaskan dari denyut kehidupan kota Depok  adalah keberadaan berbagai kampus pendidikan yang bergengsi.  Selain kampus bergensi  Universitas Indonesia di sini juga ada kampus lainnya yang punya gensi tidak kalah misalnya saja   Universitas Pancasila. Makanya bisnis rumah kos-kosan bagi para mahasiswa juga jadi satu hal yang tidak bisa lepas dari kota  Depok.

Kalau boleh dibilang, para mahasiswa-mahasiswa inilah yang membuat Depok seperti kotanya para pemuda. Kafe-kafe dan tempat makan unik pun menjamur. Depok menjelma bagai surga kuliner. Mau yang mahal? Siapkan kocek yang banyak untuk mengunjungi  restoran besar, food court di dalam mal-mal, atau kafe dengan gaya kekinian. Mau yang hemat? Tenang aja, ada penjual makanan kaki lima menyediakan pilihan makanan dan minuman yang ngertiin selera lidah. Nah, di antara pilihan kuliner yang ada di Depok, berikut yang bisa dicoba:

Gubug Makan Mang Engking

Meski namanya gubug ga berarti makan di sini seadanya, lho. Gubug Makan Mang Engking ini lokasinya ada di Danau Salam, Kampus UI Depok. Di sini tersedia  aneka hidangan seafood. Let's say  Udang,  Kepiting, Kepiting Lemuri, Cumi-cumi, bahkan ikan air tawar, seperti Gurame atau ikan Bandeng pun ada juga.  Bukan cuma ikan-ikanan,  untuk menu sayurannya pun cukup lengkap. Seperti  tumis kangkung, karedok alias lotek mentah khas sunda, sayur asem, dan lalapan khas sunda.

sumber: dream.co.id
Setelah makan, pasti haus juga, kan? Nah untuk minumannya  ada minuman standar seperti es teh manis, kelapa muda, kopyor, dan cincau. Sementara untuk camilannya tersedia berbagai pilihan seperti klappertart, otak-otak, pancake durian, dan lain-lain. Kalau bingung memilih menu favorit, ya sudah, ada yang recomended, alias  menu andalan, yaitu  Udang Bakar Madu.

By the way kenapa tempat makan yang satu ini diberi nama 'gubug' karena venuenya mengusung konsep tempat makan berupa gubug yang berdiri di atas kolam ikan mas. Lalu  di sekelilingnya dipayungi oleh  pepohonan yang rindang,  sehingga  memberi susana yang adem, serasa di kampung.  Sambil makan lesehan dan bercengkrama bersama teman dan keluarga, kita bisa menikmati suasana dengan melemparkan sisa makanan ke kolam yang bakal disambut ikan-ikan ini dengan senang hati.

Bebek H. Slamet 
Bosan makan dengan daging ayam atau penggemar gurihnya daging bebek? Nah, tempat makan yang satu ini jangan dilewatkan kalau mengunjungi Depok, ya.  Melipir deh ke  Bebek H. Slamet yang beralamat di Jalan Margonda Raya No. 275. Aneka olahan khas dari daging bebek, mulai  kepala sampai cekernya bisa kita nikmati dengan harga yang murce marice alias  terjangkau.  Tapi jangan khawatir, di Bebek H. Slamet juga masih menyediakan olahan dari daging ayam. Yaaa, siapa tau saja di antara teman atau saudara ada yang tidak suka makan daging  bebek. Baik daging bebek atau daging ayam, di sini semuanya diolah dulu dengan cara digoreng sebelum disajikan kepada pengunjung. Pastinya menu pelengkap yang wajib berupa sambal dan lalapan plus nasi panasnya tidak akan terlewatkan.  Ga susah kok untuk menemukan tempatnya, soalnya ada di pinggi jalan, jadi ga susah untuk menjangkaunya. 
Wisata Kuliner di Seputaran Depok
sumber gambar: jajanhalal.com

Mang Kabayan

Satu lagi tempat makanan dengan suasana yang nyunda yang bisa kita kunjungi di Depok adalahh rumah makan Mang Kabayan. Udah kebayang dong suasananya yang sangat sundanese itu. Rumah makan yang menyajikan  aneka masakan khas Sunda dan seafood ini ada di jalan  Margonda Raya No. 488, Pondok Cina, Depok. Ciri bangunannya sangat khas, gampang dikenali, berupa rumah tradisional dan tulisan  besar “Mang Kabayan”  terdapat di atap pintu restoran.  Menu yang bisa kita nikmati di restoran Mang Kabayan antara lain  adalah Nasi Timbel, aneka masakan gurame (goreng, bakar, acar kuning, cobek ijo, asam manis dan lain-lain),  ayam goreng, sate ayam, bandeng, gepuk goreng, sop dan pepes. Dan pastinya tidak ketinggalan menu khas aneka  sayuran seperti  leunca, kangkung, karedok, dan kailan,. Hmmm yummy... 
Wisata Kuliner di Seputaran Depok
sumber gambar: mangkabayan.co.id

Zoe Café

Eh bagaimana kalau ingin merasakan menu yang western dan suasana yang modern saat berkumpul? Kalau begitu, wajib mampir ke  Zoe Café, Café and Library. Dari namanya bisa ditebak kalau dekorasi dan suasananya sangat kental dengan keseharian mahasiswa dan buku-buku. kalay merasa seorang bookworm alias kutu buku dan suka dengan susana seperti ini, kunjungi saja  Zoe Café. Lokasinya masih di sekitar Margonda, tepatnya di Jalan Margonda Raya No. 27.  Emang paling enak kalau sambil makan atau ngopi-ngopi ditemani sambil membaca buku. Ga usah repot-repot bawa dari rumah, pihak kafe sudah menyediakannya untuk dibaca secara gratis selama berada di sana. Eh tapi, jangan dibawa pulang, ya.
Wisata Kuliner di Seputaran Depok
sumber: gadis.co.id
Sebenarnya masih banyak lho destinasi wisata kuliner yang bisa kita sambangi selama berada di Depok. Sehari rasanya tidak akan cukup, makanya kalau kemalaman atau memang akan menhabiskan waktu untuk weekend atau liburan, kita bisa  menginap di Hotel Santika Depok [disclosure]
Wisata Kuliner di Seputaran Depok
sumber gambar: traveloka
Gimana, sudah mempersiapkan waktu dan itenerary selama mengunjungi Depok, kan?
Share:

Thursday, 15 September 2016

Festival Siti Nurbaya 2016: Melestarikan Budaya Padang

Beberapa waktu yang lalu seorang teman pernah nanya sama saya. Gini katanya, "Fi, kamu udah nyoba teh yang dikasih telur, belum?" 

Saya mengedik, lalu  menjawab, "belum". Benak saya langsung mengasosiasikannya dengan minuman semacam susu telur madu dan jahe. Dulu waktu kecil, pernah disuruh minum susu seperti itu dan sukses dilepeh-lepehin (sunda: reaksi  ga suka dengan rasa makanan atau minuman dengan berusaha menetralkan rasa yang aneh di lidah). Anyir, itu sih yang kebayang.
Teh Talua
sumber foto: http://travel.klikpositif.com/baca/2908/pertahankan-kuliner-asli-minangkabau---teh-talua-limo-lenggek--promosi-ke-negeri-jiran
Belakangan  baru tau kalau teh yang dikasih telur atau teh talua, adalah salah satu kuliner khas Minang. Belum mencoba sih, tapi lewat cerita adik saya yang pernah tugas lapangan ke Padang ternyata teh talua ini ga anyir. Pasalnya telur yang dicampurkan ke dalamnya pun ga semuanya, cuma kuningnya saja, sementara bagian putihnya dipisahkan, yang mana justru bagian ini yang bikin rasa anyir semakin kuat. Mengimbuhkan perasan jeruk lemon atau nipis juga bisa membuat rasa teh ini lebih enak. Hmmm, begitu, ya?

Teknik membuatnya pun cukup unik, tidak asal dicemplungkan. Kuning telur yang akan digunakan dikocok dengan gula putih sampai putih mengental, hingga serupa whip cream gitu, lah. Baru dilarutkan dengan air teh yang panas. Tampilannya pun cukup menarik. Coba lihat penampakan layernya aja cantik gitu. Kalau ga mudeng mah bisa-bisa ngira ini tuh sajian kopi. Selain teknik mengocok telur yang benar, pemilihan teh yang baik juga akan membuat rasa teh talua akan semakin juara. Biasnya teh talua yang baik akan menggunakan teh hitam yang rasanya strong alias kuat sehingga bisa menetralkan aroma anyir dari telur itu tadi. Kapan-kapan harus coba, nih :) Dan soal coba-mencoba kuliner bakal lebih afdol kalau menjajalnya di tempat asalnya. Ya, ga?


Teh Talua ini ternyata jadi salah satu bagian dari perhelatan Festival Siti Nurbaya yang baru saja berlalu. Huhuhu.. saya belum kesampaian menyaksikannya dari dekat, nih. Padahal kalau menyimak run downnya tampak seru. Ah, sudahlah mungkin festival tahun mendatang saya bisa merasakan atmosfir keseruannya.

Festival Siti Nurbaya
credit: festivalsitinurbaya.com
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Festival Siti Nurbaya kali ini melibatkan lebih banyak komponen masyarakat untuk terlibat. Selain 11 kecamatan, ada juga anak-anak muda dan masyarakat umum yang terlibat di event yang memasuki tahun ke-6. Melibatkan anak-anak muda yang lebih melek media sosial diharapkan akan lebih banyak masyarkat umum termasuk turis asing yang ngeh dengan adanya festival budaya ini. Kalau dipikir-pikir, Indonesia itu kan luas sekali, ya. Coba di list itinerary dari masjid Darussalam di Aceh sampai Raja Ampat di Papua, kayaknya Budi Doremi pun bakal rela menemani dengan lagunya Asmara Nusantara versi yang setia menemani, bukan yang baper karena cuma dijadiin guide aja hehehe...

Maksud saya gini, lho. Saking asiknya, jadi Budi Doremi ga bete lagi. Asal ga dikerjain aja. Kalau enjoy selama traveling kan asik. Eh tapi kalau menghabiskan waktu  berkelana keliling Indonesia tanpa melewatkan satu spot perlu berapa lama, ya?

Balik lagi ke Festival Siti Nurbaya aja, yuk.  Event yang diselenggarakan selama 3 hari, 7 - 10 September 2016. Event lainnya pun turut digelar. Beberapa diantaranya  Gathering Komunitas Padang, Lomba Membuat Teh Talua (kaaan seru nih acaranya), lalu ada juga lomba Maelo Pukek, sebuah tradisi masyakarat pantai menjaring ikan yang memerlukan kekompakan dan kerja sama. Selain itu juga masih ada lomba Selaju Sampan, semacam lomba mendayung dan panjat pinang, kegiatan yang familiar sekali di berbagai pelosok tanah air saat merayakan hari kemerdekaan Indonesia saban tanggal 17 bulan Agustus.
Selaju sampan
credit: festivalsitinurbaya.com
Maelo Pukek
credit:  antarafoto.com
Di luar acara yang menguarkan semangat berkompetisi, Festival Siti Nurbaya kali ini pun diramaikan dengan acara karnaval, perahupgias dan lomba fotografi. Hmmm, andai  di masanya Siti Nurbaya  festival ini sudah ada, sepertinya Uni Cantik ini tidak akan terlalu merana dibuatnya menghabiskan hari-harinya dengan Datuk Maringgih, ya. Hohoho  ngayal aja, seru kayaknya kalau mereka tokoh yang nyata lalu Samsul Bahri dan Datuk Maringgih bersaing mendapatkan Siti Nurbaya dengan lomba Selaju Sampan, Panjat Pinang atau membuatkan teh talua buat Siti Nurbaya? Ah, semoga aja kaki tangannya Datuk Maringgih ga kepikiran buat merecoki kompetisi dengan menabur racun ke teh talua, rendang, lemang atau makanan lainnya. Sepertinya harus ada season baru serial Siti Nurbaya di tv :)
Manggilang Lado
credit: http://www.antarafoto.com/seni-budaya/v1411796101/lomba-manggiliang-lado
Jadi kalau selama ini kita cuma kenal masakan Padang yang identik dengan rendang, ayam pop, sayur nangka (aduh jadi lapar, deh) kalau datang ke acara ini juga bisa menyaksikan kehandalan para pembuat masakan yang identik dengan santan ini, atau meracik bahan yang kental dengan rempah yang melimpah dan pedas itu. Lalu juga mencicipinya setelah jadi makanan Minang yang gurih nan endes. 
Lemang Minang
credit: https://m.tempo.co/read/news/2012/07/18/155417765/malamang-kuliner-padang-khas-ramadan
Masih ada juga lomba lainnya seperti lomba vokal grup, permainan anak, lomba fotografi,  Manggilang Lado atau mengulek cabe, lomba Mangkua Karambia (memarut kelapa), lomba Malamang atau memasak lemang, dan ehm ini nih, meracik Jus Pinang. Kira-kira rasanya seperti apa, sih?

Huaaa, wish list itinerary saya makin bengkak, aja. Kapan atuh saya main ke Padang, ya? :) Semoga tahun depan kesampaian. Yang mau diet melangsingkan tubuh, sebaiknya skip dulu, karena terlalu sayang untuk mengabaikan icip-icip makanannya selama berada di sini.




Share:

Wednesday, 14 September 2016

Tak Bisa Ke Lain Hati

Eh sebentar,  jangan heboh dulu.  Tak bisa ke lain hati di postingan ini bukan curhat tentang masa lalu atau gebetan.  Eaaa....  Ini tentang loyalitas,  sesuatu yang kita udah ngerasa seatle dan malas menggantinya dengan yang lain.

Misalnya gini.  Kemarin sore itu hp saya eror.  Padahal ga banyak juga space memori yang dipake. Reset factory pun ga mempan.  Tiap saya tap aplikasi,  layar hpnya ga merespon.  Saya dicuekin.  *lebay*  Intinya aplikasi yang ada di hp ga bisa diakses. Wallpaper hp pun ganti sendirinya dengan latar bawaan hp alias default.  Ga masalah sih itu.  Tapi kalau aplikasinya udah mugen, ga mau diapa-apain saya bisa apa? Sebel dan gemes yang ada. 

Daripada semakin ngaco dan ga bisa akses whatsapp dan telegram yang harus selalu diakses (grup odoj, admin komunitas, pekerjaan dan sebagainya) dan perlu fast respon, buru-buru hpnya saya bawa ke counter langganan buat dibenerin.  

Kalau ga salah, sejak tahun  2010an deh saya jadi pelanggan setia (((setia)))  counter hp ini.  Sejak ownernya masih sendiri melayani customer sampai pindah lapak dan udah punya banyak pasukan.  Yep, semakin ke sini ownernya counter service ini semakin banyak customer yang membutuhkan jasanya.  Fast respon dan murah pula.  
credit: pixabay.com
Oke,  si owner yang suka saya panggil Aa ini memang cakep.  Hihi... Tapi bukan karena cakepnya saban hp mulai ngaco bikin saya menepi minta bantuannya. No,  bukan itu.  Seriusan ini. Saya manggil Aa pun bukan karena ganjen.  Percayalah, saya ini tukang palu,  alias pemalu.  Hehehe. Manggil Aa ya sekadar sapaan sopan,  aja. Customer lainnya juga ada kok yang memanggilnya begitu. Daripada saya manggil Mang, atau Om misalnya.  Kan aneh.

Back to topic.  Sering juga kok kalau mau benerin hp punya sendiri atau nganterin adik, para asistennnya yang ready melayani, dan saya ga melipir karenanya, alias durungin :D

"Jadi ini kira-kira kenapa ya?  Software apa hardware yang kena? " Saya nanya sambil h2c. Lumayan lah kalau ada sparepart yang diganti. Lebih mahal,  dong. 

"Ini saya coba diflash dulu ya, teh.  Mudah-mudahan ga parah.  50 ribu aja sih kalau flashing mah"

"Kalau ada yang harus diganti,  apanya?"

"Biasanya sih memori internal.  Sekitar 300 ribuan."

Tuuh,  kan. 300 ribu!  Biaya tak terduga yang mendingan saya pake buat beli yang lain.  Lipstik udah mau abis,  eh pengen beli pashmina sama atasan juga. Eh gimana sih ini teh?  Hahaha... Dasaaar. 

Ya udah saya percayain aja gimana baiknya.  Kalau ga terlalu penuh sih biasanya bisa ditunggu.  Tapi kemarin malam itu counternya lagi lumayan rame,  ga enak pula maksa harus dikerjain saat itu juga.  Akhirnya saya iyain aja pas dibilang nunggu sehari. 

It is. Hp saya selesai juga diservis sore tadi.  Janjinya jam 8 malam beres tapi ternyata 3 jam lebih cepat.  Seneng,  dong.  Dan makin seneng pas tau yang harus dibenerin dari hp saya ini cuma softwarenya aja,  alias diflashing aja. Yuhuu,  Alhamdulillah.  O iya,  di counter ini pun berlaku garansi seninggu.  Kalau ga memuaskan,  masih ada jaminan buat diservis lagi,  gratis. So far sih aman aja,  saya belum pernah memanfaatkan klaim garansinya.

Bukan itu aja yang selama ini bikin merasa secure. Saya juga ga curiga kalau hp yang dititipkan bakal diapa-apain, like something that they shouldn't do. Amanah gitu lah.
#savemywallet #keukeupindompeteraterat

Yang bikin saya seneng ke sini buat benerin hp juga karena dekat dari rumah. Irit ongkos dan waktu pula. #calonemakdetected. Soal keprofesionalan mereka juga udah diakui. Puas sama pelayanannya, sejak counternya masih kecil sampai yang sekarang yang lebih mirip ruko mini bertingkat dua. 

Punya dong pengalaman kayak saya gini? Yang kalau perlu sesuatu dan ada hubungannya kita bakal menomorsatukannya. Padahal ada pilihan sejenis lainnya.  Semacam cocok-cocokan.

Saya selalu memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter yang sama sejak tahun 2011an. Selain males gonta ganti rekam medik,  saya merasa nyaman dengan cara dokternya merawat, ga banyak komentar dan nenangin. Suka parno aja kalau ditangani dokter yang judes hehe. Begitu juga dengan charge yang dibebankan,  masih terjangkau.  Bahkan saya merasa dokter cantik yang anaknya udah 9 ini supel dan ga jaim.  Orang sunda bilang someah alias ramah.  Makanya ga heran pasiennya juga banyak, rela ngantri.

Baca juga Charming Dentist

Kalau boleh saya simpulkan nih,  yang namanya loyalitas itu berbanding lurus dengan kenyamanan.  Meski jauh,  orang bakal bela-belain datang berobat karena cocok dengan resep yang diberikan plus interaksi yang dibangun menghasilkan chemistry.  Susah buat melirik ke yang lain meski Afghan punya lagu yang judulnya Wajahmu Mengalihkan Duniaku. Untuk kasus ini,  lagu lawasnya KLa Project lebih cocok,  ya huehehe *dasar anak 90's*

Coba perhatiin deh,  beberapa contoh lain juga bisa menunjukkan yang sederhana masih bisa bertahan karena dia punya konsep beda. Punya tukang fotokopian langganan yang hasilnya bikin puas? Tukang lotek atau kupat langganan?  Abang tukang bakso kampung yang racikannya pas di lidah? Si Mbah tukang pijat langganan keluarga?

 Atau nih contoh lainnya. Warung Nasi Mak Eha di Pasar Cihapit, Bandung. Lapaknya sederhana, kalah modern dengan tempat-tempat makan berkonsep franchise. Tapi tetap bertahan setelah puluhan tahun.  Jangan harap bisa makan siang di sini karena keburu habis,  tandas.  FYI,  Warung Mak Eha ini jadi salah satu legend kulineran di Bandung.  Ya sih,  secara apel to apel ada juga legenda kuliner Bandung yang mulai surut,  faktor lain yang bakalan panjang kalau dibahas. Ga berarti saya anti kemapanan,  lho.  Kalau bisa lebih baik, ya kenapa enggak?  Cmiiw

Nah,  punya pengalaman mirip-mirip saya ini,  ga?  Share juga,  dong. 


Share:

Thursday, 8 September 2016

Cara Menambahkan Teks Pada Foto dengan Snapseed

Cara Menambahkan Teks Pada Foto dengan Snapseed
Cara Menambahkan Teks Pada Foto dengan Snapseed - Akhirnya  HP saya harus direstart (lagi). Padahal  memori di HP yang tersisa masih lumayan banyak, 2 giga lebih. Tambahan lagi udah lama pula ga install aplikasi baru selama beberapa bulan terakhir. Tapi apa daya, akses ke kamera udah ga bisa. Nge-tap menu email gagal, latar layar HP yang hilang dan suka ngedip-ngedi centil. Oke fix. Harus install ulang ini mah.

Lucky me, file foto di galeri masih bisa diamankan via  channel rahasia di telegram. Channel khusus yang saya gunakan buat nyimpan foto-foto biar ga beratin memori HP. Enaknya pake telegram, file yang tersimpan di tele ini akan disimpan di cloud. Jadi ga ngabisin space di HP.   Sementara itu beberapa chat penting di WA pun berhasil  disave via email.

Mampir ke sini juga, ya. Tips Agar Smartphone Tidak Mudah Hang

Senengnya setelah direstart ini hp lama jadi rasa baru hihi. Kinyis-kinyis. Lebih responsif dan sampai hari ini memorinya masih lega, 8 giga-an. Yeaah.dis

Lalu, ketika saya akan edit foto dengan snapseed,  baru ngeh ada yang pangling dengan aplikasi ini. Ada fitur baru seperti teks, dan white balance yang sebelumnya ga ada. Semacam blessing in disguise. Ternyata ada hikmahnya ya hp saya harus direstart hehehe.

Saya jarang nengokin playstore buat update aplikasi. Lagi pula selama ini ga ada reminder buat memperbaharuinya. Seneng dong, pas tau soal ini. Biasanya saya pake snapseed buat memberi efek foto lebih cerah dan efek blur. Sementara tambahan teks saya gunakan phonto, kolase atau kalau mengimbuhkan foto lain masih pake picsart.

Dengan fitur anyarnya ini, Snapseed lumayan meringankan kerjaan karena ga harus bolak balik snapseed - phonto buat edit foto. Eh tapi saya masih suka juga sih sama si Phonto. Ga saya hapus. Ya opsional lah nantinya mau pake aplikasi yang mana atau menggabungkannya.

Jadi kalau mau tau caranya menambahkan teks pada foto dengan aplikasi snapseed jangan buru-buru cus dulu dari blog saya. Please stay ya :). Ini caranya.

Kalau belum ada di hp, unduh dulu dari Playstore, atau update kalau sebelumnya udah ada. Setelah berhasil, buka aplikasinya.
Cara Menambahkan Teks Pada Foto dengan Snapseed
Pilih foto yang akan diedit.
Cara Menambahkan Teks Pada Foto dengan Snapseed
dokumen pribadi
Lalu pilih efek yang akan dipilih. Silahkan aplikasikan efek lain yang akan ditambahkan. Suka-suka aja.  Efek yang bisa dipakai misalnya  ada brigthening, saturation, blur,vignete, filter foto (seperti HDR, vintage, atau noir)  dan sebagainya. Setelah itu pilih menu teks yang posisinya berada paling bawah.
Cara Menambahkan Teks Pada Foto dengan Snapseed
dokumen pribadi
Cara Menambahkan Teks Pada Foto dengan Snapseed
dokumen pribadi
Sekarang, pilih template yang akan dipakai. Kalau udah oke dan cocok tap template pilihannya, lalu ketikan  teks.
Cara Menambahkan Teks Pada Foto dengan Snapseed
dokumen pribadi
 Semua template yang jumlahnya ada 30 ini mengingatkan saya sama templatenya Canva. Bedanya semuanya di sini gratis. Ga ada template tertentu yang dikunci dan harus beli kalau mau pake. Sementara jenis hurufnya juga udah default alias bawaan snapseed, ga ada pilihan untuk mengunduh jenis huruf baru karena emang variasi huruf terpilih udah satu paket sama template. Tapi ga apa-apa kok. Pada lucu-lucu semua. Kalau mau kasih watermark atau caption lainnya dengan font jenis lain, saya masih bisa menggunakan Phonto. Makanya Phonto tetap saya keep  buat nambahin teks.
Cara Menambahkan Teks Pada Foto dengan Snapseed
dokumen pribadi
Selain pilihan templatenya, kita bisa mengubah warna layer dan ukurannya. Begitu kita mengubah ukuran, di layar akan muncul grid  untuk memudahkan penempatan. Sehingga posisinya bisa kita atur, apakah mau di sisi kanan, kiri, atas, bawah atau  simetris di tengah-tengah.  Begitu juga dengan persentase  opacitynya juga bisa diatur sesuai selera.
Cara Menambahkan Teks Pada Foto dengan Snapseed
dokumen pribadi
Setelah utak atik nyobain template ini itu, warna, opacity dan segala macamnya, akhirnya hasil editan foto saya jadi seperti ini. Taraaa....
Cara Menambahkan Teks Pada Foto dengan Snapseed
dokumen pribadi
 Gimana, gampang kan? Asiknya ngulik Snapseed ini ukurannya ringan, dan bisa dilakukan secara offline, jadi ketika kuota lagi megap-megap, edit-editan foto ini bisa dilakukan sesuka hati. Pastinya batre HPnya harus dipastikan cukup, jangan sampai keasikan ngulik terus tiba-tiba editannya ga sempat disave gara-gara HPnya keburu off.

Selamat mencoba.








Share:

Tuesday, 6 September 2016

Round up Playlist Bulan September 2016

Malam gini kalau belum ngantuk biasanya ngapain? Saya jarang banget nunggu ngantuk di depan tv. Malah ujung-ujungnya tv yang nonton saya (baca: ketiduran di depan tv).


Round up Playlist Bulan September 2016

Seringnya saya menghabiskan waktu di depan laptop. Browsing, cek email, atau update blog seperti sekarang. Kalau lagi malas buka lappy kadang saya baca buku atau balasin chat (hihihi ini yang paling sering). But anyway, apapun kerjaannya, biasanya saya selalu ditemani playlist. Kadang di radio atau cari sendiri di youtube.


Nah, keidean sama postingannya Mbak Carra, saya mau cerita playlist bulan ini. Rencananya bulan depan juga saya bakal bikin posting serupa kayak gini. Bikin lagi? Iya, meski saya fansnya Abang Maher dan MLTR, ada aja kok lagu dari penyanyi single atau grup yang dalam satu waktu frekuensi didengernya lebih sering dari sebelumnya. Kalau bosan ya ganti, deh hehehe.

So, here we go...

Charlie Puth - One Call Away

Sudah tau liriknya? Cari aja sendiri deh  *LOL* Ceritanya emang rada gomse, alias gombal sekali. Seorang cowok yang katanya supeman aja lewat. Abaikan deh kegombalan liriknya. Dan dibanding dia nyanyi sendiri, saya lebih suka versi smule yang dinyanyiin Sheryl Shazwanie. Sheryl ini penyanyi asal Malaysia,  berhijab dan suaranya keren abis. Sayangnya komen-komen yang muncul di video youtube yang udah tayang  6.400K sekian ini ternyata diramaikan juga sama komen war-waran. Duh capeee deh bacanya. Padahal Charlienya aja woles. -_-
Charlie Puth One Call Away
sumber: youtube
Tapi sudahlah, abaikan saja komen ribut-ribut itu. Simak aja videonya. Selain nyanyi yang One Call Away ini, Sheryl juga mengunggah video Smule yang Marvin Gaye. Kalau disimak liriknya sebenernya bikin risih, semacam ajakan free s**.  Harusnya curiga begitu ada kosa kata ka** s***a Entahlah kenapa Sheryl tetep unggah video ini, ya? 

The Script

Awal-awalnya saya kepincut sama lagu The Man Who Can be Moved. Kenapa, ya? dia abis nginjek lem tikus? :D
Belakangan saya lagi suka lagu lainnya yang Hall of Fame feat Will.i.am, lalu Superhero dan Break event. Salah satu dari lagu yang jadi mood booster saya di pagi hari.  Soal penampakan (((penampakan))) saya sih tetep lebih suka pas liat videonya yang pertama itu tadi. Best look laaah.  The Script ini sih kalau kata saya termasuk tipe penyanyi yang lagunya eargasme semuanya enak didenger.
The Script
sumber: fanart.tv

Lea Salonga

Nah, mbak cantik yang satu kampung halaman sama Christian Bautista (sama-sama dari Filipina) ini ga ada bosennya buat didengerin. Kualitas suara ciamik. Ga kalah sama para diva dari Amrik.  Nyanyi bareng Brad Kane atau Il Divo pun tetep oke. Pop atau klasik tetep juara. Lea juga punya selera humor dan pintar mencairkan suasana pas konsernya. Kalau merhatiin wajahnya, kok dia mirip-mirip penyanyi lokal di sini. Siapa coba?
Diva Lea Salonga
sumber: centerontheaisle.com
Coba deh perhatikan juga klipnya Lea. Artikulasinya jelas, tanpa nyontek lirik sambil googling kita bisa tau lirik demi lirik yang dia nyanyikan. Favorit saya? Tetep lah duetnya A Whole New World bareng Brad Kane itu. Bahkan mereka sampai reunian rekaman lagu yang sama setelah 20 tahun! Cari aja di youtube,  ya.

Beberapa cover version dari penyanyi lain pun sempat dia bawakan. Misalnya lagu Christina Aguilera yang jadi OSTnya Mulan: Reflection. Kereeeen. Eh satu lagi, her song on her weddingday could makes you melting. Really! Just watch it.

Can't Stop the Feeling - Justin Timberlake

Selalu ada fenomena di mana grup boy band, ga semuanya sukses. 1-2 personilnya terus melaju di usianya yang udah ga muda lagi. Malah ada yang nyinyirin kalau yang lain cuma bisa joget-joget aja. Selain Ronan Keating dari Boyzone ada juga Justin Timberlake,  pentolannya N'Sync. Pada kemana teman-temannya?

Justin, yang mantannya Britney ini identik dengan rambut kriwil nan blonde. Kayak rambutnya si Joker huehehe. Lucuan Justin pastinya (ya iyalah). Sementara Joker kan rese, jelek, licin pula. Cuma Harley Queen,  karakter penjahat di film Suicide Squad yang naksir berat sama dia.  Ini kenapa jadi bahas film?

Sekarang Justin tampak lebih mature, potongan rambutnya juga lebih rapi, ga kriwil lagi. *Smoothing di mana, Mas?  :D* Kalau kata saya sih potongan rambutnya bikin dia punya gaya ga jauh beda sama Leonardo Di Caprio. Bedanya, jedatnya Leo lebih lebar dan tampak tuir. Eh tapi yang jedatnya lebar itu pinter kan, ya? Meskipun Leo harus nunggu lama biar dapet Oscar  *kyaaa ngalor ngidul lagi*  skiiip.
Justin Timberlake: Can't Stop The Feeling
sumber: mtv.com
Lagunya Justin yang berjudul Can't Stop the Feeling lumayan lagi sering diputar di radio. Awalnya saya cuek, eh lama-lama lagunya ternyata asik banget. Mood booster lah kata saya mah.  Konon kalau mengawali hari dengan mood yang baik, sepanjang hari bakal enjoy terus. Nah, boleh deh lagu ini dimasukin playlist pagi-pagi. 
I got the sunshine in my pocket
got the good soul in  in feel
I feel that hot blood in my body when it drops
I can't take my eyes off it
Moving so penomenally

Forever Love - Gary Barlow

Usianya udah ga muda lagi.  Sedikit kalah femes dari teman se-grupnya dulu, Robbie Williams. Saya mah prefer sama Aa gary ini (eh Aa? :D) Attitudenya relatif bersih dan ga suka cari sensasi Iya saya sukanyaKpublic figur yang good man, bukan bad boy.

Kalau liat sekarang di youtube, Garry ini udah brewokan. Oh, my! Beda dibanding dia 20 tahun yang lalu, terutama klipnya yang Forever Love yang bernuansa hitam putih itu. Padahal di klip itu dia udah kelihatan mature. Ngomong-ngomong, mature vs tuir  jaraknya segimana, sih?
Garry Barlow, Forever Love
sumber: youtube
Sampai hari gini, ga akan bosen denger lagunya. Dibanding band-band sekarang yang view videonya baru ditonton 2 jutaan. Beda sama lagu-lagu yang baru muncul tahun sekarang,  Garry kalah femes di jagat youtube. Bodo amet. Garry Barlow adalah salah satu penyanyi favorit saya. Nyanyi solo atau grup sama okenya. 

Catatan Kecil -  Adera

Nah, akhirnya muncul deh satu penyanyi berbahasa Indonesia. Sengaja saya taruh di akhir. kalau kata Vannesa WIilliams mah, Save the Best for Last. Lagu-lagunya dia asik-asik juga. Tapi paling suka yang Catatan Kecil. Nooo, bukan karena judulnya mirip-mirip sama alamat blog saya :D.
Adera Catatan Kecil
sumber: wikipedia


Lirik Catatan Kecil ini makjleb banget. Kadang pernah kan kita berada dalam situasi down banget. Hasil yang diperoleh ga sesuai rencana. Tapi Tuhan mengajarkan kita untuk menikmati proses. Lakukan dengan maksimal. Soal hasil biarlah Tuhan tahu yang terbaik.  Namun kegagalan bukan alasan untuk berputus asa. Teruslah bekerja sebaik mungkin dan jangan lupa bersyukur.  Itu kan, yang disukai Allah dari hambaNya? 


Jadi, meski selera musik saya cenderung jadul, lagu-lagu yang baru juga saya masih ngikutin. Biar kekinian :D eh ralat, yang enak buat didenger lah. Nah, punya lagu favorit yang lagi ga bosen didenger sekarang ini? Cerita dong.
Share:

Monday, 5 September 2016

Memilih Sewa Apartemen yang Bagus

Memilih  Sewa Apartemen yang Bagus  - Tinggal di apartemen? Hmm iya, biasanya satu kata yang langsung terlontar. Mahal. Dibanding tempat tinggal rumah, harga aprtemen emang selangit. Enggak semua orang sanggup memilikinya. Apartemen emang identik  dengan hunian orang kaya, yang duitnya banyak. Jad, enggak aneh emang kalau apartemen ini  juga berkesan sebagai gaya hidup yang mewah dan berkelas.

Memilih Sewa Apartemen yang Bagus

Tapi nih, makin ke sini ternyata pandangan orang tentang apartemen ini juga mengalami pergeseran Enggak sedikit yang akhirnya berpikiran kalau  apartemen juga jadi cara untuk berinvestasi.  What? Investasi? Yang bener aja?  Eh kalem. Awalnya emang mahal, tapi kalau bisa menghasilkan uang dengan cara disewakan, lumayan banget. Iya, kan?  Nah dari penyewaan inilah  kita akan mendapat keuntungan.


Jadi ga heran dong kalau sekarang ini nambah banyak aja iklan yang menginformasikan penyewaan apartemen.  Bagi yang belum sanggup membeli dan ingin tinggal di apartemen jadi dimudahkan dengan adanya penyewaan apartemen ini.  

Menyewa apartemen juag direkomendasikan bagi para mereka yang memerlukan alternatif tempat tingal yang simple, tidak membutuhkan banyak ruagan untuk menyimpan barang.

Mentang-mentang murah, jangan langsung deal aja lho kalau bermaksud menyewa apartemen.  Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan teliti saat memutuskan untuk mengambil tawaran apartemen untuk disewa.

Perhatikan fasilitas

Coba cek fasilitas yang akan kita dapatkan nanti. Apakah fasilitas yang disediakan cukup nyaman? Jangan sampai nantinya kita merasa serba ribet dan kagok karena ternyata fasilitasnya mengecewakan.

Lokasi

Perhatikan lokasi di mana apartemen yang akan kita tinggali. Apakah  dekat dengan kantor/temapt kerja?  Lalu, apakah akses ke fasilitas umum seperti  tempat ibadah, pasar, sekolah, rumah sakit dan sebagainya mudah terjangkau? Begitu juga soal keamanan. Jangan sampai diabaikan.

Harga

Yang ini juga pastinya jangan dilewatkan. Fasilitas dan tempat yang oke, eh tapi ternyata  harganya enggak cocok. Ya udah, bye aja. Jangan sampai gaji kita jadi minus karena memaksakan untuk deal. Karenanya pastikan budget yang dimiliki untuk menyewa apartemen memang sudah memadai. 

Nah, itu dia tiga hal yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan untuk menyewa apartemen.  Mudah-mudahan tips  soal sewa apartemen[disclosure] ini bisa bermanfaat, ya.

See you
Share: