Camping Asik di The Lodge Maribaya - Hampir jam 10.30 dan saya masih tertahan di jalan Cihampelas. Sabtu itu saya janjian sama Euis, salah satu blogger Bandung. Kami janjian ketemuan di Ciumbuleuit, penghujung angkot Sthall-Ciumbuleuit yang beakhir di depan RS Salamun. Lupa saya, kalau setiap weekend Bandung selalu penuh dengan limpahan turis lokal dan interlokal eh asing maksudnya. Apalagi siang itu kami (juga bareng Yasinta dan Nchie yang pergi naik motor) janjian menghabiskan weekend di The Lodge Maribaya untuk camping.
![]() |
Camping Asik di The Lodge Maribaya |
Camping? Serius, camping. Tapi ini bukan sembarang camping. Untunglah driver Grab yang kami pesan cukup sabar menempuh 'jalan tikus' yang rutenya tidak biasa. Sebenarnya kami bisa juga menempuh perjalanan via jalan Setiabudi, tapi diskip saja, karena selain macetnya yang menggila dipastikan fare estimate lewat rute itu akan lebih mahal :D
Sekitar dzuhur, menjelang jam 13 kami sampai juga di lokasi. Nchie dan Yasinta sudah sampai duluan, sedang menunggu kami sambil asik mengunyah cilok. Beberapa potong ketan bakar plus saus oncomnya yang dibelikan buat saya dan Euis cukup menggoda untuk mengganjal rasa lapar. Setelah meluruskan kaki yang pegal, dan ngopi sebentar, kami berempat masuk ke dalam lokasi dan disambut Rudini, salah satu karyawan The Lodge yang memandu kami check in di Vila Kayu, khusus buat para campers saja.
![]() |
Pintu masuk Vila Kayu |
Vila Kayu ini semacam lobinya buat para campers. Setelah menyimpan barang bawaan di dalam tenda, kami ngaso bareng di sini ditemani suara tonggeret, menghabiskan waktu sampai senja datang. Setelah berfoto dengan macam-macam pose, diselingi ngopi, ngeteh atau minum bandrek (for free) dan menikmati pemandangan di bawah vila, kami juga beruntung bisa ngobrol bareng dengan Bu Heni, ownernya The Lodge.
![]() |
Vila Kayu yang colorfull dan instagramable |
![]() |
Vila kayu, spesial cuma buat Campers |
![]() |
Bikin kopi sendiri dengan takaran suka-suka. 1 cangkir saja atau mau nambah, it's oke. Gratis! |
The Lodge, awalnya direncanakan untuk rekreasi keluarga saja, bukan untuk tujuan komersil. Tapi, pengaruh medsos yang cepat sekali memviralkan sesuatu yang menarik, menjadikan The Lodge Maribaya ramai dikunjungi. kalau di hari biasa pengunjung yang datang berkisar 500-600an, saat weekend atau hari libur bisa mencapai 2-3 kali lipat.
![]() |
Pohon Pinus, identik dengan bentang alam di The Lodge |
Amazing? Iya, tapi kalau ga dibarengi dengan sense of belonging pengunjung, ya bisa jadi musibah. Kebayang aja, kalau rerata pengunjung bawa makanan dari luar terus meninggalkan jejaknya alias buang sampah sembarangan di sini. Berapa banyak coba sampah yang akan menggunung?
Eh tapi untuk yang satu ini sudah diantisipasi manejemen Maribaya, lho. Coba deh, perhatikan kalau datang ke sini. Nyaris susah ditemukan ceceran sampah di lokasi. Selain memang disediakan tempat sampah, juga ada petugas yang selalu wara-wiri dengan 'tools' di tangan mereka agar lokasi The Lodge ini ga bikin sepet mata karena sampahnya itu. FYI, untuk pengujung biasa (non campers) tidak diperkenankan membawa makanan dari luar. Selain memang untuk menjaga kebersihan, di sini banyak tenant atau kafe yang menjual makanan. Soal harga? worth it.
![]() |
Foto cantik di The Pines |
![]() |
Lingkungan yang bersih dan nature, bikin betah |
Bukan Glamping
Waktu kami ngobrol sore itu, Bu Heni, sang owner bilang kalau konsep camping di The Lodge Maribaya ini bukan sejenis glamour camping alias glamping, tapi camping biasa yang nyaman. Hmmm, apa ya, istilahnya? Kan kalau glamping, suasananya udah kayak hotel dengan fasilitas toilet dan kamar mandi yang berada di dalam tenda. Nah di sini toilet dan kamar mandinya terpisah.
![]() |
Tenda yang unik, mirip bawang |
Setiap tendanya berisi dua kasur lengkap dengan bantal, selimut, sleeping bag, lampu dan colokan. Meski begitu, tetap nyaman lho karena alasnya bukan tanah, tapi semacam vynil buatan gitu. Jadi insya Allah, gak akan ada binatang tanah yang menyusup waktu kita tidur.
Malam hari saat kebelet pipis atau BAB kita tetap harus keluar tenda, menuju toilet yang disediakan buat para campers yang mudah dijangkau. Kamar mandinyanya banyak, dan tersedia shower dengan keran hangat atau dingin. Asik, kan?
Jajan di The Lodge
Jangan takut kelaparan selama berada di sini. Aneka jajanan mulai dari camilan seperti surabi, otak-otak, colenak, ketan bakar sampai makanan berat berupa mie kocok atau mie bakso bisa kita pesan di sini dengan harga yang terjangkau.
![]() |
Tenant makanan di The Lodge Maribaya |
![]() |
Kalau lagi hujan, mie kocok ini pas banget buat menghangatkan perut |
![]() |
Perapian surabi yang masih klasik dengan keramik dan kayu bakar |
![]() |
Surabi jumbo dengan toping oncom. Mau isi telur, cokelat atau keju juga bisa rikues |
Makan Malam di Dapur Hawu
Untuk para campers yang sudah membayar paket full, The Lodge menyediakan makan malam dan sarapan pagi di dapur Hawu. Khusus untuk makan malam, sambil menikmati makan malam dan berdiang di depan 'hawu' alias tungku kayu bakar, juga disediakan hiburan yang menampilkan kesenian tradisional yang nyunda banget. Ada tarian jaipong atau kesenian calung. Para penampilnya? Bukan artis glamor, tapi para anak-anak muda warga sekitar yang dibina.
Meskipun bukan penari profesional tapi mereka ga canggung untuk menghibur pengunjung. Kalau pede, boleh kok ikutan nimbrung nari. Malahan mereka suka ngajak pengunjung untuk turun ke panggung ikutan ngibing alias joget bareng.
Meskipun bukan penari profesional tapi mereka ga canggung untuk menghibur pengunjung. Kalau pede, boleh kok ikutan nimbrung nari. Malahan mereka suka ngajak pengunjung untuk turun ke panggung ikutan ngibing alias joget bareng.
![]() |
Makan malam dengan alas daun |
![]() |
Siduru alias menghangatkan badan |
![]() |
Nchie, Bu Heni dan teteh-teteh geulis ini lagi nari Jaipong |
![]() |
Kesenian Calung, udah jarang yang perform |
Sarapan Pagi di Dapur Hawu
Adzan subuh berkumandang saat jam menunjukkan pukul 04.00 lebih. Sekalian wudhu, mandi aja sekalian. Mandi dengan air hangat? Bisa, tersedia kok kerannya. Tapi kebiasaan saya lebih suka mandi pagi dengan air dingin, meski hujan lagi deras-derasnya. Bisa dibilang jarang banget mandi dengan air hangat. Soal kebiasaan saja, sih. O, ya untuk handuk, sabun mandi, shamppo, sikat dan pasta gigi sudah include, ya. Ga usah bawa lagi dari rumah, lumayan ga terlalu memberatkan bawaan.
Sambil nunggu sarapan dan jalan-jalan, kami membereskan tenda, bawaan lalu dandan cantik :) Camping bukan jadi alasan buat cuek, dong. Lagian kami sudah niat buat muas-muasin foto di lokasi sebelum sarapan dan menjajal wahana. Batre dan powerbank sudah siap tempur karena sudah terisi full saat kami tidur. Mumpung The Lodge masih sepi, jadi tidak terdistraksi buat foto-fotoan di sini.
Kalau mau puas, saran saya ngambil paket camping aja. Komplit dengan banyak privilege yang didapatkan. Mahal? Relatif, sih. Tapi beneran sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan selama 1 hari 1 malam di sini. Beneran!
Kalau mau puas, saran saya ngambil paket camping aja. Komplit dengan banyak privilege yang didapatkan. Mahal? Relatif, sih. Tapi beneran sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan selama 1 hari 1 malam di sini. Beneran!
![]() |
Suasana Dapur Hawu saat sarapan |
![]() |
Sarapan dengan roti bakar, mau? |
![]() |
Sarapan pagi dengan nasgor |
![]() |
ngopi atau ngeteh di Dapur Hawu dengan cangkir seng yang antik |
Pada jam makan siang, Dapur Hawu terbuka buat umum yang ingin makan di sini. Begitu juga dengan Kafe The Pines, buat yang pengen ngopi cantik atau ngemil sambil menikmati pemandangan terbuka.
![]() |
Ngopi cantik di alam terbuka yang eksotik |
Menjajal Wahana
Sebelum tracking bareng para camperr lainnya, kami mencoba dulu wahana yang ada di sini. Karena pintu masuk untuk umum baru dibuka jam 10.00 pagi, kami ga perlu lama-lama ngantri untuk foto-foto di Sky Tree dan Mountain Swing. Tuh kan, saya bilang juga, kalau ga suka ngantri lama dan ga mau kepanasan atau hujan, mending ambil paket campers aja :)
![]() |
Pose-pose kece di Sky Tree |
Ngeri? enggak juga kok. Karena saat akan naik kita akan mengenakan tali pengaman. Sky Tree ini memang terinspirasi dari Sky Tree di Kalibiru. Posisi pohon yang pas membuat Bu Heni segera mengeksekusi pembuatan wahana ini hanya dalam 3 hari.
Kalau pengen hasil foto yang ciamik, ada fotografer yang akan membantu membidik pose terbaik kita dengan kamera DSLRnya. 4 Foto saya di atas itu adalah hasil bidikan fotografernya. Ga ada keharusan untuk menebus fotonya, tapi bilang aja ya, kalau mau diambil atau enggaknya. Soalnya akan segera didelete kalau emang ga akan diambil. Fotonya akan dipindahkan ke HP kita via blue tooth atau kabel data. Waktu itu saya ngambilnya agak siangan ketika pengunjung sudah ramai, soalnya dompet disimpan di tenda. Nunggu rada lama dikit tapi puas lah lihat hasilnya.
Kalau pengen hasil foto yang ciamik, ada fotografer yang akan membantu membidik pose terbaik kita dengan kamera DSLRnya. 4 Foto saya di atas itu adalah hasil bidikan fotografernya. Ga ada keharusan untuk menebus fotonya, tapi bilang aja ya, kalau mau diambil atau enggaknya. Soalnya akan segera didelete kalau emang ga akan diambil. Fotonya akan dipindahkan ke HP kita via blue tooth atau kabel data. Waktu itu saya ngambilnya agak siangan ketika pengunjung sudah ramai, soalnya dompet disimpan di tenda. Nunggu rada lama dikit tapi puas lah lihat hasilnya.
![]() |
Ngambil foto yang kece |
![]() |
Jangan lupa senyum di Mountain Swing ini |
Nah foto di atas ini diambil di wahana Mountain Swing. Ngeri-ngeri sedap? Ya jangan lihat ke bawah, deh. Tapi sama seperti Sky Tree, di sini juga aman. Tuh lihat, saya bisa tersenyum lepas di foto ini. Gimana? Berani mencoba? Cobain atuh, sayang, Eh tapi kalau masih keder mah ada juga ayunan yang kayak gini. Ini mah cetek.
![]() |
Ayunan ini cetek lah :) |
Kalau menurut saya, dibanding Sky Tree atau Mountain Swing, wahana Zip Bike yang menyedot lebih banyak nyali. Selama kaki nyampe ke pedal siapa saja boleh mencicipi sensai adrenalin yang turun naik. Sama dengan dua wahana sebelumnya, kita juga tetap mengenakan pengaman. Untuk sampai ke tengah, kita harus mengayuh sendiri sepedanya. Pas balik laginya mah bakal ditarik pake tali sama petugas yang jaga di pos.
Sempat terdengar celutukan seorang pengunjung laki-laki yang bilang gini, "Urang sieun huntu ragrag, euy (saya takut gigi jatuh). " Sukses bikin yang lagi nahan mules karena deg-degan jadi nyengir dibuatnya.
![]() |
Berani naik Zip Bike ini? |
Kalau ada teman yang bawa kamera DSLR, berposelah sekece mungkin. Jangan takut untuk melepaskan tangan dari tangan, ga akan jatuh, kok. Tapi waktu saya ada di sini tetep degdegan aja. Sampai-sampai waktu balik lagi saya masih rada shaking alias gemetar.
Kadang si Aa petugasnya kalau liat kita gokil dan berani, dia bakal menggoyang -goyang talinya. Beberapa pengunjung cekikian pas lihat temannya digoyang. Merasa ngeri? Bilang aja talinya jangan digoyang. Ga akan dijailin. Tidak usah pasang tampang memelas si Pussy Boot kayak di film Shrek gitu, dia bisa melihat ekspresi keberanian yang terpancar :D
Kadang si Aa petugasnya kalau liat kita gokil dan berani, dia bakal menggoyang -goyang talinya. Beberapa pengunjung cekikian pas lihat temannya digoyang. Merasa ngeri? Bilang aja talinya jangan digoyang. Ga akan dijailin. Tidak usah pasang tampang memelas si Pussy Boot kayak di film Shrek gitu, dia bisa melihat ekspresi keberanian yang terpancar :D
Tracking
Kapan terakhir kali tracking? Seinget saya, sih dulu sekitar awal tahun baru 2008 atau 2009 waktu menapaki jalan hutan Maribaya menuju kaki gunung Tangkuban Parahu. Bisa diihitung ya, sudah hampir sepuluh tahun saya ga jalan menempuh medan kayak gini. Waktu kuliah dulu, biasanya ada acara malam keakraban pas awal-awal tahun akademik baru. Biasanya suka ada kebut gunung atau hiking dengan rute yang lumayan. Sayang banget ih, kalau dulu kalian pura-pura sakit biar ga ikutan. Seru, lho.
Nah, kalau emang dulu ga sempat, ya sudah ikutan tracking di sini saja. Fasilitas ini khusus disediakan buat para campers saja, minimal 2 orang, tetap jalan dan dipandu. Rute sepanjang 4 km bolak balik yang naik turun melewati lembah ini ditempuh sekitar 1 jam saja. Cape? Dikit, tapi asik.
![]() |
Hijaunya bikin segar mata, adem ke hati |
![]() |
Jangan lupa foto-foto di jembatan ini |
![]() |
Di perkotaan udah jarang lihat penampakan sungai kayak gini |
Pernah dengar jokes kalau ngajak orang Sunda piknik mah mah gampang? Katanya kasih aja cobekan sama nasi, terus suruh maen di kebun.
Maksudnya gini, lho. Orang Sunda itu kan doyan makan lalab-lalaban. Ga riweuh lah soal selera makan, mah. Kasih nasi panas, lalab, sambel dan ikan asin, jadi deh botram alias makan barengan. Waktu tracking, saya sempat menjumpai pohon leunca dan pohon pepaya ini. Pas banget kan, buat piknik? Untunglah kami ga bawa se'eng (alat tradisional buat masak nasi), kayu bakar dan cobekan. Bisa-bisa malah jadi botram di sini, bukannya melanjutkan tracking :)
![]() |
Kepikiran bawa cobekan atau bala-bala pas tracking? jangaan |
Saat camping di The Lodge nanti, siapkan sepatu kets atau sandal gunung. Repot kalau pake wedges atau sendal jepit pas tracking. Ga mau kan, sendal mahalnya rusak atau tergelincir pas menempuh perjalanan ini?
Setelah olahraga pagi yang jarang-jarang kami lakukan kayak gini, kaki pegal tidak terasa karena banyak diselingi foto-foto, termasuk selfoot ini. Gapapa deh sepatu jadi 'ledok' alias kotor sama tanah merah ini. Keseruan pengalaman saat camping ini jauh lebih berarti *uhuk*
Setelah olahraga pagi yang jarang-jarang kami lakukan kayak gini, kaki pegal tidak terasa karena banyak diselingi foto-foto, termasuk selfoot ini. Gapapa deh sepatu jadi 'ledok' alias kotor sama tanah merah ini. Keseruan pengalaman saat camping ini jauh lebih berarti *uhuk*
![]() |
sel foot dulu |
So, kapan mau ke Maribaya? For more info, klik aja situsnya The Lodge Maribaya
The Lodge Maribaya:
Jalan Maribaya No. 142 /252 RT 03/15
Kampung Babakan Gentong, Desa Cibodas, Maribaya - Lembang
Telp: 022-253611 - 08564611118 - 08112253299
Buka Jam 09.00-17.00
FB: The Lodge Maribaya
Instagram: @thelodgemaribaya
Email: info@thelodgemaribaya