Wednesday 14 May 2014

Past & Corius: Terjebak Masa Lalu 20 tahun Silam

Pernah nonton film Back to The Future yang dibintangi  Michael J Fox? hihihi... Sepertinya yang ngacung nih malu-malu panther, secara film ini populernya di tahun pertengahan tahun 90an. Itu juga saya nontonnya di Indosiar, bukan cinema cineten bapak satar buleneng *apaan sih*  Paling enggak tahun segituan yang udah nonton udah SMP deh. Aslinya kalau tayang di cinema eh bioskop (masih satu family, kan?) malah rilis tahun 1985. Woooo, tahun segitu saya baru masuk SD. Nah, itung sendiri kapan saya lahir. Hadiahnya silahkan ambil di warung terdekat *makin ngawur!*

Film yang dibintangi Fox (sok akrab bener) menceritakan Marty, seorang remaja yang dicap cupu, pecundang dan suka dibully temennya (lupa siapa namanya). Ia dibantu seorang profesor yang dipanggil Doc. Seorang profesor nyentrik, dengan potongan rambut kayak abis diacak-acak Gundala ini menggunakan sebuah mobil dengan kap terbuka, mundur 30 tahun ke belakang buat merubah masa lalu bapaknya Marty yang juga suka dibully sama supervisornya.

Cerita selanjutnya, silahkan googling atau hunting videonya (mudah-mudahan ada yan berbaik hati ngerubah fomatnya jadi MPEG, MP4 dan semacamnya. Tahun 1985an kan formatnya masih kaset VHS nan tebel kayak bata  gitu, ya?).


Sekarang saya mau ceritain sebuah novel. Judulnya Past & Corius: Saat Hidup Punya Tombol Rewind. Enggak ada hubungannya sama si Michael J Fox itu tadi, tapi sama-sama tentang steps behind (ih berasa lagu deh). Enggak nanggung, 20 tahun ke belakang! Kayaknya nih, yang nulis buku ini pernah nonton film Back to The Future juga deh (sotoy) dan pernah tersangkut kuis tv Super Deal (sering mengungkit tirai, deal-dealan dalam beberapa scene cerita). Eh tapi Agung Satriawan ini adalah kru kreatif  program sebuah stasiun TV, lho. So, premis saya, kayaknya bener deh hahaha.... abaikan.

Mari lanjut! Kalau si Marty niat banget merubah masa lalu (bapaknya sih), Kafi, tokoh di novel Past & Curious ini kepaksa, lebih tepatnya semacam dijebak buat berkelana ke tahun 1993.

Judul    : Past and Corius: Saat Hidup Punya Tombol Rewind
Penulis : Agung Satriawan
Penerbit : Bukune (Nopember 2013)
Tebal     : 274 halaman
ISBN     : 602-220-118-7
Harga    : Rp. 50.000,00 

Kafi enggak pernah nyangka kegalauannya ditinggal nikah sang pujaan dan menggalau di sosmed (nah, masih suka galau-galauan di FB dan kawan-kawan?) membuat rencana backpackingnya berantakan. Rencana Kafi terendus oleh seseorang dan menyusun rencana yang rapi agar kafi terlibat dalam konspirasi merubah masa lalu seorang PNS.

Ceritanya, Kafi yang seorang fans Persija ditantang Purbo, sahabatnya buat adu murah berbackpacking ria. Secara Kafi masih nganggur (karena baru lulus kuliah setelah 11 tahun kuliah), Kafi menyanggupi tantangan Purbo buat jalan-jalan dengan budget semurah-murahnya (prinsip eknomi yang sering ditafsirkan secara ngaco). Bermodal kamera Nikon D9 pinjeman, BB second yang dibeli murah, sejumput uang (euh, satuan yang ngarang) dan beberapa lembar baju ganti, Kafi yang bawaannya ngirit dan berhasil ngirit karena kehabisan tiket kereta secara ajaib.Kafi memulai penghematan pengiritannya dengan nebeng kereta barang dan cuma membayar empat puluh ribu aja! Murah meski ga asyik, karena dapat jatah gerbong peti kemas (ya iya lah, namanya juga kereta barang).

Tanpa diduga, ternyata dalam gerbong yang ditumpangi Kafi, ada penumpang lain bernama Soyan. Terang aja, Kafi girang, dia ada temen ngobrol meski Soyan turun duluan di Yogya, dan enggak pamit. Meninggalkan Kafi yang bangun sendirian.

Kafi baru menyadari ada sesuatu yang aneh, pas sampai di Surabaya. Uang yang digunakannya untuk membayar sate ditolak karena enggak laku. Beberapa orang yang ditemuinya menuduh Kafi penipu yang pengen makan gratisan dan membuatnya harus lari terbirit-birit dikejar massa. Keanehan lain seperti nama Stadion Gelora 10  November yang masih bernama Stadion Tambak Sari, mobil-mobil, motor yang jadul dan harga yang murah baru disadarinya saat Kafi bertanya pada seseorang tanggal, bulan dan tahun berapa. Kafi tersesat ke tahun 1993. 

Meski ngendon jadi mahasiswa abadi selama 11 tahun, tidak membuat akal Kafi kepayahan. Kafi teringat dengan seorang pendiri komunitas pemerhati UFO, bernama Ray yang kebetulan  tinggal di Surabaya. Lewat aksi gerilya ke kampus almamaternya Ray, Universitas Surabaya, Kafi berhasil mendapatkan alamat Ray. 

Sukses  menemui Ray, tidak langsung membuat Kafi berhasil menemukan titik terang kenapa ia bisa sampai tersesat. Sempat dicurigai dan dijuteki Ray dan Radit - teman Ray - lewat Kamera Nikon D9 yang dibawanya Kafi berhasil meyakinkan Ray kalau dia datang dari masa depan. Setelah bertemu Ray inilah, Kafi mulai melacak jejak seseorang yang membuatnya terjabak ke masa 20 tahun silam. 

Agung Satriawan menyajikan novel ini dengan gaya satire  sukses membuat saya tepingkal-pingkal.  Padahal mood saya lagi kurang asyik (yaa malah curhat).  Alurnya mengalir, plotnya yang pas ga lambat dan ga kecepetan.  Lalu ada kegokilan khas anak cowok kuliahan mulai dari ngiler sembarangan, BAB di kereta barang yang melaju kencang, muka tebal Kafi yang ngamen dengan gaya rocker underground di bis kota dan celetukan konyol lainnya membuat novel ini jadi terasa  segar dan mengocok perut. Misalnya saja, ketika Kafi berhasil membujuk seoang kusir delman meminta diskon 50% dengan bujukan si kusir bisa ikut ke tempat tujuan Kafi tanpa harus bayar, pengakuan polos Kafi yang enggak tahu arah mata angin, dan aksi selfienya dalam bis kota (masih dengan seting 90an) sampai menggombali seorang mbak dalam bis antar kota dengan gaya Fesbuker.
Kalau yang seumuran saya, atau diatas saya (hihi maaf, kalau tersungging), membaca novel Past and Courious ini bakal dibuat mesem-mesem dan sedikit bernostalgia mengingat ongkos angkot yang masih 300-500an sekali jalan, bis kota tingkat dua, kaos Alien dan celananya yang strip 2, main gimbot di halaman sekolah yang lebarnya kayak bata, maen layangan dan ngejar-ngejar layangan putus, kamera jadul yang masih pake rol film negatif  dan serial Ksatria Baja Hitam yang pernah legendaris itu.

Kritik saya sama novel ini  (galau narsisnya sih gpp hahaha), itu karakter Kafi diceritain lulus kuliah di umur 26 setelah 11 tahun? Berarti lulus SMAnya umur 15? Ngambil kelas akselerasi? Terus kenapa kalau ngambil akselerasi, kenapa jadi nyandang gelar mahasiswa abadi, ya? hihihi Eh emang bisa ya borong tiket kereta sebanyak itu? Pengalaman saya waktu pesen tiket KA Kahuripan-Pasundan tujuan Bandung - Yogya maksimal cuma bisa buat 4 orang aja. Itu juga harus kasih liat KTP. Nah, ini  kok bisa, dalam hitungan menit lagi. Terus, itu dari ngamen hebat banget bisa langsung buka lapak dengan segala perkakasnya. Emang bisa, ya? Lalu emang ada yang mau kasih sewa tempat yang dibayar per hari? Kalau perbulan sih mungkin masih bisa. Entahah. Padahal lagi, Kafi suaranya ancur. Entah berapa rupiah bisa dikumpulinnya. Berapa orang yang sudi ngasih Kafi buat suara yang asal-asalan. Belum lagi sekali ngamen di Bis bisa sampai 20 lagu. Bisa soak tuh pita suara.

O, ya gara-gara aksi selfienya itu, Kafi akhirnya menyadari ada orang lain dari masa depan selain dirinya. Oh oh siapa dia..... (tuh, mulai deh ketularan penulisnya). Jadi kira-kira gimana kelanjutan petualangan Kafi menemukan jalan pulang ke masanya, tahun 2013?  Siapa yang menjebak Kafi dan siapa saja yang berasal dari masa depan kafi? Siapa Soyan? Apa yang harus dilakukan Kafi agar bisa kembali ke masa depan? Apa hubungannya black hole, lipatan waktu, Lumpur Lapindo, sego abang, Paradoks Kakek dengan mesin waktu?

Seperti judulnya, Past and Corius, mestinya yang udah baca novel ini bakal penasaran dengan berandai-andai lainnya. Kalau Kafi memilih enggak galau dan curhat di FB, apa iya bakal terjebak dalam situasi ini? Atau kalau masa lalu bisa dirubah, apa jadinya masa depan?  Ya, as ussual, no spoil, silahkan hunting aja ke toko buku, ya.

Share:

9 comments:

  1. iyaa penasaraan, pinjem bukunya #eh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sini mak , maen ke Bandung tak kasih pinjem hehe

      Delete
  2. andai bisa balik ke masa lalu, mau ngubah nasib yang mana ya :D hehe

    ReplyDelete
  3. Tahun 85 mah saya udah SMP, berarti angkatan di atas Efi .. heheheh

    Bukunya boleh di pinjem ? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi aku mah masih cupu, teh. Boleh, tar kalo ketemuan, novelnya dibawain :P

      Delete
  4. 1985 saya baru lahir haha , , jd penasaran sama bukunya, bener kt teh dey boleh pinjem gak? Haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Secara di Bandung, boleh lah :) Hopimpah deh siapa duluan atau siapa duluan ketemuan :P

      Delete
  5. lulus SMAnya kecepetan. Giliran lulus kuliah kelamaan :D

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.