Sunday 26 December 2010

Sang Waqiah

Entah sejak kapan, yang jelas rasanya sudah lama Apa (panggilan saya,mama dan saudara2 kandung saya untuk ayah) menyuruh saya untuk mendawamkan amalan surat Al Waqiah.
"Emang kenapa?" tanya saya.
"Kalau kamu rajin mendawamkannya, kamu bakal dijauhkan dari kemiskinan." begitu jawabnya. (by the way pembahasan tentang keutamaan surat Al Waqiah ini klik saja di sini . Nah, singkat cerita saya mau buat pengakuan kalau saya ga istiqamah mengamalkannya. heheheh *tutup muka pake kerudung*
Hingga satu waktu, tepatnya beberapa hari yang lalu seorang sahabat  nraktir sepulang pengajian di Food Court di sebuah mall. "Dalam rangka apa?" tanya saya?
"Ah, ga ada apa-apa qo, pengen aja."
Okay, lagian siapa yang mau nolak yaa ditraktir makan? hehehhe.  (lirik adik-adik saya yang baca notes ini... Kalian jangan sirik yaaa :D) Selesai makan, saya ngajak temen saya itu mampir ke toko buku buat membeli buku yang sudah lama saya incar. Karna malas mencari buku dinatara rak-rak yang ada, saya minta tolong petugas Customer Service. "Mas, buku Sakinah Bersamamunya ada ga?" tanya saya.
"Ada," jawabnya setelah memeriksa daftar di komputer. Aku mengikutinya dari belakang menuju rak buku disebrang mejanya, sambil nunggu dia menemukan buku itu, pandangan mata saya tertuju pada sebuah novel. "Sang Waqiah".



Dasar yaaa maniak buku (novel sih sebenernya) saya dibuat jadi penasaran, kebetulan ada satu buku yang segelnya sudah dibuka. Sekilas saya baca isinya. Sepertinya menarik, tapi siang itu saya terburu-buru harus pulang jadi cuma nyempetin sinopsisnya di belakanng buku. Intinya buku itu mengisahkan tentang keajaiban amalan surat Al Waqiah.  Sang Waqiah mengisahkan tentang Angger yang tersadarkan untuk mengamalkan surat Al Waqiah, hal yang selama ini cuma dia ceramahkan tapi tidak diamalkannya. Angger  turut membuktikan kedahsyatan surat tersebut. Pintu rezeki pun mulai terbuka lebar di hadapannya dari berbagai arah yang tak terduga...

Menarik, insting saya langsung ngirim sinyal untuk memasukan buku bagus ini dalam daftar buku incaran saya bulan depan. Waaah, makin banyak aja ya daftarnya tapi ga papa deh toh kalo jadi novel pembangun jiwa menjadi inspirasi dan hidayah. Buat saya, buku bagus itu investasi, bukan biaya.

Setelah si mas CS tadi nemuin buku Sakinah Bersamamu, saya langsung menghampiri kasir untuk membayarnya. Selesai itu, teman saya ngajak saya mampir ke rumahnya. "Fi, maen dulu ga ke rumah?"
"Ga deh, laen kali aja." jawab saya. Apalagi hari ini deadline buat saya ngirim jawaban kuiz dari buku Sakinah Bersamamu yang hadiahnya lumayan bikin ngiler, Buku Bagus + busana muslimah.... *wink*.
"Ya sudah, kalo gitu saya kasih sekarang ya uang buat titipan paket ke posnya, ada kembalian ga?" kata teman saya. Critanya teman saya, Rini minta tolong saya ngirimin paket buat temannya karna rumah saya yang deket dengan kantor pos.
"Ada," jawab saya.
"Mau bayar sekarang apa nanti di angkot? Sekarang aja ya, mumpung belum ada angkotnya," katanya.
"Boleh,"
Setelah menerima uang, saya merogoh saku celana saya mencari uang kembaliannya. Nah, saat itu lah, seorang calo angkutan kota berteriak memberi tahu. "Neng.... tuh ada angkotnya"
Perasaan saya waktu itu uangnya sudah saya masukan ke dalam tas, setengah berlari saya dan teman saya -  Rini menghampiri angkot sambil menyerahkan uang kembaliannya.
Sampai di angkot, ketika saya  mencari receh untuk membayar ongkos, saya mulai merasa ga enak. Lembaran uang dari teman saya sepertinya tidak ada. saya buka dompet, merogoh saku celana jeans saya, di sela-sela buku, kantong kecil di tas. ga ada. Duuuuh, lumayan banget tuh kalo hilang. Sementara saya sibuk mencari-cari, temamn saya malah asik dengan HP, mungkin dia membalas sms dari temannya. Setelah angkotnya melintas  pintu kereta, teman saya turun duluan dan saya yang memang turunnya belakangan masih bingung mencari di mana uang itu. Gak lama setelah teman saya turun, saya segera turun dan menyebrang jalan. Saya mencegat angkot  untuk kembali ke tempat di mana sayang naik. Semoga masih ada, bisik saya dalam hati. Sebenernya supir angkot yang saya tumpangi waktu itu sudah cukup cepat memacu mobilnya. Saya jadi gelisah, duuh, ada ga ya?
Kurang lebihh 5-8 menit, saya sampai di tempat tadi. Saya buru-buru nyebrang dan menuju tempat sya naik.Alhamdulillah lembaran uangnya ternyata  masih ada di situ, tergeletak di tempat semula. Subhanallah!!! padahal dalam rentang waktu kurang dari 10 menit mudah saja bagi Allah menggerakan angin membawa uang itu entah ke mana atau calo angkot tadi, calon penumpang, pedagang atau siapa saja yang lewat menemukannya. Allah masih menjaga hak saya dan mengembalikannya pada saya.Sepertinya kejadian siang ini ada hubungannya dengan Al Waqiah yang semalam tadi saya baca sebelum tidur. Ya itu tadi, seperti yang saya bilang di atas kalau saya ga istiqamah mendawamkannya. Baru sekali saja, Allah membuktikan janjinnya. Saya yakin, semua kejadian pasti sudah diatur oleh Allah termasuk hak saya yang dikembalikan-Nya.Tahajud, Dhuha, sedekah, mendawamkan Al Waqiah adalah sekian dari anjuran amalan untuk membuka pintu rezeki selain ikhtiar tentunya.
Duh, jadi malu. Saya janji untuk mengistiqmahkannya, menitipkan kunci pembuka rezeki pada Allah salah satunya dengan bacaan Al Waqiah.
Dan keinginan saya buat membaca Sang Waqiah semakin membuncah.... :)
Share:

1 comment:

  1. salam kenal ya teehhh...
    skalian mampir BW nihh hehee

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.