Tuesday 20 February 2018

Aplikasi Terbaru Paytren 5.0 Mendukung Ekonomi Mikro

"Teh, jadi ini alamatnya di Buahbatu, ya?" begitu tanya drvier ojek online yang saya tumpangi. Duh saya bingung pas ditanya gitu hahahaha... Modal saya sih biasanya ngandelin GPS. GPS aplikasi (walau kadang-kadang ngaco) atau kalau kata Erry, GPS dalam arti Gunakan Penduduk Sekitar. Terkadang saya ngambil patokan alamat dari nomornya. Walau kadang di beberapa tempat, masih ada  yang absurd atau asal ngasih nomor yang neplok (((neplok))) di depan rumahnya. Sialnya, di sepanjang jalan Sukarno Hatta saya nemu beberapa rumah atau gedung yang alamatnya ngaco. Ya , masa  sih, di kanan kirinya masih nomor 600an, dia udah udah 700 sekian? Kan ngaco,  bikin bingung pula.

"Udah deh, Pak. Lurus aja kita patokan pake nomer," saya berspekulasi. Mudah-mudahan ga nyasar hahaha... 

"Baik, Teh."

Nah, si bapaknya manut aja saya suruh lurus terus mengikuti alur Jalan Soekarno Hatta. There we go. Saya sampai dengan selamat di Jalan Soekarno Hatta nomer 693. Ga ada drama muter-muter karena nyasar. Yeay, senengnyaaaa. *loncat-loncat girang*

Gedung The Suites Parahyangan Business, tepatnya blok D6-D7 di mana merupakan lokasi kantornya Paytren sudah ramai dengan hilir mudik orang. Cukup nanya sekali sama satpam di depan pintu masuk,  saya sudah tiba di venue.  Wiiih, rame banget. Warna orange mendominasi pelataran parkir yang jadi venue acara. Sesekali terlihat warna hijau, dari  atribut pengemudi motor Grab  yang ada ada di sana.  Beberapa motornya terlihat keren. Gaul pisan. Bikin saya gagal fokus. 



Iyes, ga salah, kok. Soalnya hari itu ada acara peluncuran Program PayTren Drive bersama Grab Indonesia. Selain menghadirkan foundernya Ustad  Yusuf Mansyur,  hadir juga Hari Prabowo, SE selaku direktur utama yang memimpin Paytren, yang berkantor pusat di Bandung,   Ridzki Kramadibrata, Managing direcroe Grab Indonesia, Kaesang Putra Pangarep, kreator aplikasi Madhang dan beberapa pegiat digital kreatif lainnya yang turut hadir dalam acara hari itu.

Sebelum berganti nama, dulunya Paytren masih mengusung nama VSI sampai tahun 2015. Aplikasi yang digagas sejak tahun 2013 ini sudah mempunyai 2 jutra mitra, di mana 500 ribu diantaranya berada di luar negeri, termasuk negeri jiran Malaysia. Ngomong-ngomong soal Malaysia, salah satu mitranya bela-belain datang, lho.  Keren, ya. 

Saya taunya Paytren ini cuma aplikasi untuk memudahkan pembayaran semacam listrik, telepon, atau pulsa. Tapi ternyata Paytren sudah berkembang pesat dan bertransformasi menjadi  perusahaan finansial berbasis tekonologi  dengan segmen yang sudah mendunia. Salah satunya, ya, acara tempo hari itu.   Paytren menandatangani kesepakatan dengan Grab dan diwujudkan dengan diluncurkannya aplikasi Paytren 5.0. 

Selain membuka peluang kerja bagi 3 juta pengusaha mikro (1 juta diantaranya mitra Grab), aplikasi Paytren terbaru ini juga membantu meningkatkankan kesejahteraan karena adanya sedekah yang sudah terintegrasi dalam sistem. Dalam acara kemarin yang juga turut dibacakan surah Ar-Rahman secara berjamaah, dilaporkan kalau realisasi sedekah yang sudah terkumpul malah sudah bisa membangun masjid, lho. Padahal cuma dengan membayar sedekah  Rp. 2.00, 00 saja dalam sehari. Keren, ya?

Ngomong-ngomong soal Grab, saya termasuk pengguna yang sangat terbantu dengan adanya aplikasi ini. Bandung yang semakin macet dan estimasi di perjalanan yang rada susah diprediksi membuat saya lebih memilih aplikasi ojek online biar ga kesiangan menuju acara atau janjian. Saya ga suka nunggu dan merasa bersalah sekali kalau sudah bikin orang nunggu. Sebisa mungkin untuk selalu on time atau syukur-syukur bisa datang lebih cepat. Ya kalau balik ke rumah sih, ga masalah naik angkot, walau risikonya lebih lama di jalan. 


Dalam acara kemarin, Ridzki Kramadibrata menceritakan pengalamannya waktu 'nyamar' jadi penumpang. Entahlah, driver yang ternyata seorang ibu separuh baya ini ga menyadari kalau yang jadi penumpangnya itu adalah bosnya hihihi.... Mungkin kalau tau,  bakal lain ceritanya, ya.  Moral storynya kadang kala kita tidak harus selalu tau dalam setiap hal.  Ibu separuh baya ini  meladeni obrolan dengan Ridzki dan sempat meminta izin ketika ada panggilan masuk ke hp-nya.  Sesuatu hal yang jarang kita temui juga lho, di mana  lawan bicara kita meminta izin dalam situasi seperti ini. Reminder juga buat saya untuk melakukan yang sama.

Singkat cerita, si ibu masih bisa memelihara bounding dengan anaknya, walau sedang berada di luar  rumah untuk mencari nafkah. Sambil mengemudikan kendaraan, ia masih bisa menjadi pendengar yang baik untuk anak remajanya yang ingin curhat.   Setelah obrolannya selesai, obrolan ibu driver dan Ridzki berlanjut sampai di tujuan, dan beliau masih tidak menyadari siapa penumpang spesialnya hari itu.
By the way, bukan hanya bermitra dengan Grab, Paytren juga berkolaborasi dengan Madhang. FYI, Madhang ini adalah aplikasi yang diinisiasi oleh Kaesang Putra Pangarep. Bekerja sama dengan dedek-dedek mahasiswa tim pengembang dari  Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang. Aplikasi ini membidik pelaku bisnis rumahan untuk dipasarkan secara digital.  Walau bisnis rumahan,  ga ada yang membantah kan kalau makanan rumahan itu paling juara enaknya, ngangenin dan ini nih, murah.  Yang pernah kuliah pasti sering kan beli makan siang atau makan malam di warung nasi sekitar kampus atau kos-kosan? Saya aja kangen sama makanan warung nasi deket kampus dulu. Murah dan enak.  Saking merasa terbantunya, Kaesang sempat mendapat cipika-cipiki dari seorang ibu yang terbantu.  Sambil tersenyum tersipu, Kaesang yang digoda oleh Ustad Yusuf  Mansur hari itu menegaskan yang ngasih cipika-cipiki ibunya, bukan anak gadisnya hahaha.... saya dan pengunjung hari itu dibuat tersenyum dibuatnya.

Kembali lagi ke aplikasi Paytren terbaru, di sana ada juga fitur aplikasi pariwisata  yang bisa kita manfaatkan. Sssttt... baru-baru ini Indonesia diundang ke Praha, Cekoslavakia untuk mempromosikan wisatanya. Nah, fitur baru ini juga jadi lahan baru untuk memperkenalkan wisata yang ada di Indonesia. Dengan adanya kerjasama dengan Grab akan memudahkan mobilitas di daerah wisata  yang dipromosikan.  Bagaimana kalau lapar dan pengin cari makanan? Lah, kan ada Madhang,  yang sudah bermitra. Komplit, kan?

Diharapkan di akhir tahun ini, adanya aplikasi Paytren 5.0 bisa menghidupkan 5 juta pelaku ekonomi mikro. Ke depannya, Paytren akan terus bermitra dengan pengusaha-pengusaha lokal yang ada di Indonesia  untuk mengatasi masalah pengangguran. Siapa tau di antara kita  bisa jadi pelaku percepatan pertumbuhan ekonomi yang sudah serba digital. Prinsip saling tolong menolong dan sedekah yang sudah terintegrasi di sini  insya Allah bisa terwujud. Aminkan, ya.

Share:

0 Comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.