"Teh, mau ke mana?" tanya Nanan adik saya satu hari di hari Minggu.
"Aku mau ke TSM, ada pengajian. Kenapa emang?"
"Aku anterin, ya?"
Hmmm dianterin? Ya ga nolak lah hahaha. Jarak tempuh jadi lebih cepat, kan. Kebiasaan suka pesen Ojol alias ojek online kadang bikin saya suka santai ngitung waktu. Karena ada ojol mikirnya gini, kan bisa memangkas waktu. Semantara kalau pergi pake angkot saya lebih gesit siap-siap. Tapi kalau selow alias enggak buru-buru ya angkot pun hayu aja ,sih.
Tapi ada hal yang saya lupa pas dibonceng Nanan tempo hari. Motor barunya punya setelan jok nungging ditambah kecepatan yang suka digebernya suka di atas rata-rata. Jadilah saya yang biasanya suka lepas tangan kalau dibonceng siapapun (termasuk perempuan) buru-buru mencengkram bahunya.
Hadeuh, Nan. Yang kamu bawa itu orang, bukan karung berisi sayur. Saya udah ngomel berkali-kali eh dia malah ketawa. "Enggak asik kalau motor gini gak dibawa ngebut." Gitu dia ngelesnya. Deuh, saya toyor deh helmnya.
Hadeuh, Nan. Yang kamu bawa itu orang, bukan karung berisi sayur. Saya udah ngomel berkali-kali eh dia malah ketawa. "Enggak asik kalau motor gini gak dibawa ngebut." Gitu dia ngelesnya. Deuh, saya toyor deh helmnya.
Soal berkendara motor, yang namanya helm udah pasti wajib dipakai. Untuk perempuan kudu juga deh pake krim tabir surya, Biar ga kusam akibat paparan sinar matahari yang galak dan itu tuh polusi udara dari buangan knalpot. Paling sebel kalau asap yang keluar udah hitam. Suka mikir gini deh, "tuh mobil dirawat ga, sih?"
Selain mengganggu secara estetika (baunya juga suka nempel ke baju, ini yang saya ga suka kalau udah jalan naik motor), polusi udara selama berkendara dalam jangka panjang itu bahaya lho untuk kesehatan.
Paparan polusi udara dalam jangka
panjang bisa membahayakan kesehatan manusia. Selain menyebabkan terbatuk-batuk, efek yang dditumbulkan secara langsung adalah rasa pusing dan sesak nafas. Pernah kan mengalami hal ini? Yang gawat itu ternyata bisa menyebabkan depresi juga. OMG.
Enggak terimbas polusi udara pun beban hidup sudah lebih dari cukup membuat manusia depresi. Please deh, jangan nambah lagi sumber penyakit. Padahal yang namanya depresi ini ga pilih kasih eh pandang bulu. Siapa saja bisa terkena. Akibat dari depresi juga bisa merusak mental dan performa kerja jadi menurun. Rugi berapa kali coba?
Depresi yang beberapa tandanya dikenali lewat perasaan yang ngedrop, wajah yang muram dan hati yang galau untungnya bisa dicegah. Yeay, kabar bagus ini. Pertanyaannya, caranya bagaimana?
Gini lho, sebagai upaya untuk mencegah terjadinya derpesi yang semakin luas, Portal Otomotif Nomer 1 di Indonesia, yaitu Mobil123.com dan media online
lifestyle Otospirit.com kemarin ini melaksanakan kegiatan sosial bertajuk "mask for bikers". Aish, so sweet, ya. Perhatian banget. Dalam kegiatan ini ada1.000 masker yang dibagikan secara cuma-cuma untuk para biker (ya pengemudi ya penumpang dong, ya). Mereka yang melewati Jalan Radin Inten 2 Buaran, Jakarta Timur akan dicegat eh disapa untuk dikasih masker, gratis.
Ada sekitar 15 bikers yang terlibat dalam kegiatan Mask for Bikers ini. Mereka berasal dari lima komunitas sepeda motor, yaitu Journalist N-Max Club, Suzuki GSX
Club Indonesia, Ninja Injection Owners, Jakarta Max Owner Club dan Vario Owner
Medias. Mengambil titik kumpul di persimpangan Buaran, Jakarta Timur, pembagian masker dimulai pukul 16.00 dan berakhir pada pukul 17.00
WIB. Selanjutnya mereka turut membagikan
seribu masker kepada para pengguna jalan. Kalau saya ada di sana pun bakal menepi, ikutan antri untuk mendapatkan maskernya, dong.
Direktur Mobil123.com dan Otospirit.com yaitu Regia Glamouria dalam kesempatan itu menyampaikan jika ajang ini ditujukan untuk menyambut Hari Kesehatan Dunia, di mana pada tanggal 7 April akan diperingati oleh
seluruh penduduk bumi. Sementara untuk tahun ini tema yang diambil adalah “Depression: Let’s Talk”.
Masih menurut Regia Glamouria, masalah depresi adalah tanggung jawab bersama. Karenanya pada Hari Kesehatan Dunia 2017 digelar kegiatan yang mengampanyekan kesehatan lebih baik, yaitu dengan membagikan masker kepada pengguna sepeda motor.
Jangan pernah remehkan paparan udara, walau hanya butiran tak kasat mata. Kalau terakumulasi ya tetep saja bisa menjelma jadi hal yang membahayakan, terutama bagi pengguna kendaraan bermotor. Jangan sampai paparan polusi udaranya jadi mengganggu kesehatan di kemudian hari.
Saya jadi inget kalau pesan Ojek Online bisanya drivernya suka nawarin saya untuk memakai masker. Tadinya karena pertimbangan praktis, ga mau ribet dan suka males ada noda lipstik tertinggal di masker suka saya tolak. Lain kali kalau nge-ojek lagi saya mau minta ah. Seperti disampaikan oleh Regia Glamoria, polusi udara punya potensi jadi pengacau pikiran dan merusak kesehatan. Pemakaian masker ini yang bisa mencegah hal itu terjadi. Padahal cuma selembar kain tipis, ya? Tampak remeh tapi ternyata sangat membantu. Jadi bagi yang mau jalan ke mana saja, sekolah, kuliah, kerja atau keperluan lainnya, masker ini jadi tool yang harus selalu ada.
Di bulan Oktober tahun 2016, organisasi kesehatan dunia, World
Health Organization (WHO) sudah meluncurkan kampanye yang diproyeksikan berjalan selama satu tahun mendatang. Kampanye ini ditujukan mewujudkan program WHO. Yaitu, untuk memastikan jika orang-orang yang terkena depresi di semua negara wajib mendapatkan bantuan.
Kalau ditarik dua tahun ke belakang, yaitu 2015, WHO sudah mencatat data ada lebih dari
300 juta orang yang mengalami depresi. Ini setara dengan 4,4 persen dari keseluruhan populasi dunia. Lumayan banyakk lho, sama dengan penduduk satu negara di Asia. Dan jika dipetakan, setengah dari mereka ini adalah penduduk Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Oh, My. Masih ada catatan lainnya yang memerlukan keprihatinan kita. Di mana terjadi 3 juta kematian setiap tahun yang diakibatkan oleh paparan polusi udara. Korban terbesar dari mereka yang meninggal yaitu sebesar 90 persen tinggal di negara berkembang.
Sedangkan di Indonesia ada sekitar 9,1juta
orang yang mengalami depresi atau sama sekitar 3,7 persen dari populasi pendududuk. Nah, masih mau nganggap cetek butiran debu? Jangan dong. Yuk ah pake maskernya kalau nanti berkendara motor, ya.
Iya bener, penting banget masker ketika kita berkendara motor. Saya kadang masih suka lupa hehe, sekarang mah mau diingatkan terus pake masker ah
ReplyDeleteAku pun, masih lupa. Kudu diingetin sama mamang gojek/grab aja haha. Biar aman kudu nyetok aja, ya.
Deleteproblemku banget nih, teh. males make masker.
ReplyDeletetapi kalau lagi kumat rajinnya, dibela2in lepas helm (pas lampu merah) buat masang masker. haha *aku mah anaknya labil*
Semoga rajinnya semakin sering kumat :D
DeleteTeryata pake masker penting ya mba, kadang suka di abaikan merasa udh pake helm
ReplyDeletePerasaan udah cukup sama kaca helm aja, ya.
DeleteJadi inget pepatah... "sedia masker sebelum nge-bike" , gpp deh bermasker-masker dahulu, dandan lagi kemudian, daripada kena polusi ya teh. TFS
ReplyDeleteNyahaha.... pantunnya lucu. Iya, tinggal touch up lagi.
Delete300 juta orang depresi? OMG. Moga kita sellau sehat lahir batin yaaa, aamiinn
ReplyDeleteIya, jumlah yang mengerikan, ya. Aamiin. Semoga kita selalu sehat.
Delete