Monday 23 March 2015

Review Film Ada Surga Di Rumahmu


Tatapan  mata tajam plus karakter  suaranya  yang khas  cukup memberi imej  buat saya kalau Husein Alatas, finalis  Indonesian Idol memang tipikal cowok yang ngerock banget.  Salah satu lagu yang dibawakan dengan versinya  sendiri masih saya inget dan sudah terlanjur saya identikkan dengan karakter Husein, Impossible  yang aslinya dinyanyikan James Arthur.

 Selain jago nyanyi, ternyata Husein punya karakter  mumpuni buat menghayati peran sebagai anak  pesantren. Jauh  dari  imej  yang saya bilang tadi,  nge-rock abis berubah jadi sosok yang lembut dan teduh.
jangan lupa buat nonton
Film  yang terinspirasi dari buku yang ditulis  oleh ustadz AhmadAl Habsy  ini  mengambil seting  di daerah Palembang. Lengkap dengan sungai dan rumah panggung  yang cantik.  Di awal film diceritakan Ramadhan kecil yang punya  bakat retorika,  didaulat oleh guru ngajinya untuk berceramah. Mengambil kisah tentang sahabat nabi, Uwais  Al Qarni sebagai seorang  anak yang shaleh dan dikenal penduduk langit.

Meski Ramadhan kecil  cerdas dan  periang,  namun punya emosi  yang labil. Ledekan teman-temannya saat ia berjalan bersama Naila (Nina Septiani)  berujung perkelahian  yang  menyebabkan Ramadhan dikirim orang tuanya ke pesantren. Mulanya, Ramadhan  menangis dan merasa terbuang. Namun,  ternyata Ramadhan  menemukan teman sekamar yang punya chemistry yang sama.  Meski  badung,  Ramdhan  menjadi santri yang akrab dengan Ustadz Athar (Ustadz Ahmad Al Habsy)  dan terus menimba ilmu sampai dewasa di pesantren.

Ramadhan kecil  pernah bercita-cita untuk menjadi  orang terkenal dan masuk tv. Obsesi  yang ingin diwujudkannya setelah  melihat teman sekamarnya Fauzan sukses  jadi musisi. Ditambah  lagi, pesantrennya  jadi tempat  syuting film dan  mempertemukannya dengan Kirana yang diperankan  oleh Zeezee Shahab.  Keterpesonaan  Ramadhan pada  Kirana ditangkap Naila  - yang sejak kecil memang menyukai Ramadhan - dan menimbulkan benih-benih cemburu.

Ramadhan  yang mulai bisa mencari nafkah sendiri - dengan berceramah meski  dari honor seadanya -  disyukuri dengan memberikan setengahnya kepada Umi (Elma Theana) yang berprofesi  sebagai tukang jahit.  Sampai satu saat libur di pesantren, Ramadhan  memanfaatkannya  untuk pergi  ke Jakarta mengikuti casting  film laga yang ternyata  harus tertunda 3 hari.  Selain memang tidak bisa meninggalkan pesantren berlama-lama Ramadhan  punya firasat tidak enak  dengan keadaan Umi, hingga memutuskan untuk pulang dan melupakan mimpinya jadi  aktor dan memberikan ceramah dari kampung ke kampung, dari satu majelis ke majelis lain. Kepiawaiannya mengolah kata bukan saja menyihir  Kirana, tapi  juga ayahnya Kirana yang selalu mendaulat Ramadhan memberi ceramah.

Raport Pemain

Kalau ditanya siapa  yang menjadi  bintang, maka  saya enggak bakal ragu-ragu menjawab  Husein lah yang pantas mendapatkan ‘grammy’nya. Seperti yang saya bilang sebelumnya,Penghayatan  Husein   yang  jempolan  sukses  menghapus imej  rocker di film ini.  Selain memang  ganteng,  Husein  juga  berperan sebagai tokoh protagonis. Yakin deh, fansnya Husein  bakal semakin bertambah setelah film  ini tayang mulai 2 April 2015  nanti.  Selain Husein, masih ada Elma Theana  yang berperan  cukup baik memerankan sebagai Umi  yang punya hati yang lembut dan sangat sayang pada anak-anaknya.

Husein Alatas datang di acara Nonton Bareng di PVJ - Bandung.Credit: Bang Aswi
Plus vs Minus Film
Bisa dibilang film ini minim konflik. Yang menjadi bumbu sedap film ini adalah adegan dan dialog lucu dan  keharuan yang saling bergantian  mengisi  cerita. Hukuman  dari Ustadz Athar  yang mengharuskan Ramadhan dan kawan-kawannya berceramah di kuburan,  atau pukulan dengan penggaris  saat  ustadz Athar mengira  Ramadhan berdusta, celetukan Abdul yang doyan makan atau Raihan adiknya Ramadhan, atau rahasia besar antara Ustadz Athar dan Abuya (Khairul  Budi) dan sikap tidak bersahabat  yang ditunjukkan ibunya Kirana dan cinta segitiga antara  Ramadhan.  Sayangnya,konflik antara Kirana dan Naila   kurang digali lebih dalam,  padahal bisa  membuat film ini jadi lebih dramatis.  
Zeee Shahab alias  Kirana  juga ikut nonton bareng
Meski  dialog dalam film  ini dominan menggunakan bahasa  Palembang, penonton tidak perlu  khawatir  karena  bisa  memahami jalan cerita lewat teks terjemahan yang muncul di layar. Lokasi syuting di  Palembang,  rumah-rumah panggung dan tentu saja wajah gantengnya Husein dan cantiknya Zee zee Shahab yang beradu akting  jadi salah satu daya  tarik buat menonton film yang inspiratif ini.    

Ada adegan ketika Ramadhan yang menawarkan pada  Naila  untuk dibonceng naik motor. Mulanya, Naila menolak namun akhirnya setuju  untuk pergi bareng  dengan Ramadhan dengan alasan searah. Padahal seharusnya  Naila bersikeras  menolak dan Ramadhan sebagai ustadz juga tahu soal ini.  Tapi ini jadi bumbu cerita  yang menggelitik penonton untuk berkomentar, kan, ya? :D  Selain itu,  Ramadhan yang katanya jago bermain  bela diri kurang  diekspos. Sepertinya  adegan 'kekerasan' memang sengaja  dihindarkan dalam film ini.

Beberapa perpindahan dari satu  adegan ke adegan lain terasa cepat,  seperti ada bagian  yang 'tepotong'. Wajar sih,  karena ga semua cerita dari  buku bisa diadaptasi semuanya  dalam cerita film dengan durasi sekitar 100 menit.   Meski konflik yang dibangun kurang  ‘nendang’,  beberapa babak cerita dalam film sukses memancing gelak tawa   dan  hujan air mata secara  bergantian.  

Pesan Cerita
Kadang kita terlalu  sibuk dan ‘rempong’ mencari  jalan menuju surga.  Padahal  sebenarnya  jalan menuju surga tidak jauh, karena  pintu terdekatnya ada di rumah, ibu kita. Makanya, Rasulullah saw berpesan pada Uwais kalau tidak setetes darah pun yang bisa kita balas saat ibu  melahirkan kita. Begitu juga buat para wanita. Setelah menikah nanti, akan ada anak-anak dalam kehidupan kita.Sudah semestinya mempersiapkan diri  untuk menjadi surga  bagi anak-anaknya kelak.  Sukses  bikin saya mencelos. Ingin membuka pintu surga terdekat itu, sekaligus jadi jalan surga juga buat calon anak-anak saya nanti. Hiks, saya jadi kangen mama  yang baru ninggalin sehari  untuk  pergi  umrah. Masih banyak  nilai-nlai  kebaikan  yang bisa kita dapatkan dari film ini. Ada tentang kejujuran, ketulusan, keteguhan hati, keberanian  yang  mengalir tanpa kesan menggurui. 

Pesan lain dari film ini adalah  Allah sesuai dengan sangkaan hamba-Nya. Saat kita  mempunyai sangkaan yang baik,  energi positif  akan datang menghampiri, langit akan bekerja dengan cara yang tidak kita pahami untuk membalasnya dengan cara yang Indah. 

Saran saya, wajib  bawa tissue pas nonton nanti,  karena  bakal banyak adegan  yang bikin menangis.

Ridwan Kamil  yang datang bersama keluarga  juga suka dengan film ini



Share:

19 comments:

  1. Mak, masa tayangnya 2105. X) wkwkwk, abaikan. Btw, yg jadi ibunya Ramadhan siapa, ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi iya, ada yang typo. Udah aku benerin, tengkyu koreksinya, mbak :) Yang jadi ibunya Ramdahan itu Elma Theana.

      Delete
  2. Kritiknya kurangnya nendang mbaaaaak, xixixiii....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku harus ngajakin CR7 dulu berkolaborasi, ya? hehehe Kritiknya ada dua aja, sih, mba. Yang adegan boncengan itu sama konfliknya yang kurang tajam. Mungkin karena film ini juga membidik anak-anak buat nonton jadinya dibuat begitu. :)

      Delete
  3. Saya justru senang kalau konflik cinta segitiganya gak terlalu kuat, jadi lebih friendly buat anak-anak.... soalnya moral ceritanya bagus buat anak-anak ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya teh, mungkin karena anak-anak juga disasar buat nonton film ini. Mungkin kalau baca nya konfliknya lebih seru.

      Delete
    2. euh da yang kurang, maksudnya baca bukunya :)

      Delete
  4. ini ya filmnya husein??kapan hari lihat obrolannya,dikit. jadi penasaran sama filmnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mak. Jangan lupa baut nonton, ya. Bilang saya kalau kepincut aktingnya Husein :D

      Delete
  5. Sepertinya bagus nih untuk di tonton filmnya. Dari sinopsis yang di ceritakan di artikel ini saja begitu menarik, ada pesan-pesan agama di dalamnya, belajar jujur, tulus, sabar, dan harus menjadi pemberani.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, pesan moralnya kuat dan bangus banget. Nonton, ya :)

      Delete
  6. ini film pertama husein yang bikin dia berakting kan? biasanya kalau yang pertama kali suka kaku aktingnya,, kalau udah bagus, hebat deh :D
    pesannya ngingetin sama ibu yang udah gak ada.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keren, ya. Musikalitas oke, peran juga jago. *puk puk* Kirimin doa buat ibunya, ya, mbak. :)

      Delete
  7. Husein main film? Film pertama, kan? Bikin penasaran euy,,.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, perdana. Keren aktingnya. Nonton, ya,Rosiy :)

      Delete
  8. Sangat keren sekali, banyak makna yang bisa dijadikan motivasi dalam film tersebut.

    ReplyDelete
  9. Filmnya sarat hikmah, dan bikin banjir air mata... Keingetan Alm. Ibu, juga ketakfriendly-an saya dengan bapak, hiks... Hiks...
    Tapi sayang konfliknya kurang digali ya Teh... Tapi adegan2 lucu disana aku suka... Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kalo konfliknya lebih dalam bakal lebih 'menggigit', ya, Euis. Sama,a ku juga suka kelucuannya di sana. Dan aku jadi ngefans sama Husein hihihi.

      Delete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.