Tuesday 28 January 2014

Anda Sopan, Kami Segan



Anda sopan, kami segan.
Pernah baca stiker yang suka mejeng di kaca angkot seperti ini? Pasti pernah ya, meskipun naik angkotnya cuma sekali-kali aja (ini sotoy apa maksa, ya?) hehehe....
Anda Sopan, Kami Segan
dreamstime.com
Siapapun kita, rasanya ga nyaman kalau melihat sikap orang yang ga sopan, meskipun hanya sebagai pengamat. Ah, pasti pernah juga nemu fenomena seperti ini.  Saya pernah lihat tayangan sinetron, dan ya ampun.... itu yang dibully bukan cuma teman, tapi guru juga. Terlepas acara tv ini berlabel hiburan dan bukan bertujuan mendidik, tapi masyarakat kita peniru yang baik, justru dari tayangan tv seperti ini banyak copycat-copycat cilik yang terampil meniru dan memodifikasi dengan lebih lihai. Ah, sudahlah, skip saja yang satu ini. 

Di dunia maya, juga saya menemukan banyak hal ini.
Tiba-tiba ada yang ngeshare link jualannya di wall atau komentar di status saya. Ngiklan nih? Kok kayak hit and run. Coba kalau ada orang yang seenaknya pasang spanduk jualan atau flyer-flyer promosinya di depan rumah kita. Saya rasa kita semua bakal sebel dan melepas iklan yang slonong boy itu.

Dan ini nih....
Beberapa waktu lalu saya ujug-ujug diseret ke sebuah grup pendukung capres. Capres yang belum dicalonkan karena masih harus mengikuti audisi. Bukan saya sebel sama capres jagoannya itu. Tapi, saya punya sikap dan pilihan sendiri. Saya belum pernah golput. Saya belum kepikiran jadi golput, meski begitu saya hargai pilihan teman-teman buat jadi golput. Tapi, kalau menyeret saya ke sebuah grup (masih mending kalau invite) yang tidak jelas juntrungannya, yang bukan minat saya, saya merasa  terganggu. Makanya, tanpa permisi, saya tinggalkan grup dan mendelete admin yang mengundang saya ke grup itu.
 
Lucunya (sebenernya kesel) admin yang nyeret saya ini bukan teman saya sebenarnya. Maksudnya, saya belum pernah ketemu, saya ‘meng-acc’ permintaan temannya karena ada mutual friend yang lumayan banyak. Saya pikir-pikir, saya ga pernah komen status dia, begitu juga si admin grup ini. Jadi, saya rasa nothing to loose aja buat menghapus pertemanan itu.
Saya arogan?
Mungkin. Tapi saya pikir itu warning buat ga ngasal narik suporter. Ada kurang lebih 1.800 orang yang terlibat dalam lingkaran pertemanan saya. Ada banyak newfeed yang wara wiri di halaman saya. Sebagian saya anggap netral, ada yang satu ‘aliran’ dengan saya atau malah bertolak belakang. Well, selama ga bermain ‘hit and run’ di lapak saya, saya abaikan saja. Mungkin juga status atau link yang saya share tidak selalu sreg dengan teman saya lainnya. Makanya, saya ga mau lempar batu sembunyi tangan di beranda orang lain. Kalaupun ada, paling banter saya mengucapkan selamat ulang tahun atau pencapaian lainnya teman saya.
Buat menghindari tag-tag yang berlebihan seperti ngiklan, saya aktifkan fitur filter. Teman-teman saya yang jualan di lapaknya dan mentag saya dalam postingnya saya tampilkan kalau saya kenal baik. Syukurlah, tag-tanya ga masif. Nah, pernah tuh saya di tag oleh seorang teman yang baru saya konfirmasi. Begeitu saya konfirmasi, serbuan tagnya menghujani beranda saya.

Kalau tujuannya berteman hanya untuk numpang jualan, maaf, ya. Saya tidak merasa nyaman. Posting  saya kali ini sepertinya lagi galak, ya? Hehehe....  saya rasa beberapa waktu ke depan beranda FB kita akan diserbu oleh kampanye-kampanye tim sukses. Sekali lagi, monggo, silahkan. Asal, jangan main tag sembarangan dan seperti itu tadi, menyeret saya ke sebuah grup yang enggak jelas. Teman yang baik, yang paham, saya yakin hanya akan mengajak untuk masuk ke grup kalau benar-benar jelas kepentingannya atau satu frekuensi.
Di dunia maya juga ada etikanya, dong.


Share:

6 comments:

  1. Iya mak. saya selalu mengecek jumlah grup yg saya ikuti. kalo ada yg naik, pasti kuhapus. analoginya simpel saja. punya 10 grup tapi aktif lebih baik daripada 100 grup tapi cuma nama saja. hehe....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Saya juga suka menghapus atau leave grup yang saya ga aktif di dalamnya. Ada-ada aja ya nih admin grup.

      Delete
  2. Efiiii...
    atuh laaaah...jangan galak galaaaak...
    akikah kan jadi takuuut *sok imut*

    Langsung di unfriend trus di blok aja kalo yang suka rungsing mah lah!
    *lebih galak*

    ReplyDelete
  3. Eike galak? masa sih? *kedip-kedip manis ala kucingnya Shrek*
    Hihihi... sebel ceritanya Ry, curcol di sini. gara-gara ditaro di grup capres-capresan. Hihihi... kalem, aku mah jinak kok.
    Udah aku delete. Jarang-jarang lho aku delete orang *sok penting yak*

    ReplyDelete
  4. memang begitulah di dunia maya, mbak.. tetap waspada ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nih, yang komen blog aja namanya udah aneh-aneh :)

      Delete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.