Monday 23 September 2013

Hiburan Rakyat Paling Jebret di Akhir Pekan


Akhir pekan ini, para gibolist (halah), maksudnya penggila bola dimanjakan suguhan laga sepakbola seru. Mulai dari liga-liga eropa (meskipun jagoan saya, the Reds tumbang di kandang, hiks), Play Off LSI yang mempertemukan PBR vs Persikabo, Piala Menpora sampai gegap gempita final AFF dengan kosa kata komentatornya yang heboh.

Buat saya, sampai sekarang Liga Inggris alias BPL tetap liga paling seru di daratan Eropa sana. Mulai dari profil pemain-pemainnya yang punya gengsi tersendiri. Ditinggal Beckham yang hijrah ke liga Spanyol tidak membuat liga ini kehilangan daya pikatnya. 

Adu urat alias Psy War diluar lapangan antara Mr Mou, Wenger dan Sir Alex jadi hiburan tersendiri.  Lalu soal lay out stadion. Ck ck ck... saya kagum, penonton-penonton di sana bisa segitu tertibnya, ya? padahal tribun penonton sangat dekat dengan pinggiran lapangan. Derby panas antara MU - Manchester City, Arsenal - Chelsea atau Liverpool - MU tidak lantas menyulut penonton ikut-ikutan rempong, turun ke lapang. Seruan atau olok-olok penonton terhadap pemain lawan atau pemain yang dicap penghianat (seperti saat Louis Saha pindah dari Fulham ke MU), kegemasan penonton terhadap wasit dengan keputusannya yang aneh seperti Mike Riley, Graham Poll, Martin Atkinson tidak lantas membuat penonton melempar mercon, botol atau meneriakan serapah  bernuansa kebun binatang seperti di Indonesia. Indonesia, kapan seperti itu, ya?
sumber gambarnya dari http://minus.com/lbqAaqtDTi1t4m

Nah, soal kasta-kastaan, belum tentu tim yang terpaut beberapa strip dibawah lawannya dengan mudah dilumpuhkan. Seperti yang terbaru kemarin saat Southampton mempermalukan Liverpool di kandang, 0-1 saja. *sigh*  

Beralih ke play off LSI kemarin nih, lega rasanya ketika saudara sekota Persib, PBR bisa bertahan di LSI. Kurun waktu tahun 1994-1997an saya sempat mendua, mendukung Persib dan Bandung Raya bersamaan. Awalnya cuma karena membawa nama 'Bandung' eh enggak taunya debut Bandung Raya yang saat itu dipersiapkan seadanya (waktu masih main di kompetisi Galatama, Bandung Raya juga bukan termasuk tim yang diperhitungkan) malah jadi kuda hitam, dan hebatnya, menjuarai kompetisi musim 1995-1996! Tentu saja duet maut Peri Sandria dan Dejan Gluscevic, bule kelahiran Serbia Montenegro itu bikin saya terkagum-kagum.  Meski laga play off kemare terasa flat dan membosankan, syukur deh  PBR masih survive di kasta tertinggi kompetisi LSI. Fiuh.... Good job boys! 
sumbernya dari kaskus

Nah, puncak keseruan laga weekend kemarin tentu saja final AFF yang mempertemukan timnas Indonesia dengan Vietnam. Selain merindu dendam 22 tahun puasa gelar, tentu saja komentar yang menggebu-gebu dari Valentino Simanjuntak jadi bumbu tersendiri Buat saya, malah  kosa katanya yang ajaib itu yang memaksa saya melek, enggak mau memindahkan channel. Kalau cuma teriakan gol gol gol.... beruntun, saya sudah biasa, malah kadang saya suka sebel akalu ternyata yang kebobolan itu gawang jagoan saya, Persib. Hehehe..., fanatisme seorang bobotoh ceritanya.

Nah, selama menyimak siaran piala AFF ini, ada yang unik. Selain teriakan gol gol gol nya yang heboh, kosa kata lainnya seperti ow ow ow... ahay, jeger, atau jebret membuat saya mesem-mesem. Iseng saya buka kamus bahasa Indonesia, enggak ada tuh istilah jebret. Jangan-jangan kosa kata Valentino ini bakal menggusur Vickynisasi dari trend topik. Eh, bener saja, beranda facebook saya semalem dipenuhi status yang membahas jebretnya Valentino. 

Kalau selama ini ketinggalan enggak menyimak siaran pertandingan AFF yang ditingkahi Valentino dengan jebretnya itu, coba buka video youtu yang satu ini. Saya jadi kehilangan kosa katanya Valentino nih, kapan ya bisa menikmati kicauannya lagi? Hehehehe...
 

Selain jebretnya yang fenomenal itu, saya sempat mendengar Valentino melontarkan militansi (kalau ditambah lagu Paint It Blacknya Rolling Stones, seru tuh hahaha), Sukarno, Jendral Sudirman sampai Kartini segala. Selain kosa kata  jebretnya, valentino jo.uga menebar virus sejarah. Belajar sejarah emang asyik lho. Uniknya, seoranng teman saya, Beta, bercerita, pagi ini dia mendengar obrolan di radio, ternyata dalam bahasa Vietnam, jebret itu artinya sialan. Suatu kebetulan yang menyebalkan buat Vietnam.

Nah, kita lihat nanti, sampai kapan fenomena jebret ini bisa bertahan dan tergusur kosa kata ajaib lain yang lebih segar. Jebret-nya Valentino akhirnya bisa mengubur kesedihan para MU mania yang semalam dikalahkan Manchester City. Seenggaknya itu yang saya lihat dari beberapa akun fb, yang lebih asyik membahas euforia AFF ini. Sepakbola emang hiburan yang paling jebret, eh merakyat.

Share:

4 comments:

  1. tadi malam senang rasanya....
    melihat Timnas muda menang dan melihat MU terkapar di tangan saudara kandungnya...
    mantabh...
    apalagi Arsenal menang dan Ozil semakin bersinar...

    ReplyDelete
  2. waduh,,aku ngga bgitu ngikutin bola,,tp brgkli bbrpa hari lg itu kosakata akan jd tren di infotainmen dn d bahas bareng vickynisasi he he

    ReplyDelete
  3. hahaha...manteb banget komentator yang satu ini mb...walo pertama-tama agak keganggu "kok jebrat jebret sih" lama-lama lucu juga...semangat banget, walo agak lebay hehehe....salam jebret..eh salam kenal yaaa :)

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.