Tuesday 27 August 2013

Antara Borobudur dan Angkor Wat


Apa hubungannya antara candi Borobudur dan candi Angkor Wat? Saya langsung garuk-garuk kepala, bingung deh. Boro-boro ke candi Angkor Wat, ke candi Borobudur aja belum, tuh.

What???
Hus, biasa aja, enggak usah lebay gitu. Iya, saya emang belum nyambangin Borobudur tuh.  *tutup muka*
Nah, topik hari dua lomba blog #10daysforasean sekarang adalah tentang candi Borobudur yang ternyata punya kemiripan relief dengan candi Angkor Wat.

Gambar nyulik dari sini

Salah satu relief candi Angkor Wat. Gambar nyulik dari sini
Eh, gimana ceritanya, ya?
Candi Angkor Wat sendiri baru didirikan 3 abad kemudian setelah Borobudur. Borobudur didirikan oleh dinasti Sailendra pada masa bertahtanya raja Samaratungga sekitar tahun 824 masehi. Borobudur ini baru selesai pada masa pemerintahan ratu Pramudawardhani puteri dari Samaratungga.

Nah, melipir sedikit ke Kamboja,  Angkor adalah ibukota kerajaan Khmer yang dimulai pada tahun 802 masehi. Pendirinya adalah raja Hindu Jayawarman II. Eh, nampak terdengar satu rumpun, ya? Setelah ngulik sana-sini ternyata eh ternyata, Jayawarman II pernah tinggal di Jawa pada masa dinasti Sailendra. Entah untuk alasan apa doi tinggal di sana. Pengaruh kultur budaya Jawa ini sepertinya 'nempel' sama Jayawarman. Selain klaim dewa raja, nuansa Jawa juga mempengaruhi gaya candi Angkor Wat pada masa berikutnya.

Nah! mulai terlihat benang merahnya, ya. Meski pendiri kerajaan Angkor adalah Jayawarman II, candi Angkor Wat sendiri baru didirikan pada masanya Suryawarman II. Meski pada awalnya ditujukan sebagai tempat pemujaan Hindu, fungsi candi Angkor Wat ini bergeser menjadi candi Budha pada masa Jayawarman VII. Ini bisa dilihat dengan adanya relief Budha pada candi Angkor Wat.

Coba  perhatikan, saya nyaris terkecoh membaca nama-nama raja kamboja ini. Sekilas kok malah seperti naam raja-raja Jawa, ya? Apakah nenek moyangnya satu rumpun? Saya jadi ingat pelajaran sejarah waktu SMU (saat kurikulum tahun 1994 berlaku, SMA sempet diganti namanya jadi SMU, akronim yang ga asyik kedengerannya).

Ada beberapa teori tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia. Salah satunnya adalah teori yang menyebutkan kalau nenek moyang kita itu berasal dari Yunan. Teori lain menyebutkan kalau ternyata nenek moyang bangsa Indonesia itu asli penduduk Jawa dan sederet teori lainnya. Menariknya, Teori Yunan  ini juga bilang kalau bahasa Melayu satu rumpun dengan bahasa Champa (Kamboja). Pendapat lain yang mendebat teori menyanggah dan menganggapnya sebagai suatu kebetulan saja.  Bangsa Indonesia bersal dan berkembang dari Nusantara. Well, soal ini bukan domain saya buat membahasnya. Yang ada saya bisa kena jewer ahli sejarahnya.

Sebenarnya, bukan cuma Borobudur dengan Angkor Wat saja yang mempunyai kesamaan. Sebutlah candi Sukuh yang punya kemiripan dengan piramida suku Aztec  yang di Mexico. Perlu waktu yang lumayan lama untuk menghubungkan dua kawasan, itu ya. Entah teknologi seperti apa kalau ternyata pada masa itu sudah terjalin komunikasi dari dua kawasan yang berjauhan ini.

Jadi, apakah bangsa Indonesia dan bangsa Kamboja berasal dari nenek moyang yang sama? Atau apakah bangsa Indonesia pada masa itu sudah mempunyai wilayah kekuasaan yang luas? Sebagai reminder, dinasti Sailendra berkuasa pada masa Mataram lama dimulai pada tahun 752 Masehi sedangkan Majapahit baru muncul sekitar tahun 1293. Jauh sebelum Gajah Mada bersumpah menyatukan Nusantara. Seperti yang disebutkan batasan wilayah imperium Majapahit diantaranya adalah Thailand, Laos, Myanmar, Kamboja (Champa) dan Vietnam.

Yang jelas, seperti sudah saya ceritakan di atas, pendiri kerajaan Angkor, Jayawarman II pernah menetap di Jawa pada masa dinasti Sailendra berjaya. Jadi, ada apa, ya?


    
Share:

0 Comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.