Wednesday 10 April 2013

Review Cerita Di Balik Noda - 42 Kisah Inspirasi Jiwa




Judul Buku : Cerita DiBalik Noda - 42 kisah inspirasi jiwa
ISBN:  9789799105257
Pengarang:  Fira Basuki
Penerbit :  Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Halaman :  248
Dimensi(mm): 135 x 20


Biasanya, yang terbersit di benak kita saat mendengar kata noda  adalah jorok, ceroboh, atau malah kekhawatiran bagaimana cara menghilangkan noda saat mencucinya. Padahal, tidak selamanya noda berkonotasi negatif. Ada banyak rangkaian hikmah yang bisa kita temukan dibalik noda itu jika kita bisa melihat sisi lainnya.  
Itulah yang ingin disampaikan oleh Fira Basuki dan kawan-kawan dalam kumpulan 42 kisah yang terangkum dalam buku Cerita di BalikNoda. Tentu saja, kita sudah tidak asing lagi dengan jargon “Berani Kotor itu Baik”, kan? Kita kerap menyaksikan jargon yang sudah melekat dengan  iklan detergen pembersih Rinso yang wara-wiri di layar televisi setiap hari. Eh, tapi jangan kira kalau buku ini mengajarkan bagaimana cara mencuci pakaian kotor kembali cemerlang. Hohoho, anda akan kecewa dibuatnya, karena tidak ada satu halamanpun yang membahasnya.  

Penulis Best Seller, Fira Basuki bersama para penulis lainnya yang sebagian besar wanita dengan berbagai latar  (ibu rumah tangga, karyawati, guru) urunan dalam kumpulan kisah menawan ini. 

Memutar kembali lembaran kenangan masa kecil dulu mungkin anda masih ingat, kita sering bermain kotor-kotoran, entah itu membuat kue-kue lumpur, memanjat pohon-pohon dan turun ke bawah dengan noda getah yang tiba-tiba sudah membaur dengan pakaian, bermain dolanan di lapang lalu sore harinya kita kembali dengan tatapan kesal dan gemas orang tua kita yang melihat kita sudah kotor tidak karuan. Ada juga orang tua kita yang tersenyum melihatnya sebagai proses kita mengeksplorasi kreatifitas. Tentu saja, masih banyak serangkaian permainan lainnya yang jarang kita temukan lagi saat sekarang ini. Ehm, saya termasuk yang menikmati masa kecil dengan bermain-main di luar dibanding dengan boneka-bonekaan mahal atau mainan canggih seperti PS atau game on line.
Nah, kembali lagi dengan review buku ini, menekuri kisah demi kisah dalam buku ini akan membuat kita tersenyum geli bahkan terharu dibuatnya. Misalnya, cerita Bos Galak yang menjadi pembuka cerita dalam buku ini. Kisah Rani seorang karyawati baru yang nekat memberikan kejutan ulang tahun untuk Bu Elsi, bosnya yang galak. Gara-gara insiden kecil saat pemberian kejutan ini, akhirnya seisi kantor mengetahui apa pasalnya Bu Elsi bersikap galak. Berita bagusnya, insiden kecil itu pula yang melumerkan hati Bu Elsi, sang bos kembali cair dan hangat dengan para karyawannya.
Berlanjut cerita lainnya yang berjudul  Sarung Ayah. Dalam kisah ini, seorang  anak kecil yang ditinggal mati ayahnya yang terlihat acuh ternyata mengajarkan sang ibu untuk berbesar hati melepaskan kepergian suaminya. Ehm, sayangnya cerita ini sedikit terusik dengan kerancuan. Di awal cerita, disebutkan nama anak itu adalah Dewi dan mempunyai tante bernama Wulan. Beralih ke paragraf-paragraf berikutnya, sang anak disebutkan bernama Wulan. Well, terlepas dari hal ini, kisahnya cukup menyentuh kita sebagai pembaca.

Berkotor-kotor ria ternyata juga tidak sebanding dengan nilai moral yang didapatkan. Seperti kisah Ali dalam cerita Siluman Tikus. Simpati Ali yang menolong Mak Sa, seorang janda tua yang hidup menyendiri membuat pandangan ibu-ibu yang doyan merumpi dan berspekulasi dengan dugaan-dugaan berlebih berubah menjadi simpati. Ali dengan jiwa sosialnya yang luar biasa berhasil menghapuskan paranoid yang melanda para ibu-ibu dengan tudingan-tudingan klenik. Coba juga baca kisah tentang persahabatan tulus Gwen (Imlek buat Lela) yang merelakan seluruh uang angpaunya diberikan kepada Lela, putri pembantunya, yang juga sahabat Gwen. Alih-alih memberikan sepeda lamanya, Gwen tidak keberatan memberikan sepeda barunya kepada Lela, satu sikap yang membuat ibunya malu sekaligus terharu.

Secara pribadi saya paling menyukai kisah Harta Sebenarnya. Liburan Puspa dan Donny di kampung memberikan inspirasi bagi Donny dan saudara sepupu Puspa, Lola. Berkat kecerdikan kakek, Donny dan Lola yang semula merasa jijik bermain-main lumpur, menjadi bersemangat ikutan turun dalam kubangan setelah menemukan kaleng yang berisi harta karun. Ide awal sang kakek untuk mencari sandal jepitnya yang jatuh dalam kubangan lumpur bukan saja berhasil mencairkan wajah cemberut Donny dan Lola. Pesan yang ditemukan dalam kaleng-kaleng itu memberikan makna yang mendalam. “Kebahagiaan itu ada dalam hatimu bukan di benda-benda sekitarmu” atau “Orang hebat adalah yang kakinya menapak tanah”, mengajarkan mereka untuk tidak materialistis dan selalu bersikap rendah hati.
  
Lalu, apakah sandal jepit kakek berhasil ditemukan? Apakah anda juga penasaran apa yang membuat Bu Elsi bersikap dingin? Atau bagaiama Dina bisa berbesar hati melepaskan kepergian ibu yang begitu mendadak (Pohon Kenangan) dan kelembutan Arga yang begitu tulus merangkul Azha untuk bersahabat tanpa mengiraukan kekurangan Azha? (Teman Sejati).
Ngomong-ngomong soal kreatifitas, kita juga bisa membaca cerita Nisa (Koki Cilik) yang menginspirasi ibunya untuk membuka usaha bisnis kue, atau Ivan dengan daun-daunnya menciptakan ide "Batik Nigeria" yang menjadi jalan pembuka orang tuanya untuk membayar hutang-hutangnya.

Ah, masih banyak lagi kisah-kisah lainnya yang tak kalah menarik dalam Buku Cerita di Balik Noda ini.  Nah, tunggu apalagi? Ayo segera cari bukunya.
Share:

3 comments:

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.