Wednesday 4 January 2012

Memaafkan, Menyantuni, Mengampuni


 Kemarin aku  nambah lagi ilmu baru dari teman baru sekaligus guru  yang membahas  Surat At-Taghabun ayat 14. Sayang sekali  kalau ga dishare nih. Jangan segan buat kasih komen atau kritik kalau ada yang salah dengan posting ini ya.

Bismillahirrahmanirrahiim


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ


Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ada tiga kunci dalam surat ini, Ifdzaruu, Ta'fuu, Tashfahuu. Ifdzaruu : Memaafkan, Ta'fuu : menyantuni/berlapang hati dn Tashfahuu : Mengampuni.


Dalam berumah tangga, tidak selalu episode yang dijalani terasa indah dan manis. Dalam satu masa, akan ada riak-riak kecil,  gelombang hingga badai menghadang. Jika tidak ada yang satu pihak yang mengalah, bersikeras mempertahankan ego, maka 'perang teluk' akan terjadi dalam rumah tangga. Berujung perceraian? Ah jangan sampai.

Dalam sebuah hadis disebutkan: sesungguhnya iblis (raja setan) membangun singgasananya di atas air kemudian mengutus balatentaranya (untuk menebar malapetaka dan dosa). Setan yang paling dekat kedudukannya dengan iblis adalah yang paling hebat menimbulkan malapetaka di antara manusia. Salah satu setan ber kata, aku telah melakukan ini dan itu. Iblis menjawab, kamu belum berbuat apa-apa. Setan lainnya melapor, aku tidak biarkan manusia sampai aku ceraikan dia dari kelurganya. Maka Iblis mendekatkan setan ini seraya berkata, kamu yang paling hebat. (HR Ahmad,’Abd bin Hamid dan Muslim dari Jabir).

Kalau suami/istri bisa menahan diri dan bisa terhindar dari perceraian, justru rumah tangga yang sakinah, mawaddah,  warrahmah lah yangn bakal tercipta. Nah justru ini yang setan ga suka. Rumah tangga yang berantakan membuat anak-anak menjadi terlantar, padahal fondasi terpenting pendidikan berangkat dari rumah. Agregasi individu yang berantakan dalam masyarakat yang menimbulkan kondisi yang mengerikan. Lihatlah negara-negara yang tingkat peceraiannya tinggi, seperti AS. Pergaulan bebas, tingkat kejahatan, stress dan sebagainya jadi virus mengerikan di sana.

Berjanjilah untuk menata hati lebih baik, menjadi pribadi yang lebih tenang dan bekal ilmu yang selalu lebih baik dari hari ke hari. Jadi teringat satu materi yang disampaikan dalam satu kajian. Semakin lama bahtera rumah tangga mengarungi samudera, semakin banyak doa dan air mata yang tercurah. Yang baru menikah, yang sedang dalam proses sepertinya ga ada apa-apanya ya? Tapi juga bukan jadi alasan untuk mundur dan menyerah. Setiap pilihan ada konsekuensinya kan?

Kesannya sotoy ya, secara saya belum mengalami. Tapi siapa sih yang mau rumah tangganya berantakan? Saya yakin ga ada. Semoga dia yang nun jauh di sana punya visi & misi yang sama. Aamiin :)
Share:

0 Comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan jejak di sini, saya bakal kunjung balik lewat klik profil teman-teman. Mohon jangan nyepam dengan ninggalin link hidup. Komentar ngiklan, SARA dan tidak sopan bakal saya delete.